Begini Cara Ibu Menyeimbangkan Karier dan Keluarga, Jangan Kelewat Baper!

Begini Cara Ibu Menyeimbangkan Karier dan Keluarga, Jangan Kelewat Baper!

Banyak wanita moderen yang saat ini mengambil dua pekerjaan sekaligus. Menjadi ibu rumah tangga saat di rumah, dan menjadi pegawai saat di kantor. Mereka harus menyeimbangkan antara karier juga seorang ibu.

Bukan perkara mudah menjalankan peran ganda tentunya. Mereka selalu dituntut untuk profesional dalam menjalankan kedua profesi tersebut.

Satu sisi mereka harus menjadi seorang ibu yang mengurus anak serta suami. Di sisi lain, ada setumpuk pekerjaan kantor yang juga menunggu mereka untuk diselesaikan.

Menjadi ibu yang bekerja penuh waktu dari pagi hingga malam dapat menyebabkan perasaan bersalah dan stres. Hal itu lantaran perhatiannya terbagi antara pekerjaan dan keluarga. Namun, kuncinya adalah kamu wajib selalu fokus pada rencana, terorganisir, dan menemukan keseimbangan yang tepat antara karier dan tugas sebagai orangtua.

Nah, kali ini cara untuk membantu kamu yang sedang bingung bagaimana menyeimbangkan kehidupan karier dan keluarga.

Baca juga: Melongok Deretan Mobil Paling Laris di Tahun 2018, Toyota Masih Juara

1. Hilangkan rasa bersalah

Rasa bersalah seorang ibu pada anaknya (Shutterstock).

Memiliki rasa bersalah karena harus meninggalkan anak di rumah wajar kok. Apalagi kalau anak yang ditinggal masih terlalu kecil.

Dimana masih sangat membutuhkan perhatian dari kedua orang tua, terlebih ibunya. Namun, daripada kamu terus-terusan memikirkan itu, lebih baik mencari solusi.

Misalnya saja, coba kamu pakai tenaga pengasuh yang bisa pulang pergi. Atau kalau susah mencarinya, kamu bisa titipkan ke daycare.

Cari daycare yang bukan sekedar tempat penitipan anak, tetapi juga bisa mengajarkan anakmu pengetahuan lain. Banyak kok, asal telaten mencarinya dan usahakan yang terpercaya.

“Banyak wanita karier yang sukses dengan menemukan keseimbangang antara pekerjaan dan keluarga. Meski itu membutuhkan kemampuan untuk mencapai pilihan, termasuk fokus pada prioritas yang ada saat ini,” kata Lisa Pierson Weinberger, seorang pengacara dan pendiri law practice Mom, Esq.

2. Saling sinergi dengan suami

Saling berbagi pekerjaan rumah (Shutterstock).

Gak semua pekerjaan rumah tangga dipegang oleh seorang ibu. Bicarakan hal ini dengan pasanganmu. Ajak berdiskusi untuk menemukan solusi pekerjaan rumah tangga yang bisa kalian bagi dua.

Seringkali sumber stres utama para wanita adalah keinginan untuk mengendalikan semuanya sendiri. Padahal, mereka memiliki keterbatasan tenaga, waktu dan pikiran.

Baca juga: Ini Dia 6 Zodiak Pekerja Keras, Kamu yang Mana?

3. Buat semuanya lebih mudah

Selesaikan pekerjaan di malam sebelumnya, agar esok pagi bisa siapkan hal lain (Shutterstock).

Biasakan mengatur rutinitas di malam sebelumnya. Siapkan semua di malam hari, mulai dari bahan-bahan masakan, pakaian kerja suami, pakaian kerjamu, pakaian anak-anak dan sebagainya. “Kamu harus mengatur semuanya agar lebih mudah ditemukan,” saran pendiri Urban Clarity, Amanda Wiss.

4. Buat dan atur kalender kegiatan

Atur kalender kegiatan (Shutterstock).

Buat kalender kegiatanmu dan keluarga selama satu bulan penuh. Lingkari kapan kamu membayar tagihan, uang sekolah, dan cicilan lain. Wiss menyarankan menggunakan kalender Google, yang dapat dengan mudah dibagikan dan disinkronkan pada ponsel cerdas.

Sisihkan 15 menit setiap hari di akhir pekan untuk meninjau dan mempersiapkan jadwal minggu depan. Bagi kegiatan ini dengan suami dan pengasuh anakmu agar mereka tidak melewatkan kegiatan satu hari pun.

Baca juga: Deretan Blush On Murah yang Bikin Kamu Makin Cantik, Gak Sampai Rp 50 Ribu!

5. Berkomunikasi dengan atasan

Berkomunikasi dengan atasan (Shutterstock).

Memiliki kantor yang fleksibel dalam jam kerja merupakan keuntungan tersendiri untukmu yang berkeluarga. Tetapi bagaimana jika kantormu tidak menerapkan demikian? Usahakan komunikasikan kendalamu ini kepada atasan.

Ceritakan bagaimana kondisi keluargamu, bagaimana kesulitanmu menitipkan anak, dan bagaimana solusinya. Misalnya, negosiasi bahwa walau bekerja di rumah tapi semua tugas tetap dikerjakan.

6. Tetap terhubung

Tetap menghubungi anak saat jam istirahat di kantor (Shutterstock).

Meski kamu bekerja dari pagi hingga sore hari, usahakan tetap berkomunikasi dengan anak-anak. Telepon ke ponsel pengasuh atau telepon rumahmu, tanyakan kabar mereka, dan bagaimana aktifitas hari itu.

Usahakan di jam istirahat, kegiatan ini rutin dilakukan. Ini dapat membantu kamu melewatkan hari yang berat, dan menghibur anak-anakmu.

7. Batasi gangguan

Fokus bekerja (Shutterstock).

Selama bekerja, usahakan membatasi gangguan yang bakal terjadi. Tetap disiplin dan fokus menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Agar kamu tidak menyisakan pekerjaan di esok harinya. Kamu pulang dengan rasa tanpa beban sekalipun.

Dengan rasa plong seperti ini, kamu bisa fokus bertemu anakmu di rumah, tidak diganggu pekerjaan yang tertunda. Jangan sampai saat dirumah, kamu malah sering pegang gadget ketimbang bermain bersama mereka.

8. Buat kegiatan khusus

Berolahraga bersama anak (Shutterstock).

Setelah satu lima hari kamu bekerja, ada baiknya di akhir pekan buat agenda jalan-jalan. Atau, buatlah agenda khusus bersama buah hati tanpa harus menyertakan bujet besar. Misalkan memasak bersama, bermain permainan motorik bersama, atau sekedar olahraga bersama.

Dan ketika kamu sudah berada bersama keluarga, hindari membahas pekerjaan atau memeriksa notifikasi email pekerjaan. Biasakan fokus dengan apa yang ada di dekatmu terlebih dahulu. Karena saat di kantorpun, kamu harus fokus bekerja kan, ketimbang berada bersama anakmu.

Nah, delapan hal tadi mudah untuk dilakukan kok. Apalagi untuk kamu ibu baru yang harus meninggalkan si kecil di rumah bersama pengasuh. Meski berat, tetapi di zaman sekarang wanita wajib bekerja. Kecuali kalau pasanganmu berasal dari keluarga crazy rich. Mau gak kerja pun kamu bakalan dapat uang toh! Semoga membantu dan tetap semangat ya! (Editor: Winda Destiana Putri).