5 Fakta George Soros, Investor yang Jadi Biang Keladi Krismon 1998

George Soros (businessinsider.sg)

Dituding sebagai biang kerok di balik guncangnya perekonomian Indonesia dan Asia tahun 1998, sepertinya gak bikin George Soros berhenti buat bermain investasi.

George Soros ini emangnya siapa sih? Kok bisa-bisanya bikin krisis?

Sosok yang satu ini boleh dibilang sebagai salah satu investor kelas kakap dunia. Kiprahnya di dunia investasi gak perlu diragukan lagi. Sepak terjangnya selalu dapat sorotan dari media-media internasional.

Terakhir, George Soros dikabarkan memprediksi terjadinya krisis besar, khususnya di Eropa, pada tahun ini. Tentu aja apa yang dikatakan Soros gak bisa dianggap remeh. Sebab ramalan-ramalannya udah sering terbukti di masa lalu.

Misalnya aja krisis ‘98 di Indonesia yang bermula di Thailand. George Soros memprediksi bakal terjadi devaluasi parah di Thailand. Didasari prediksinya tersebut, ia meminjam baht yang kemudian ditukar ke dolar yang nilainya mencapai US$ 1 miliar.

Benar saja. Mata uang baht melemah terhadap dolar. Nilai baht bahkan merosot terlalu dalam. Dampaknya pun gak cuma terasa di Thailand, tapi juga ke Korea, Filipina, Malaysia, dan juga Indonesia.

Maka terjadilah krisis ‘98 di Indonesia. Bank dan perusahaan besar banyak yang tumbang. PHK besar-besaran di mana-mana. Hingga akhirnya Presiden Soeharto juga ikut tumbang.

Di balik secuil kisahnya yang fenomenal, ternyata pria berusia 87 tahun ini menyimpan kisah lain yang menarik buat diulik. Penasaran seperti apa kisahnya? Inilah lima fakta George Soros, salah satu investor bertangan dingin di dunia.

1. George Soros udah belajar survive sejak anak-anak

George Soros
Getirnya masa kecil bikin Soros belajar banyak hal (absolutepatriot)

Masa anak-anak biasanya dilalui dengan kenangan-kenangan yang ceria dan bahagia. Terbalik dengan yang dialami George Soros.

Terjebak dalam kemelut Perang Dunia II membuat pria kelahiran Budapest, Hungaria ini harus merasakan pahitnya penjajahan yang dilakukan Nazi Jerman. Situasi yang genting saat itu bikin Soros dan keluarganya harus pintar-pintar dalam bersembunyi.

Dalam situasi ini pula, dia belajar bagaimana bertahan hidup alias survive. Bersama ayahnya, ia menyediakan dokumen-dokumen palsu buat orang-orang yang ingin menyelamatkan diri dari Nazi Jerman.

2. Terobsesi ide open society semasa kuliah

Usai Perang Dunia, Soros kemudian hijrah ke Inggris. Di sana dia menempuh pendidikan mengambil bidang ekonomi.

Di bawah bimbingan gurunya Karl Popper, dia berkenalan dengan ide open society. Ide open society ini adalah ide yang mendukung adanya masyarakat yang liberal dan menolak pandangan-pandangan yang diklaim sebagai kebenaran mutlak.

Soros yang pernah mengalami pahitnya masa perang tertarik dengan ide tersebut. Saking terobsesinya, dia pun memakai istilah open society sebagai nama yayasannya.

3. Memulai karier di Wall Street

George Soros
Wall Street (nypost)

Menginjak usia 26 tahun, Soros memutuskan pindah ke Amerika Serikat. Pengalaman sewaktu berkarier di bank membawanya bekerja di sejumlah perusahaan di Wall Street dengan posisi sebagai trader dan analis.

Dengan kemampuan dan kecerdasannya, Soros sukses mengelola dana yang dipercayakan kepadanya.

4. Kaya miliaran dolar dari investasi

Lama bekerja di sejumlah perusahaan, George Soros memilih buat mendirikan perusahaannya sendiri. Bersama asistennya, dia menjalankan Soros Fund Management pada tahun 1973.

Soros Fund Management merupakan perusahaan pengelola investasi global (hedge fund). Demi dapat profit besar, hedge fund menggunakan cara-cara yang terbilang agresif. Bisa dibilang cara-cara tersebut sebagai tindakan spekulasi buat raih untung secara cepat.

Lewat perusahaan yang berubah nama menjadi Quantum Fund inilah, Soros mencetak banyak untung. Dikutip dari Kontan pada tahun 2014, sejak berdirinya, Quantum Fund telah raih untung sekitar US$ 39,6 miliar atau Rp 491 triliun kalau pakai kurs 2014 yang satu dolarnya Rp 12.400. Ini udah termasuk untung yang diperoleh dari krisis di Inggris dan Asia.

5. Sosok dermawan yang beramal miliaran dolar

George Soros
Lewat yayasannya Open Society, Soros beri banyak bantuan (philanthropy)

Banyak kecaman yang datang karena tindakan-tindakan Soros dalam berinvestasi dianggap perbuatan amoral. Salah satu kecaman tersebut datang dari Mahathir Mohamad.

Soros pun gak tinggal diam. Dia beralasan krisis yang terjadi karena kelalaian dari regulator. Nah lho?

Lanjut lagi. Soros bilang akibat kesalahan regulator itulah krisis bisa muncul. Malahan dia membalas Mahathir dengan menyebutnya sebagai orang yang korup.

Walau banyak yang gak suka, sosoknya sebagai dermawan emang layak dipuji. Atas nama filosofi yang diyakininya, Soros melakukan banyak aksi kemanusiaan lewat yayasan Open Society yang didirikannya tahun 1979.

Dana amal yang diberikannya gak cuma sejuta dua juta, tapi miliaran dolar! Yang kalau dirupiahkan mencapai puluhan triliun rupiah. Ternyata anggapan orang kaya itu cuma peduli sama dirinya sendiri gak benar ya?

Sampai sekarang di usianya yang udah uzur, George Soros belum pensiun dari dunia investasi. Ia pun gak segan berbagi ilmu suksesnya dalam berinvestasi lewat bukunya yang berjudul The Alchemy of Finance.

Semangatnya sungguh luar biasa ya!