Perhitungkan BEP Dahulu, Kejar Profit Kemudian

break even point atau BEP

Semua jenis usaha, baik dalam bentuk produksi dan distribusi barang, serta usaha dalam bentuk jasa, wajib memperkirakan periode pencapaian BEP atau Break Even Point.

Meskipun begitu, menghitung BEP untuk jasa sering kali tidak mudah karena ukuran unit penjualan yang biasanya tidak sama. Namun untuk memperjelas, berikut ini Lifepal coba merangkum cara menghitung BEP untuk produk berupa barang dan jasa.

Apa yang dimaksud dengan BEP?

BEP sering juga disebut dengan titik impas. Titik impas di sini dilihat dari dua jumlah angka yang sama, yaitu angka pemasukan dan pengeluaran. BEP dapat membantu kita menganalisis apakah usaha kita mengalami progres dalam menghasilkan keuntungan atau tidak.

Khusus untuk usaha produksi barang, BEP jugalah dapat membantu kita menentukan jumlah barang yang seharusnya dihasilkan dan berapa laba yang harus kita terima agar usaha kita mencapai titik impas atau balik modal.

Rumus penghitungan BEP 

Untuk menghitung BEP, kita membutuhkan komponen-komponen seperti berikut.

  • Fix cost atau biaya produksi; merupakan biaya yang harus dikeluarkan dan jumlahnya tetap, meski usaha yang dilakukan mendapatkan penghasilan atau tidak.
  • Variable cost atau biaya tidak tetap; biaya ini adalah biaya yang harus dikeluarkan ketika sebuah usaha dilakukan. Biaya tidak tetap bergantung dari volume produksi atau jumlah pekerjaan yang dilakukan.
  • Harga jual; harga yang dikenakan pada pelanggan per unit produksi atau per jasa yang dilakukan.
  • Berikut adalah rumus dasar penghitungan BEP sebagai berikut.

    BEP = Fixed Cost / (Harga jual – Variable cost)

    Untuk mengetahui nilai rupiah yang harus dihasilkan agar memenuhi BEP, maka rumusnya adalah:

    Fixed Cost / (1- (Variable cost / Harga jual))

    Bagi pedagang atau produsen, rumus perhitungan BEP sangatlah mudah karena jumlah barang yang dijual atau dihasilkan juga mudah dihitung. Satuan untuk menghitungnya pun lebih mudah didefinisikan, misalnya per buah, per kg, dan lain sebagainya.

    Beda halnya ketika usaha yang kita jalankan dalam bentuk jasa, maka harga jualnya bisa sangat berbeda-beda. Misalnya untuk usaha jasa les yang mungkin harganya per jenis pelajaran, sementara usaha salon kecantikan, bisa saja hitungannya per jenis perawatan yang diberikan.

    Oleh karena itu, langkah pertama dalam menentukan BEP adalah mencari standar harga jual dari jasa yang diberikan; apakah per jam, per jenis perawatan, per jenis atau paket pelajaran, dan lain sebagainya.

    Selain menetapkan harga per unit, kita juga perlu memberikan batasan jelas antara biaya fix cost dan variable cost.

    Pada usaha jasa, fix cost biasanya terkait dengan gaji karyawan, nilai susut barang, sewa tempat, dan pengeluaran lain yang harus dikeluarkan setiap bulannya tanpa memedulikan apakah jasa yang kita berikan menghasilkan penjualan atau tidak.

    Contoh penghitungan BEP dengan contoh

    Sebagaimana unit pengelompok antara barang dan jasa akan berbeda, maka penghitungannya pun akan dibedakan.

    1. Menghitung BEP untuk unit barang produksi atau usaha

    Sebuah perusahaan memproduksi souvenir dengan rincian biaya dan harga jual sebagai berikut.

    Fixed cost per unit: Rp100.000.000.

    Variabel cost per unit: Rp60.000.

    Harga jual barang per unit Rp80.000.

    Penghitungan BEP unit

    BEP = FC / (Harga jual – VC)

    BEP = 100.000.000 / (80.000 – 60.000)

    BEP = 5000 unit

    Penghitungan BEP dalam rupiah

    BEP = FC / (1 – (VC / Harga jual))

    BEP = 100.000.000 / (1 – (60.000 / 80.000))

    BEP = Rp400.000.000

    2. Menghitung BEP untuk unit jasa

    Contoh usaha konsultan bisnis, unit dihitung berdasar per klien.

    Fixed cost

    Gaji dua konsultan full time: Rp182.000.000

    Asuransi, nilai susut barang, sewa tempat , dll: Rp78.000.000

    Catatan: gaji konsultan tidak tergantung dari jumlah klien yang ditangani.

    Harga jual per unit

    Jasa bisnis tersebut memperkirakan setiap klien akan membutuhkan waktu sekitar 100 jam setiap tahunnya dan pendapatan yang diperoleh dari setiap klien rata-rata Rp12.500.000 dalam satu tahun.

    Variable cost per unit

    Variable cost dihitung dari perkiraan biaya yang dikeluarkan dari setiap klien. Biaya ini meliputi biaya print modul konsultasi, biaya pertemuan jika konsultasi diadakan di luar kantor, biaya data koneksi dan lain sebagainya. Usaha jasa ini diperkirakan akan mengeluarkan biaya tidak tetap untuk setiap klien sebesar Rp2.100.000

    Berdasarkan informasi di atas, maka BEP dari konsultasi bisnis ini sebagia berikut.

    Unit = klien

    FC = Total Fixed costs = Rp260.000.000

    SP = Selling price per client = Rp12.500.000

    VC = Variable cost per client = Rp2.100.000

    BEP = FC / (Harga jual – VC)

    = Rp260.000.000 / (Rp12.500.000 – Rp2.100.000) = 25

    BEP = FC / (1 – (VC / Harga jual))

    = Rp260.000.000 / (1 – (Rp2.100.000 / Rp12.500.000))

    = Rp312.500.000

    Dari penghitungan di atas, usaha jasa konsultan bisnis ini paling tidak harus mendapat 25 klien setiap tahunnya atau senilai Rp312.500.000. Selanjutnya akan dilaporkan sebagai berikut.

    UnitTotal
    Jumlah klien25
    Revenue12.500.000312.500.000
    Variable cost2.100.00052.500.000
    Gross margin260.000.000
    Fixed cost260.000.000
    Net income0

    Selain menentukan BEP, ada baiknya juga menentukan kapasitas usaha yang bisa dijalankan, apakah mungkin dapat memenuhi BEP. Sesuai contoh di atas, jika setiap klien butuh 100 jam konsultasi setiap tahun, artinya usaha jasa tersebut butuh menyediakan waktu 100 jam x 25 = 2500 jam.

    Berdasarkan waktu kerja selama lima hari, maka kedua konsultan akan bekerja selama 35 jam per minggu, dan 46 minggu per tahun. Jadi, total jam kerja dari kedua konsultan adalah 35 x 46 x 2 = 3220 jam. Berarti kapasitas usahanya adalah (2500 / 3220) x 100% = 78%

    Berdasarkan kalkulasi tersebut, angka 78 persen sudah merupakan standar kelayakan yang dapat dipenuhi oleh usaha tersebut agar dapat memenuhi BEP atau malah menghasilkan laba.

    3. Menghitung unit jasa berdasar jam

    Sebuah usaha cleaning service ingin menghitung berapa jam yang diperlukan untuk mencapai break even point (BEP). Data-data yang dikumpulkan sebagai berikut.

    Fixed Cost

    Fixed cost terdiri atas sewa tempat, telepon, asuransi, gaji pegawai kantor dan keperluan kantor lainnya sebesar Rp85.000.000.

    Harga per unit

    Usaha ini merencanakan akan membebankan biaya pada pelanggan sebesar Rp125.000 per jam.

    Variable cost per unit

    Dan karena jumlah tenaga kerja ini dapat naik dan turun seiring permintaan, maka gaji tenaga kerja cleaning service di lapangan masuk dalam variable cost. Gaji dari tenaga kerja cleaning service adalah Rp50.000 per jam.

    Usaha ini juga memperkirakan bahwa mereka akan menghabiskan biaya tambahan sebesar Rp7000 per pelanggan.

    Berdasar informasi di atas, maka BEP usaha cleaning service ini adalah:

    Unit = jam

    Fixed cost = Rp85.000.000

    Harga jual per jam = Rp125.000

    Variable cost  = Rp57.000

    BEP unit per jam

    = FC / (Harga jual – VC)

    = Rp85.000.000 / (Rp125.000 – Rp57.000)

    = 1250 jam

    BEP dalam rupiah 

    = FC / (1 – (VC / Harga jual))

    = Rp85.000.000 / (1 – (Rp57.000 / Rp125.000))

    = Rp156.250.000

    Dengan demikian, usaha cleaning service ini butuh 1250 jam pesanan agar mencapai BEP dengan nilai rupiah sebesar Rp156.250.000. Pelaporannya bisa dibuat seperti berikut.

    UnitTotal
    Jam1,250
    RevenueRp125.000Rp156.250.000
    Variable costRp57.000Rp71.250.000
    Gross marginRp85.000.000
    Fixed costRp85.000.000
    Net income0

    Uji kapasitas atau kemampuan perusahaan

    Untuk mendapatkan pesanan sebesar 1250 jam dalam kaitannya target mencapai BEP, mari kita perhitungkan apakah hal tersebut dapat dipenuhi oleh perusahaan.

    Seandainya saja, perusahaan tersebut hanya menyewa satu orang petugas cleaning service selama satu tahun dengan jumlah jam kerja 40 jam seminggu dan 46 minggu per tahun, maka jumlah jam kerja satu orang cleaning service tersebut adalah 46 x 40 = 1840.

    Jika melihat dari kelayakan kapasitas bisnis, maka diperoleh jumlah berikut.

    (91250 / 1840) x 100% = 68%

    Kelayakan bisnis 68% berarti perusahaan ini sangat mungkin untuk mencapai BEP meski hanya dengan satu orang petugas cleaning service.

    Menghitung BEP sangat penting, agar kita tahu kapan usaha yang kita jalankan akan mulai menghasilkan laba. Jika BEP sudah diketahui, kita akan lebih mudah menentukan cara kita mengatur usaha yang akan dijalankan. Termasuk kapan menentukan hari libur, apakah ada kala perlu lembur, dan seterusnya.

    Demikian, cara menghitung dan contoh perhitungan BEP. Semoga artikel di atas bermanfaat, ya.