Perbedaan Asuransi Jiwa Dwiguna (Endowment) dengan Unit Link

Asuransi jiwa dwiguna atau endowment

Asuransi dwiguna (endowment) menjadi salah satu jenis asuransi yang tersedia di Indonesia. Apa itu asuransi jiwa dwiguna? Endowment adalah asuransi kombinasi dengan manfaat akumulasi dana.

Jenis asuransi ini disediakan bagi mereka yang hendak lebih memastikan keamanan dan akumulasi kekayaan. Disebut dwiguna, karena asuransi ini memang menawarkan dua kegunaan.

Pertama, asuransi jiwa dwiguna memberikan perlindungan jiwa. Kedua, sifat asuransi ini serupa dengan tabungan. Dalam hal ini, mirip dengan tabungan rencana dan asuransi unit link.

Intinya, kalau kita ikut asuransi jiwa dwiguna, kita harus membayar premi secara rutin sampai batas waktu yang disepakati. Misalnya 10 atau 20 tahun. Bisa juga memakai batas usia tertentu, misalnya 60 tahun.

Dengan menjadi peserta asuransi ini, kita “dipaksa” menabung hingga kesepakatan waktu tersebut. Hingga kontrak itu berakhir, kita mendapat manfaat berupa asuransi jiwa.

Seumpamanya peserta sakit parah hingga gak bisa bekerja atau bahkan meninggal dunia, maka tabungan itu akan diurusi pihak asuransi.

Sampai batas waktu yang telah ditentukan, dana akan mengalir terus ke tabungan hingga bisa dicairkan oleh ahli waris saat kontrak berakhir.

Dari penjelasan di atas, fungsi asuransi jiwa dwiguna juga bisa dibilang mirip-mirip dengan asuransi unit link. Tapi sebenarnya perbedaan keduanya cukup mencolok.

Sebab, fokus asuransi jiwa dwiguna lebih pada tabungan. Asuransi jiwa menjadi pelengkap semata.

Sedangkan asuransi unit link lebih berfokus pada asuransi jiwa. Di satu sisi, investasi diperhatikan. Namun asuransi yang menyertai gak bisa ditinggalkan.

Agar lebih jelas, berikut ini perbedaan asuransi jiwa dwiguna dan asuransi unit link.

1. Asuransi jiwa dwiguna (endowment)

  • Tujuan: mengamankan dana yang pasti sampai periode tertentu tanpa menitikberatkan pada besaran imbal hasil dengan bonus asuransi jiwa
  • Uang pertanggungan*: kecil
  • Fasilitas rider**: terbatas
  • Nilai tunai: tabungan
  • Imbal hasil: sudah pasti, namun gak bisa melawan inflasi karena bunga tabungan terhitung kecil dibandingkan dengan laju inflasi per tahun
  • 2. Asuransi unit link

  • Tujuan: mencari perlindungan jiwa dengan pelengkap investasi, meski berisiko dana pada akhir kontrak jauh dari perhitungan awal karena investasi gak berjalan lancar
  • Uang pertanggungan*: besar
  • Fasilitas rider**: luas
  • Nilai tunai: hasil investasi, bisa berupa reksa dana, saham, dan lain-lain
  • Imbal hasil: tidak pasti, tapi bisa jadi jauh di atas angka inflasi. Meski harus diakui investasi dalam unit link juga bisa menimbulkan kerugian.
  • *Uang pertanggungan: uang yang diberikan kepada ahli waris nasabah ketika yang bersangkutan meninggal dunia
  • **Rider: asuransi tambahan. Misalnya sudah mengambil asuransi jiwa, bisa nambah rider asuransi kesehatan atau penyakit kritis. Nantinya, premi yang dibayarkan lebih besar sesuai dengan rider
  • Kelebihan dan kekurangan dwiguna dan unit link

    Melihat perbandingan asuransi jiwa dwiguna atau endowment  dengan asuransi unit link di atas, masing-masing memang memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri sesuai dengan kebutuhan nasabah.

    Artinya, kita sendiri selaku nasabah yang bisa menentukan, pilih asuransi jiwa dwiguna atau unit link. Secara umum, berikut ini kelebihan dan kekurangan asuransi jiwa dwiguna (endowment)  dan unit link.

    Dwiguna

  • (Plus) Kita “dipaksa” menabung, berguna banget buat yang kesulitan menyisihkan gaji tiap bulan untuk ditabung.
  • (Plus) Hasil pembayaran premi sudah pasti, yakni tabungan.
  • (Plus) Mendapat bonus asuransi jiwa, berguna bagi keluarga jika kita tiba-tiba dipanggil menghadap Yang Kuasa.
  • (Minus) Hasil terbilang sedikit, kalah dibanding laju inflasi.
  • (Minus) Premi lebih tinggi.
  • (Minus) Dana ngendon sebagai tabungan, gak bisa diutak-atik.
  • Unit link

  • (Plus) Dana premi bisa dialokasikan untuk berbagai jenis investasi untuk meraih imbal hasil maksimal, tergantung pada kondisi pasar.
  • (Plus) Bisa mendapat asuransi sekaligus berinvestasi.
  • (Plus) Bisa sekalian belajar investasi, karena ada laporan hasil investasi tiap bulan.
  • (Plus) Premi lebih rendah.
  • (Minus) Terdapat risiko investasi memble, sehingga malah rugi alih-alih mereguk keuntungan finansial dari investasi.
  • (Minus) Investasi ditangani secara privat oleh perusahaan asuransi, sehingga kita gak bisa ikut campur saat investasi berjalan.
  • (Minus) Imbal hasil investasi gak bisa langsung dinikmati setidaknya pada 5 tahun pertama pembayaran premi, karena ada yang namanya biaya akuisisi.
  • Berdasarkan informasi ini, kita bisa menentukan kira-kira mana jenis asuransi jiwa syariah ataupun dwiguna yang tepat buat kita. Biasanya, orang memilih asuransi jiwa dwiguna (endowment) saat dia masih berusia muda, di bawah 30 tahun.

    Dana yang ditabung kelak dipakai buat biaya pendidikan anak, misalnya. Bisa juga buat pensiun.

    Jenis-jenis asuransi jiwa

    Selain kedua jenis yang telah disebutkan di atas, asuransi jiwa terdiri dari beberapa jenis lainnya yang perlu kamu ketahui, di antaranya:

  • Asuransi jiwa berjangka (term life)
  • Asuransi jiwa kredit
  • Asuransi jiwa seumur hidup (whole life)
  • Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
  • Asuransi pendidikan
  • 1. Asuransi jiwa berjangka (term life)

    Sebenarnya, asuransi jiwa berjangka adalah asuransi jiwa murni. Jenis asuransi jiwa ini adalah produk asuransi yang memberikan perlindungan jiwa selama waktu tertentu.

    Biasanya masa pertanggungan produk asuransi ini adalah selama 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, 25 tahun, atau 30 tahun, tergantung, kamu ingin memilih yang mana. 

    Jika dalam masa pertanggungan tertanggung meninggal dunia, ahli waris tertanggung akan mendapatkan uang pertanggungan dari pihak asuransi.

    Selain kematian, polis asuransi ini juga menawarkan pertanggungan tambahan seperti santunan cacat tetap, pembebasan premi hingga pertanggungan kredit.

    Oleh karena itu, pertanggungan dari asuransi jiwa berjangka itu luas. Meskipun dengan premi yang kompetitif, kamu pun bisa menambahkan manfaat tambahan dengan membeli rider yang juga akan menambah biaya premi.

    2. Asuransi jiwa kredit

    Asuransi jiwa kredit adalah salah satu varian dari asuransi jiwa berjangka. Jenis asuransi jiwa ini memberikan perlindungan terhadap kerugian pada peminjam (kreditur) jika debitur meninggal dunia sebelum melunasi kreditnya.

    Sisa utang tersebut akan dibayar perusahaan asuransi. Otomatis ahli waris pun akan bebas dari utang.

    Jenis asuransi ini bermanfaat bagi kedua belah pihak. Bagi debitur, ia tidak akan meninggalkan keluarga dalam kondisi berutang.

    Sementara kreditur tidak akan dirugikan karena kredit yang ia berikan tetap dibayarkan sampai lunas.

    3. Asuransi jiwa seumur hidup (whole life)

    Seperti namanya, jenis asuransi yang satu ini memberikan perlindungan seumur hidup kepada tertanggung yang mana seumur hidup ini adalah maksimal sampai dengan usia 99 atau 100 tahun.

    Biasanya, polis asuransi ini menjanjikan pengembalian premi di akhir masa asuransi. Bahkan, jika usia tertanggung bisa lebih dari 100 tahun pun, premi tetap bisa dicairkan.

    Asuransi jiwa seumur hidup tidak akan hangus. Sayangnya, manfaat tersebut membutuhkan premi yang lebih besar dibandingkan asuransi jiwa berjangka. 

    4. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)

    Asuransi jiwa seumur hidup memiliki varian lainnya. Salah satunya adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) yang memiliki manfaat untuk mempersiapkan hari tua.

    Dengan memiliki polis dana pensiun, kamu akan mendapatkan uang bulanan seperti gaji, bahkan jika sudah tidak lagi bekerja.

    DPLK ini biasanya dibentuk bank atau perusahaan asuransi untuk menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) bagi perorangan, karyawan maupun pekerja mandiri.

    5. Asuransi pendidikan

    Jenis asuransi yang satu ini merupakan varian dari asuransi jiwa dwiguna (endowment). Namun, asuransi pendidikan fokus pada persiapan biaya pendidikan anak di masa depan.

    Asuransi ini memberikan jaminan kepada anak tertanggung untuk bisa melanjutkan pendidikan sampai selesai jika tertanggung meninggal dunia.

    Asuransi pendidikan pun sebenarnya tersedia dalam bentuk unit link. Namun, mempersiapkan dana pendidikan terasa lebih cocok dalam bentuk tabungan dibanding investasi.

    Hal ini dikarenakan kepastian yang dibutuhkan dan menghindari potensi kerugian.

    Bingung mau pilih jenis asuransi jiwa yang terbaik buat kamu? Kamu bisa menggunakan kalkulator jenis asuransi jiwa dari Lifepal berikut ini.

    Prosedur pencairan dana asuransi endowment

     

    Biaya pendidikan semakin hari semakin mahal. Meski begitu, pendidikan tetap tidak bisa dinomorduakan. Oleh karena itu, mempersiapkan dana pendidikan seawal mungkin adalah solusi terbaik yang bisa dilakukan.

    Salah satunya adalah dengan memiliki asuransi pendidikan yang merupakan varian dari asuransi endowment. Dengan memiliki asuransi pendidikan, biaya pendidikan anak pun terjamin dengan baik.

    Kamu pun bisa menentukan sendiri masa pembayaran dan juga besaran preminya. Keduanya bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial yang ada. Selain itu, kamu pun memiliki kebebasan dalam pencairan manfaat dana tunai.

    Adapun masa pencairan manfaat bisa dibagi menjadi empat fase, yaitu:

    1. Sekolah Dasar (SD)

    Dana akan cair 20 persen dari uang pertanggungan. Ini biasanya dilakukan pada tahun keenam masa pembayaran premi asuransi.

    2. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

    Dana akan cair dengan besaran yang sama, 20 persen dari uang pertanggungan dan bisa dilakukan di tahun ke-12 pembayaran premi.

    3. Sekolah Menengah Atas (SMA)

    Dana yang dicairkan sebesar 20 persen dari uang pertanggungan. Ini biasanya dilakukan pada tahun ke-15 masa pembayaran premi.

    4. Universitas

    Untuk fase ini, dana pendidikan yang dicairkan pada tahun ke-18 masa pembayaran premi dengan besaran 40% dari uang pertanggungan.

    Di mana uang pertanggungan dan dana tahapan akan dijamin sepenuhnya oleh perusahaan asuransi. Bahkan, jika kamu sebagai tertanggung pun mengalami risiko.

    Tips dari Lifepal! Dengan penjelasan mengenai asuransi jiwa dwiguna (endowment) di atas. Apakah kamu sudah yakin untuk mempersiapkan masa depan? Kepastian yang ditawarkan pun tidak jarang memikat para kawula muda.

    Kamu tentunya nggak mau ketinggalan, dong? Kalau belum tahu asuransi jiwa seperti apa yang kamu cari, coba cari tahu di sini.

    Pertanyaan seputar asuransi jiwa dwiguna

    Apa itu asuransi jiwa dwiguna?

    Asuransi dwiguna (endowment) menjadi salah satu jenis asuransi yang tersedia di Indonesia. Jenis asuransi ini disediakan bagi mereka yang hendak lebih memastikan keamanan dan akumulasi kekayaan. Disebut dwiguna, karena asuransi ini memang menawarkan dua kegunaan.

    Mengapa perlu punya asuransi jiwa?

    Asuransi jiwa bisa menjamin agar keluargamu terlindungi dari risiko finansial atau keuangan. Keluarga dan ahli warismu bisa mendapatkan santunan jika kamu sebagai tertanggung mengalami kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, kecelakaan, atau meninggal dunia.