6 Orang Terkaya di RI Ini Sukses Jadi Pengusaha Setelah Resign Kerja

Konglomerat Indonesia

Ketika dengar kata konglomerat Indonesia, tentu yang terbayang di benakmu adalah orang-orang yang tajir dan hartanya gak habis sampai tujuh turunan. Apa aja mungkin bisa mereka beli.

Selain membicarakan hidup mereka kini, satu hal yang juga menarik buat dibahas adalah kehidupan mereka sebelum jadi orang kaya. Dari sana kita bisa belajar banyak. Gimana cara mereka bangun bisnis, misalnya.

Asal kamu tahu nih, gak semua konglomerat di Tanah Air ini lahir dan diwariskan usaha dari keluarganya. Sebagian dari mereka juga sempat merasakan jadi karyawan lho.

Penasaran siapa aja konglomerat yang dulunya karyawan? Inilah mereka.

1. Pendiri Gudang Garam

konglomerat indonesia
Surya Wonowidjojo (Alchetron)

Perusahaan rokok raksasa ini didirikan oleh seorang yang dulunya bekerja di pabrik rokok Cap 93. Namanya Surya Wononwidjojo. Rokok Cap 93 merupakan salah satu merek rokok yang paling top di Jawa Timur era 1950an.

Surya memutuskan buat resign dan mendirikan usaha yang sama. Rokok buatannya diberi nama Ing Hwie, dan dua tahun kemudian berubah jadi Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam.

Gudang Garam laris di pasaran Indonesia dan mengantarkan Surya jadi orang kaya. Sepeninggal Surya, bisnis ini pun diwariskan ke putranya Rachman Halim. Rachman pun mewariskan lagi ke adiknya, Susilo Wonowidjojo.

Sekarang, Susilo berhasil duduk di peringkat ketiga orang terkaya di Indonesia.

2. Pendiri PT Trakindo Utama

konglomerat indonesia
Achmad Hamami (Forbes)

Sebelum mendirikan PT Trakindo Utama dan jadi konglomerat Indonesia, Achmad Hamami adalah perwira militer. Dia adalah pilot jet tempur Angkatan Laut.

Namun karena satu dan lain hal, dia resign dan membuka kursus matematika. Singkat cerita, Hamami gak melanjutkan bisnis ini dan bekerja di Indoconsult Associates (BKPM). Dia jadi bawahannya Soemitro Djojohadikoesoemo, bapaknya Prabowo Subianto.

Di situlah dia berkenalan dengan pendiri Caterpillar, yang akhirnya menawari Hamami kerja sama buat jadi distributor. Kesuksesannya dimulai dari sini.

Saat ini, Forbes melaporkan bahwa Hamami duduk di posisi ke-39 orang terkaya di Indonesia.

3. Pendiri GarudaFood

konglomerat indonesia
Sudhamek AWS (Kompas)

Dulu, konglomerat Indonesia yang bernama Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto (AWS) adalah seorang karyawan PT Gudang Garam, Kediri.

Sebetulnya Sudhamek adalah keluarga pengusaha. Tapi dia menolak warisan bisnis sang ayah. Namun, ketika ayahnya meninggal, hati pria kelahiran 1956 silam ini berubah pikiran. Dia akhirnya menahkodai bisnis tepung tapioka sang ayah, PT Tudung.

PT Tudung mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perusahaan itu berubah nama jadi PT Tudung Putrajaya dan menjual kacang garing tanpa merek.

Lambat laun, perusahaan itu jadi perusahaan consumer goods besar yang gak cuma memproduksi kacang garing. Mereka juga membuat makanan-makanan lain.

Sudhamek sukses masuk ke jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes.

4. Pendiri PT Barito Pasific

konglomerat indonesia
Prajogo Pangestu (Okezone)

Selain jadi konglomerat Indonesia, Prajogo Pangestu yang mendirikan PT Barito Pasific juga dikenal dengan julukan Si Raja Kayu. Dan itu bukan tanpa alasan.

Sebelum terjun ke dunia bisnis, Prajogo adalah seorang karyawan di PT Djayanti Group. Perusahaan itu dimiliki seorang pengusaha kayu asal Malaysia.

Prajogo yang berhasil jadi General Manager di perusahaan itu, akhirnya memilih buat mengundurkan diri karena pengin fokus berbisnis. Pada awalnya, dia mendirikan CV Pasific Lumber Coy, dan singkat cerita perusahaan itu menjadi PT Barito Pasific.

Bisnis perkayuannya pun membuahkan hasil yang cukup manis. Forbes pun mencatat nama Prajogo Pangestu sebagai orang terkaya di Indonesia urutan ke-11.

5. Pendiri PT HM Sampoerna

pengusaha sukses
Liem Seeng Tee (indonesian famous)

Setelah menikah dengan Liem Tjiang Nio, Liem Seeng Tee bekerja di pabrik pelintingan rokok di Lamongan. Namun dia berhenti dan memulai bisnis warung kecil di Surabaya. Di warung itulah dia menjual makanan dan rokok hasil lintingan sendiri.

Suatu ketika Liem ditawarkan buat membeli pabrik tembakau dengan harga murah. Soalnya, pabrik itu nyaris bangkrut. Liem jelas gak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Lambat laun, alih-alih bangkrut, usaha ini malah berkembang. Menjelang pendudukan Jepang, perusahaan ini udah memiliki 1.300 karyawan.

Salah satu rokok terkenal yang mereka produksi adalah Dji Sam Soe yang sekarang masih ada di pasaran.

Saat ini, perusahaan itu dipimpin oleh Putera Sampoerna, generasi ketiga Lim Seeng Tee. Putera Sampoerna pun duduk di urutan ke -14 orang terkaya di Indonesia.

6. Pendiri Triputra Group

konglomerat indonesia
Theodore Rachmat (Tempo)

Konglomerat Indonesia bernama Theodore Rachmat adalah orang terkaya di Indonesia urutan ke-19. Sebelum mendirikan Triputra Group yang bergerak di bidang karet olahan, batu bara, perdagangan, manufakturing, agribisnis, dealer motor, dan logistik, dia adalah karyawan di perusahaan pamannya sendiri.

Pamannya gak lain dan gak bukan adalah William Soeryadjaya. Saat itu, Theodore bekerja sebagai seorang sales Astra yang akhirnya dipercaya buat memimpin United Tractor.  

Bersama sepupunya, Edwin Soeryadjaya, dia pun ikut serta dalam membesarkan tambang batu di Kalimantan milik PT Adaro Energy.

Itulah cerita enam konglomerat Indonesia yang dulunya sempat merasakan jadi pegawai. Cerita mereka mengingatkan kita bahwa siapa pun dia, di mana pun mereka bekerja, pasti bisa jadi pengusaha sukses jika emang berani mengambil risiko.

Kisah konglomerat Indonesia ini juga bisa jadi pelajaran penting buat kamu yang pengin resign demi fokus berbisnis.