Bayar Utang Pakai Tabungan dan 5 Kesalahan Keuangan Lainnya

tips bayar utang

Bayar utang pakai dana tabungan masih dilakukan sampai sekarang? Ini salah satu kesalahan keuangan yang umum terjadi.

Boleh-boleh aja sih sebenarnya bayar utang pakai dana tabungan. Namun, hal tersebut sebaiknya dilakukan cuma sekali. Terus-terusan bayar utang dengan dana tabungan bisa bikin nominal di rekening ludes nantinya.

Sebab tiap tiba jatuh tempo bayar utang lalu kamu menggunakan dana tabungan, itu menandakan ada yang gak beres dalam pengelolaan keuanganmu. Kamu gak bisa melakukan alokasi pendapatan dengan baik dan mendahulukan pengeluaran yang menjadi prioritas.

Gak cukup sampai di situ, bayar utang dengan dana tabungan menunjukkan dana pinjaman yang diambil telah melebihi batas kemampuan bayar yang akibatnya mengguncang kondisi keuangan. Idealnya, 30 persen dari pendapatan itu dialokasikan buat bayar utang.

Selain bayar utang menggunakan dan tabungan, masih ada lagi kesalahan-kesalahan keuangan yang umumnya terjadi pada orang-orang yang belum melek finansial. Apa aja kesalahan-kesalahan tersebut? Berikut ini daftarnya.

1. Belanja gak terkontrol

tips bayar utang
Belanja gak terkontrol adalah kesalahan keuangan yang sering gak disadari. (Shutterstock)

Bayar utang dengan tabungan secara terus-menerus emang kesalahan fatal. Namun, kondisi tersebut terjadi karena kamu kekurangan dana yang diakibatkan ludesnya pendapatan yang diperoleh.

Bukan tanpa sebab pendapatanmu bisa ludes. Kontrol belanja yang kurang hingga sifat impulsif yang gak diredam memicu pemborosan yang lama-lama menjadi kebiasaan.

Misalnya aja cuma buat menyeruput segelas kopi, perlu gak mengeluarkan dana tiap harinya sebesar Rp 40 ribu per gelas? Apakah kopi saset yang gak sampai Rp 5.000 gak cukup buat bikin mata tetap terjaga?

Perlu kamu tahu, 50 persen dari pendapatan yang kamu terima idealnya dialokasikan ke kebutuhan pokok. Sebesar 30 persen buat bayar utang (kalau gak berutang bisa buat gaya hidup). Sementara 20 persen bisa buat dana darurat, asuransi, dan investasi. 

Rumus ini gak baku, tapi bisa diubah buat alokasi bayar utang ataupun dana darurat (asuransi dan investasi). Orang-orang yang melek keuangan biasanya menaikkan persentasi alokasi buat dana darurat, asuransi, dan investasi.

2. Pendapatan pas-pasan, tapi gak mau tekan gaya hidup

tips bayar utang
Memaksakan diri mengikuti gaya hidup yang gak sesuai kantong. (Shutterstock)

Kalau ada orang bilang “Sesuaikan gaya hidup dengan pendapatan”, hal tersebut ada benarnya. Orang-orang yang mementingkan gaya hidup tanpa memedulikan kondisi keuangan biasanya sering terjerat utang.

Syukur-syukur masih punya tabungan buat bayar utang sementara waktu, tapi kenyataannya nih orang-orang yang gak sadar diri dengan keterbatasan keuangannya memilih solusi “gali lobang, tutup lobang”. Artinya, bayar utang pakai utang yang ujung-ujungnya hidupnya gak pernah selesai dengan utang.

Padahal, dengan menurunkan gaya hidup dan mengalokasikan pendapatan lebih banyak ke tabungan, bisa membuat siapa aja bisa terlepas dari kesulitan keuangan yang kapan aja bisa terjadi.

3. Pakai kartu kredit tanpa peduli limit

tips bayar utang
Limit udah tipis, pakai kartu kredit hajar terus. (Shutterstock)

Cukup banyak orang yang anti pada kartu kredit. Usut punya usut, mereka yang benci ini terlampau boros hidupnya dengan sering berbelanja pakai kartu kredit.

Kartu kredit sendiri kalau digunakan dengan tepat bisa membawa keuntungan lho. Tawaran cicilan bunga 0 persen menjadi salah satu keuntungan yang bisa meminimalkan pengeluaran.

Bahkan, pengguna kartu kredit bisa mendapatkan barang yang diinginkan tanpa melewatkan momentum diskon dengan bayar pakai cicilan bunga 0 persen kartu kredit. Untung banget, kan?

Pakai kartu kredit menjadi kesalahan ketika si pengguna gak peduli sampai berapa besar limit yang sebaiknya digunakan. Hal yang sering terjadi adalah si pengguna sering habis menggunakan seluruh limit, tapi gak penuh dalam membayar cicilan kartu kredit tersebut. 

Bulan berikutnya menghabiskan limit kartu kredit, tapi gak membayar sisa cicilan bulan sebelumnya. Di sinilah kondisi over limit terjadi. 

Tentu aja kondisi over limit ini menjadi beban terhadap keuangan. Beban bayar tagihan ini masih ditambah dengan biaya over limit yang besarannya ditetapkan bank.

Kondisi over limit bisa dihindari dengan menggunakan rumus 30 persen penghasilan buat bayar tagihan sebagai pedoman. Kalau tagihan kartu kredit udah mendekati 30 persen dari penghasilan, udah sepatutnya buat berhenti menggunakan kartu kredit sampai tagihan lunas.

4. Beli mobil walaupun sarana transportasi publik telah tersedia

tips bayar utang
Beli mobil demi gaya. (Shutterstock)

Entah karena ingin meningkatkan gengsi atau gak, cukup banyak orang yang mau membeli mobil. Padahal, sarana transportasi yang berada di sekitarnya telah memadai.

Di Jakarta membeli mobil sebagai sarana transportasi bisa dibilang kurang menguntungkan. Selain ongkos bahan bakar dan perawatan yang gak sedikit, biaya parkir bisa membuat pengendara tekor. 

Apalagi kalau mobilnya gak diasuransikan, lebih banyak lagi dana yang dihabiskan. Ini pun masih ditambah dengan cicilan kredit mobil tiap bulannya dan pajak kendaraan bermotor tiap tahunnya. 

Kalau bisa mengatur pengeluaran dengan baik sih, hal tersebut gak masalah. Namun, gimana jadinya kalau kelola pengeluarannya gak becus? Bisa-bisa bayar utang kredit mobil pakai tabungan nanti?

Tersedianya transportasi di ibu kota, mulai dari MRT, commuter line, Transjakarta, hingga transportasi online, membawa keuntungan buat masyarakat Jakarta dan sekitarnya. Biaya yang dikeluarkan kalau dihitung-hitung bisa lebih murah dari memiliki mobil lho.

5. Belum punya dana darurat dan gak berinvestasi

tips bayar utang
Tidak memikirkan masa depan. (Shutterstock)

Kalau kamu berencana mau mewujudkan hidup mapan secara finansial, mulailah miliki dana darurat dan berinvestasi. Dana darurat berfungsi ketika dibutuhkan dalam situasi yang butuhkan uang dalam waktu cepat. Sementara investasi menjadi salah satu cara buat menumbuhkan nilai kekayaan yang saat ini kamu miliki.

Investasi berperan dalam menghindarkan nilai kekayaanmu supaya gak tergerus inflasi. Malahan investasi dapat membuat hidupmu terjamin setelah pensiun.

Sayangnya, cukup banyak orang yang belum paham betapa pentingnya dana darurat dan berinvestasi. Kamu yang belum punya dana darurat bisa kok memulainya dengan menyisihkan pendapatan hingga mencapai minimal tiga kali pemasukan bulanan dalam rekening tersendiri.

Gak ada batasan maksimal seberapa besar dana darurat yang harus dimiliki. Semakin besar dana darurat, semakin bagus buat keuangan. Kondisi keuangan makin kuat dengan ditambah investasi. Paling simpel kamu bisa mulai dengan deposito lalu Surat Berharga Negara (SBN), reksa dana, hingga akhirnya saham. Asal mau terus belajar, pastinya bisa kok.

Sekarang udah tahu bukan apa aja kesalahan-kesalahan keuangan selain bayar utang pakai tabungan yang wajib dihindari. Satu hal yang perlu kamu tahu, selama kamu disiplin dan konsisten gak melakukan kesalahan-kesalahan di atas, pasti deh kondisi keuangan terus aman.