Nilainya Kini Ribuan Triliun, 4 Fakta Netflix yang Dulunya Mau Dibeli Jeff Bezos

Aplikasi netflix

Orang terkaya di dunia sekaligus pendiri Amazon Jeff Bezos pernah melakukan penawaran buat membeli aplikasi Netflix pada tahun 1998. Informasi ini diungkapkan salah satu pendiri Netflix, Marc Randolph dalam CNBC Make It, Sabtu 21 September 2019.

Dalam artikel yang diturunkan CNBC tersebut, Randolph menceritakan, Bezos pengin bertemu dengan pendiri aplikasi Netflix Reed Hastings dan dirinya. Pertemuan tersebut disambut semangat oleh kedua pendiri Netflix itu.

Dari pertemuan tersebut, Randolph dan Hastings mengetahui rencana Bezos mau melakukan ekspansi dengan menjadikan Amazon toko online yang menyediakan produk apa saja. Salah satu upaya mewujudkan rencana tersebut adalah dengan membeli Netflix.

Pada akhirnya, kedua pendiri aplikasi Netflix itu menolak tawaran Bezos setelah melakukan berbagai pertimbangan. Saat itu, mereka sudah menyadari kalau penolakan tersebut bisa aja membuat Netflix bersaing dengan Amazon nantinya.

Namun, keputusan Randolph dan Hastings buat mempertahankan layanan video streaming itu akhirnya berbuah keberhasilan. Saat ini, Netflix masuk dalam jajaran perusahaan internet terbesar di dunia.

Menarik buat diulas, seperti apa fakta-fakta aplikasi Netflix hingga bisa menjadi layanan terpopuler di dunia, termasuk di Indonesia? Berikut ini ulasannya.

1. Berdiri pada tahun 1997, pendapatan aplikasi Netflix terus naik hingga menyentuh angka US$ 15,7 juta tahun 2018

Tahun kelahiran aplikasi Netflix dengan Amazon cuma selisih tiga tahun. Amazon didirikan Jeff Bezos pada tahun 1994, sedangkan Netflix didirikan Randolph dan Hastings pada tahun 1997.

Kini kedua perusahaan tersebut menjelma jadi raksasa bisnis di dunia internet. Pendapatan tahunan yang dicetak kedua perusahaan internet tersebut bukan main besarnya. 

Amazon pada 2018 diketahui meraih pendapatan US$ 232,9 miliar, sedangkan Netflix pada 2018 mencetak pendapatan US$ 15,79 miliar atau sekitar Rp 222 triliun.

Pendapatan (revenue) yang diperoleh aplikasi streaming itu sejak berdiri terus naik. Rata-rata angka kenaikannya per tahun dari tahun 2015 seperti yang diinformasikan Macrotrends antara 27 – 35 persen.

Baca juga: Bener Gak Sih Lebih Hemat Pakai Netflix? Ini 4 Alasan Lebih Ngirit dengan Netflix

2. Sejak 2003 Netflix catatkan keuntungan yang cenderung bertumbuh hingga angka US$ 1,21 miliar tahun 2018

Dari raihan pendapatan yang dicetak tersebut, aplikasi satu ini sukses membukukan keuntungan (profit) pada 2018 sekitar US$ 1,21 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. 

Perolehan keuntungan tahun 2018 tersebut lebih besar dibandingkan perolehan tahun 2017 yang mencapai US$ 558,93 juta.

Kalau melihat ke belakang, Netflix baru mencatatkan keuntungan pada tahun 2003. Sejak saat itu perolehan profit perusahaan video streaming ini beranjak naik walau gak tentu. Sekadar diketahui, aplikasi streaming itu pada 2003 cuma mencetak keuntungan sekitar US$ 7 juta.

3. Netflix masuk 10 besar perusahaan internet dengan nilai tertinggi di dunia

Pada 2002, aplikasi satu ini mulai terdaftar di bursa saham. Perusahaan ini resmi melakukan penawaran perdana atau initial public offering (IPO) di bursa Nasdaq yang dikenal sebagai bursanya emiten-emiten perusahaan teknologi.

Dalam IPO yang berlangsung pada 29 Mei 2002 tersebut, Netflix menawarkan 5,5 juta lembar saham dengan nilai US$ 15 per lembarnya. Kini per lembar saham berkode NFLX tersebut dijual dengan harga sekitar US$ 270,75. Kenaikan harga yang signifikan.

Naiknya harga per lembar saham ikut mendongkrak nilai jual atau kapitalisasi pasar perusahaan tersebut. 

Pada Juni 2019, kapitalisasi pasar aplikasi streaming itu tercatat mencapai US$ 158 miliar atau sekitar Rp 2.223 triliun. Dengan angka sebesar itu, membuat aplikasi ini masuk jajaran perusahaan internet bernilai tinggi di dunia.

4. Dilaporkan memiliki 150 juta pelanggan berbayar yang tersebar di seluruh dunia

Popularitasnya yang kini telah mendunia membuat aplikasi Netflix memiliki pelanggan berbayar hingga 150 juta subscriber. Jumlah pelanggan ini terus bertambah dari tahun ke tahun. 

Pada kuartal I 2019 seperti yang diberitakan CNN, Netflix mendapat tambahan pelanggan baru sebanyak 9,6 juta.

Dari 150 juta pelanggan, sekitar 60,2 juta pelanggannya diketahui berasal dari luar Amerika Serikat. Meningkatnya jumlah pelanggan aplikasi streaming tersebut mulai terlihat tahun 2012 yang berada di kisaran 20 juta pelanggan.

Semakin variatifnya tayangan yang disuguhkan dan banyaknya tayangan baru yang diproduksi Netflix, gak menutup kemungkinan jumlah pelanggannya bakal meningkat pesat. Kita tunggu saja berapa banyak orang yang berlangganan layanan aplikasi streaming tersebut.