Berutang buat Biaya Menikah bagi Milenial, Penyelesaian atau Bikin Sengsara?

Biaya nikah dengan memilih berutang apakah penyelesaian atau bikin sengsara?

Menikah adalah momen sangat dinantikan oleh mereka yang sudah memiliki pasangan. Memikirkan biaya nikah tentunya sudah menjadi makanan para pasanga yang bakal melangsungkan pesta semalam suntuk. Lalu apakah menyiapkan biaya nikah dengan berutan aman atau bikin sengsara? 

Senior Manager Business Development Sequis Life, Yan Ardhianto Handoyo,ST, AWP, RFP mengatakan agar mereka yang ingin menikah, utamanya pasangan milenial, sebelum masuk pada tahap pernikahan, penting untuk memahami tujuan pernikahan itu sendiri. Karena menikah dan membangun rumah tangga akan selalu berkaitan dengan biaya, seperti berapa dana yang dibutuhkan, dari mana sumber dananya, siapa yang akan membiayai, dan sejumlah pertanyaan lainnya mengenai biaya dan anggaran.

“Menikah adalah awal membangun rumah tangga, kehidupan pernikahan justru dimulai setelah pesta. Oleh sebab itu, biaya pernikahan sebaiknya tidak dibiayai dari utang, masih banyak tahapan kehidupan yang membutuhkan biaya.” ujar Yan.

Nikah ala milenial dianggap mahal

Pernikahan ala milenial dinilai cukup mahal buat pengeluaran biaya
Pernikahan ala milenial dinilai cukup mahal buat pengeluaran biaya, (Shutterstock).

Menurut Yan, menikah itu pada dasarnya murah dan bisa menjadi mahal karena milenial semakin peduli dengan pencitraan dan penampilan. Ingin memanjakan para tamunya, gak sedikit pasangan milenial pun akhirnya memutuskan untuk berutang demi menutupi biaya pernikahan. 

“Milenial biasanya mendambakan pernikahan yang modern dan visual. Sebagai contoh, ada beberapa detail yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya di pesta pernikahan era lama, seperti tambahan photobooth dan layar LCD untuk penayangan live pesta pernikahan yang kini banyak dapat dijumpai pada pesta pernikahan pasangan milenial,” tambahnya.

Selain itu, estimasi biaya untuk resepsi pernikahan pun terus meningkat, sebagai contoh resepsi pernikahan di hotel bintang lima di kawasan Jakarta tahun 2020, biayanya bisa mencapai lebih dari Rp 500 juta dan nilai ini belum termasuk jasa fotografer, photobooth, undangan, souvenir, hantaran, dan lainnya.

Hal lainnya adalah soal media sosial yang juga sangat lekat dengan kehidupan milenial. Pernikahan yang ditampilkan pada postingan di media sosial juga semakin berkembang sehingga para milenial tidak mau menikah sekedarnya dan dengan cara konservatif.

“Dengan fakta diatas, dapat kita katakan bahwa biaya pernikahan untuk milenial membutuhkan jumlah yang besar. Fenomena ini bisa menimbulkan polemik bagi mereka yang belum siap secara finansial, beberapa diantaranya menunda pernikahan. Ada juga yang tetap memilih tetap melangsungkan pernikahan dengan berutang,” kata Yan. 

Padahal jika mau menyesuaikan kemampuan keuangan dan mengerti akan tujuan pernikahan, tidak perlu menunda hanya karena gengsi, pernikahan tetap dapat dilangsungkan dengan cara sederhana.

Alokasi bujet pernikahan agar sesuai kemampuan finansial milenial

Milenial perlu mengalokasikan dana usai menikah demi menjaga kestabilan finansial mereka
Milenial perlu mengalokasikan dana usai menikah demi menjaga kestabilan finansial mereka, (Shutterstock).

Setelah menikah, pasangan akan berhadapan dengan sejumlah kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan masa depan. Maka jika pernikahan dibiayai dengan utang maka sebagian usia pernikahan akan dipenuhi tuntutan tambahan membayar utang biaya pernikahan.

Urusan ini bisa saja berdampak pada relasi antar pasangan dan harus menunda kebutuhan lainnya. “Jika ingin menikah tetapi penghasilan tidak mencukupi membiayai pesta maka mulailah hidup lebih hemat, menahan diri untuk tidak belanja yang bukan urgensi, seperti baju, sepatu, atau belanja online, mengurangi kebiasaan hangout di kafe, tidak perlu tergoda promo diskon atau cashback untuk hal-hal yang bukan menjadi prioritas hidup saat ini,“ sebut Yan.

Bujet nikah mulai dari Rp 20 juta

Bujet pernikahan mulai Rp 20 juta hingga miliaran ada lho
Bujet pernikahan mulai Rp 20 juta hingga miliaran ada lho, (Shutterstock).

Menurut survei Bridestory Indonesia Wedding Industry Report, pesta pernikahan dapat dikategorikan ke dalam 4 kategori, yaitu: affordable, moderate, premium, dan luxurious dengan kisaran tamu undangan mulai dari 50 pax sampai 1.000 pax.

Untuk kategori affordable, biaya yang diperlukan Rp 20-Rp 400 juta,  moderate berkisar Rp 40-Rp 800 juta, premium Rp100 juta-Rp2 miliar.

Untuk tipe luxurious seperti pernikahan di luar kota atau luar negeri, mengundang selebritis sebagai pengisi acara, dan menggunakan jasa vendor premium, kisaran dananya Rp 350 juta-Rp 7 miliar.

Dari 4 kategori di atas, kisaran angka yang dianggap wajar untuk pesta pernikahan tergantung dari jumlah tamu yang diundang dan tingkat kemewahan acara, tipe pesta pernikahan yang diimpikan, pemilihan lokasi serta pilihan jenis hidangan (catering).

Jika belum yakin dengan bujet yang sedang siapkan maka rincian anggaran biaya pernikahan yang rasional bisa digunakan sebagai panduan membuat bujet, yaitu 40 persen biaya konsumsi (Food and Beverage), 20 persen biaya dekorasi, 5 persen untuk biaya akad nikah atau pemberkatan pernikahan, masing-masing 8 persen untuk biaya pakaian, venue, dan dokumentasi, masing-masing 3 persen untuk biaya souvenir dan undangan, 5 persen untuk biaya lainnya

Tak hanya itu, calon pengantin juga disarankan agar menyisihkan kurang lebih 10 persen dari total bujet yang dimiliki untuk biaya tak terduga karena kebanyakan pesta pernikahan membutuhkan tambahan bujet sebesar 10-15 persen.

Misalnya, untuk keperluan resepsi, bujet untuk keperluan catering konsumsi sebesar 40 persen dari dana pesta untuk keperluan makanan pondokan atau gubukan, sebagian lagi untuk kue pengantin, atau snacks (kue-kue ringan) sehingga untuk pesta dengan konsep buffet, presentasenya bisa jadi akan lebih besar.

Miliki asuransi untuk anda dan pasangan sebelum berumah tangga

Memiliki bujet asuransi bersama pasangan itu perlu lho
Memiliki bujet asuransi bersama pasangan itu perlu lho, (Shutterstock).

Mengingat pernikahan merupakan momen penting dan tak terlupakan dan menjadi penanda kehidupan baru maka calon pengantin harus mempersiapkan kesehatan fisik dan mental. Gak cuma itu, pasangan juga diminta agar dapat menjaga kesehatan finansial karena setelah pesta usai, pengantin harus bekerja keras untuk membangun rumah tangganya.

Fisik, mental, dan finansial jangan sampai diabaikan karena dapat mengganggu kestabilan rumah tangga. Apalagi, 3 hal tersebut sangat dekat dengan hal-hal tak terduga yang berujung pada ongkos yang mahal, misalnya ketika kita menyiapkan anggaran untuk membeli sofa dan lainnya ternyata dana tersebut harus dialokasikan untuk rawat inap di rumah sakit.

Untuk itu, ada baiknya pasangan milenial menyediakan anggaran khusus untuk proteksi diri dengan berasuransi, yaitu asuransi kesehatan dan jiwa karena asuransi berfungsi untuk menggantikan biaya perawatan medis jika sakit dan sebagai pengganti pemasukan (income replacement) jika salah satu pasangan mengalami cacat tetap total atau meninggal dunia. 

Nah itu dia tips bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. Memiliki pernikahan impian memang sudah menjadi dambaan banyak orang, tapi kalau mesti berutang apakah bakal menjamin kamu senang kelak? (Editor: Mahardian Prawira Bhisma).