5 Tips Nyusun Budget Ramadhan Supaya Kantong Gak Jebol

Menghitung Budget Ramadhan (Shutterstock)

Bulan Ramadhan akan tiba dalam waktu dekat, layar televisi pun sudah tayang iklan-iklan berbagai produk untuk Ramadhan. Bulan yang paling spesial bagi umat muslim ini memiliki berbagai keistimewaan.

Tapi, jelang Ramadhan seperti ini, ada baiknya mengetahui dan paham bagaimana mengatur keuangan selama Ramadhan nanti.

Tujuannya jelas, agar selama bulan puasa hingga selesai Hari Raya Idul Fitri nanti keuangan keluarga tidak akan kebobolan atau boros. Karena mementingkan keinginan daripada kebutuhan.

Lucunya, sudah menjadi tradisi jika bulan Ramadhan tiba, maka pengeluaran dan kebutuhan akan melonjak, ditambah harga kebutuhan pokok akan meningkat.

1. Susun Budget Ramadhan

Menyusun budget keluarga selama satu bulan penuh akan sangat membantu guna mengontrol berbagai kebutuhan, termasuk pengeluaran rutin dan tidak rutin.

Untuk pengeluaran rutin, biasanya akan dikeluarkan secara pasti. Diantaranya pembayaran tagihan, seperti listrik, air, hingga telepon, maupun entertainment dan belanja kebutuhan keluarga.

Pengeluaran utang atau cicilan, pos ini penting dialokasikan dengan cemat. Agar saat kebutuhan biaya meningkat, pos cicilan tetap terpenuhi dengan aman. Mulai dari cicilan rumah, kendaraan, hingga kartu kredit. Tetapi ingat pos ini tidak boleh melebihi 30 persen dari penghasilan bulanan.

Investasi, salah satu pos penting ini juga tak boleh dilewatkan, jangan sampai kebutuhan meningkat, pos investasi jadi terabaikan, atau anggaran investasi dialihkan demi konsumsi.

Sediakan dana investasi sebesar 10 persen dari penghasilan setiap bulan, tentunya disesuaikan dengan  rencana keuangan setiap bulan.

Kemudian, yang tak kalah penting adalah menyiapkan dana darurat. Dana ini digunakan sebagai cadangan apabila ada kebutuhan biaya yang tak terdua, seperti sakit, atau kebutuhan mendesak.

2. Atur Alokasi Uang THR

Tunjangan Hari Raya (THR) tentu menjadi penghasilan tambahan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Tetapi banyak yang terjebak dengan mengutamakan konsumtif semata, agar tak hilang begitu saja, susun alokasi uang THR setelah Ramadhan.

Uang THR bisa digunakan untuk investasi, atau pembayaran zakat, infaq, dan sedekah dalam satu tahun.

Alokasikan juga uang THR sebagian masuk kedalam pos biaya tak terduga.

3. Belanja Kebutuhan dengan Bijak

Setelah menyusun budget selama Ramadhan, tentu harus konsisten akan apa yang sudah disusun dan jangan keluar dari garis yang sudah ditetapkan.

Belanja kebutuhan Ramadhan juga bisa disiapkan dari saat ini, dimana harga kebutuhan pokok masih stabil dan terjangkau.

Mulai dari kebutuhan sehari-hari, hingga kebutuhan Lebaran nanti, dengan itu pos keuangan yang disiapkan akan sesuai budget anggaran keluarga.

4. Membatasi Biaya Buka Puasa Bersama

Selama Ramadhan, tentu merupakan waktu yang tepat untuk bersilaturahmi bersama temen, kerabat, hingga keluarga.

Akan tetapi, ada baiknya membatasi pengeluaran biaya yang berlebihan. Seperti acara buka puasa bersama, silaturahmi tentu merupakan kegiatan yang positif, akan tetapi jika berlebihan, makna Ramadhan akan hilang.

Tak mengherankan pengeluaran biaya akan meningkat, karena sering datang acara buka puasa bersama diluar, tak heran jika pengeluaran biaya akan meningkat.

5. Ciptakan Peluang Tambahan

Jika memungkinkan, ciptakan mendapatkan pemasukan tambahan. Biasanya pada bulan Ramadhan akan banyak para pedagang makanan dadakan.

Hal itu lumrah terjadi karena ada peningkatan permintaan pasar, mulai dari jajanan pasar, menu berbuka puasa atau takjil, hingga makanan berat.

Akan tetapi, jika tak memiliki waktu yang cukup mengurusi usaha kuliner, bisa juga mengambil peluang lain. Seperti membuat kartu ucapan, souvenir khas Idul Fitri, hingga pembuatan amplop untuk Idul Fitri.

Era digital seperti saat ini memberikan peluang bagi yang memiliki keahlian desain, editing video, suara, hingga kerajinan tangan edisi Idul Fitri.

Jika tak memiliki keahlian tersebut, bisa juga menjadi reseller busana muslim keluarga, hijab, hingga perlengkapan ibadah muslim. Namun harus lebih cermat dalam menentukan produk yang dijual, hingga lihai dalam penasaran produk secara online.

Editor: Ayyi Achmad Hidayah