Selain Eka Tjipta Widjaja, Ini 5 Pengusaha Sukses yang Dulunya Cuma Imigran

Eka Tjipta Widjaja (Tempo).

Sebagai pengusaha kaya di Indonesia, kisah mendiang Eka Tjipta Widjaja mendirikan Sinar Mas Group memang sangat inspiratif. Apalagi kalau kamu tahu bahwasannya dirinya yang cuma tamatan SD, pernah hidup susah, dan mengalami jatuh-bangun dalam berbisnis.

Pria yang lahir dengan nama Oei Ek Tjhong adalah seorang imigran dari Negeri Tirai Bambu yang akhirnya menetap di Makassar pada 1932. Berawal dari jualan biskuit dan gula, dia pun berhasil mengembangkan bisnisnya hingga akhirnya dia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

Asal kamu tahu, gak cuma Eka Tjipta Widjaja doang lho imigran yang akhirnya sukses dan jadi salah satu pengusaha kaya di Indonesia. Masih ada banyak imigran-imigran lainnya yang punya prestasi mirip dengan Eka.

Penasaran? Yuk simak ulasannya di bawah sini.

Baca juga: 6 Bedak Tabur Murah yang Cocok Untuk Kantong Mahasiswa, Bikin Kamu Makin Cantik

1. Sudono Salim

pengusaha sukses
Sudono Salim (Tempo)

Pria kelahiran Fukien, Cina, 1916 silam ini kerap disapa Liem Sioe Liong. Dia merupakan salah satu konglomerat yang sangat terpandang di era orde baru.

Salim yang wafat pada 2012 lalu, hanyalah seorang putra petani di Cina yang merantau ke Indonesia bersama kakaknya, Liem Hoe Sie. Sesampainya di Kudus dia pun memulai bisnisnya dengan menjual minyak tanah.

Dari minyak tanah, Salim akhirnya mencoba mengembangkan usahanya hingga ke bisnis cengkeh hingga rokok. Dan di tahun 1945 bisnisnya semakin moncer karena dia cukup dekat dengan Pemerintah Indonesia.

Singkat cerita, dia pun mendirikan Bank BCA yang akhirnya diakuisisi oleh keluarga Hartono. Belum lagi di bawah payung Salim Group, dia mendirikan Indofood, Indocement, Indomobil, Indomaret,

2. Liem Seeng Tee

pengusaha sukses
Liem Seeng Tee (indonesian famous)

Pria ini adalah kakek dari Putera Sampoerna yang kini memimpin PT HM Sampoerna, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia.

Sebelum jadi pengusaha kaya di Indonesia, Liem Seeng Tee hanyalah imigran miskin dari Fujian yang merantau ke Indonesia tahun 1858 bersama keluarganya. Tapi nahas, ayahnya meninggal dunia, dan dia pun dititipkan di salah seorang keluarga Tionghoa di Bojonegoro.

Liem Seeng Tee kecil memang sangat rajin dan mandiri. Walau usianya belum menginjak remaja, dia sudah berjualan makanan ringan di kereta.

Setelah menikah, dia bekerja di salah satu pabrik rokok Lamongan hingga akhirnya, dia pun resign dan memutuskan untuk mendirikan warung di Surabaya. Di warung itulah dia menjual rokok-rokok hasil lintingannya sendiri.

Bisnis ini sempat jatuh bangun, hingga pada suatu saat Liem Seeng Tee membeli sebuah pabrik rokok yang bangkrut dengan harga murah. Tapi siapa sangka, perusahaan itulah yang jadi cikal bakal Sampoerna.

Setelah Liem menghembuskan nafas terakhirnya, perusahaan ini pun diwariskan ke putrinya. Sekarang, keluarganya pun menjadi keluarga pengusaha kaya di Indonesia.

Baca juga: Punya Mata Panda? Ini Rekomendasi Eye Cream Murah Terbaik yang Bisa Dipilih

3. Go Soe Loet

Go Soe Loet

Di tahun 1920an, Go Soe Loet dan Go Bie Tjong merantau ke Hindia Belanda untuk memulai usaha. Mereka pun memutuskan untuk menjual kopi bubuk Hap Hoo Tjan di Surabaya.

Pada awalnya, dia hanya menjual kopi tersebut dengan menggunakan sepeda onthel dari kampung ke kampung, dan pelabuhan. Target market mereka pada saat itu adalah para pelaut dan masyarakat sekitar pelabuhan.

Bisnis itu pun lama kelamaan moncer hingga akhirnya, terjadi ajang persengketaan bisnis antar keluarga Go. Go Soe Loet sendiri mendapat pabrik penggorengan kopi, dia pun melanjutkan usaha itu bersama anak-anaknya.

Meskipun Hap Hoo Tjan akhirnya gulung tikar, putra Go Soe Loet, Sudomo, sudah menyelamatkan bisnis tersebut dengan mendirikan PT Santos Jaya Abadi. Singkat cerita, produk kopi mereka yang diberi nama Kapal Api pun bisa menguasai pasar Indonesia dan mendunia.

4. Low Tuck Kwong

Low Tuck Kwong (Forbes).

Orang terkaya di Indonesia urutan ke 11 ini kerap dijuluki raja batu bara. Dia mendirikan PT Bayan Resource Tbk, dan menguasai saham di Manhattan Resources.

Berbeda dengan yang lain, pria asal Singapura ini adalah putra dari seorang pengusaha konstruksi di negaranya, David Low Yi Ngo. Dia dulu bekerja di perusahaan ayahnya ketika masih berusia 20 tahunan.

Di tahun 1972, pria kelahiran 1948 silam ini mengadu nasib ke Indonesia dan tepat pada tahun 1992 dia resmi jadi WNI.

Pada 1997, dia membeli tambang batubaranya yang pertamanya melalui PT. Gunungbayan Pratamacoal. Tahun 1998, melalui PT Dermaga Perkasapratama, Ia juga mengoperasikan Terminal Batubara di Balikpapan, Kalimantan.

Baca juga: 12 Tempat Wisata Gratis di Tokyo Ini Mampu Sempurnakan Pelesiranmu di Jepang

5. Sri Prakash Lohia

Sri Prakash Lohia

Nah yang satu ini juga merupakan imigran, tapi imigran dari India bukan dari Cina. Dan sekarang, dia menduduki posisi ke empat orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

Pengusaha kaya di Indonesia ini pindah ke Indonesia bersama sang ayah di tahun 1973. Dia menjual benang pintal dan mendirikan usaha bernama Indorama Synthetic.

Mengingat tidak ada pengusaha yang bermain di ranah ini, keluarga Lohia pun berhasil memanfaatkan momentum untuk menjadi yang nomor satu di Indonesia.

Gak cuma benang pintal, mereka pun memproduksi polyethylene terephthalate (PET). PET itu sendiri digunakan untuk membuat bikin botol plastik Coca Cola dan Pepsi.

Usaha itu pun dia kembangkan lagi hingga ke negara lain. Kabarnya, Lohia juga mengakuisisi salah satu BUMN di Nigeria yang merupakan penghasil poliolefin terbesar di dunia!

Uniknya, Sri Prakash ternyata adalah seorang ipar dari Lakshmi Mittal yang ternyata adalah salah satu orang terkaya di Negeri Bollywood! Wow, ini baru keluarga crazy rich!

Itulah lima orang imigran dari negara lain yang berhasil jadi pengusaha kaya di Indonesia. Kalau dipikir-pikir, semuanya memulai usaha dari nol, semua pernah merasakan kerugian, hingga akhirnya jadi salah satu yang terkaya di Indonesia.

Dan yang cukup mengejutkan, mereka dulu cuma pendatang lho bukan warga asli.

Itu artinya, kamu yang memang sudah paham soal pasar di Indonesia ini tentu bisa jadi lebih sukses dari mereka. Pede aja, dan tentunya harus siap kerja keras jika ingin sukses di masa depan. (Editor: Winda Destiana Putri).