Biaya Swab Test dan Metodenya, Cari Tahu Semua di Sini

biaya swab test

Biaya swab test tertinggi saat ini telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, yaitu sebesar Rp900 ribu. 

Aturan ini diterapkan setelah keluar surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).  Batasan tarif tersebut hanya berlaku untuk masyarakat yang melakukan pemeriksaan dengan tes usap PCR secara mandiri.

Namun, jika pemeriksaan PCR disebabkan penelusuran kontak erat dengan pasien positif Corona atau karena pasien tersebut sudah terpapar Corona, biaya swab test gratis karena ditanggung pemerintah.

Swab test sendiri adalah bagian dari metode Polymerase Chain Reaction (PCR), yaitu pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. 

Saat ini, PCR digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona. 

Sampel tes yang digunakan adalah lendir yang diambil oleh tenaga kesehatan dari bagian dalam hidung (nasofaring) atau tenggorokan (orofaring) seseorang. 

Tetapi kenyataannya, harga swab test bisa berbeda-beda. Tergantung tempat melakukan tes dan paket yang diambil. 

Lalu berapa biaya swab test saat ini? Yuk simak informasinya berikut ini. 

Biaya swab test di rumah sakit 

Sebagaimana aturan pemerintah, saat ini aturan biaya swab test tidak boleh lebih dari Rp900 ribu. 

Komponen biaya tersebut, harus sudah terdiri atas:

  • Jasa layanan Sumber Daya Manusia yang Terdiri atas Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik/Patologi Klinik, Tenaga ekstraksi, tenaga pengambilan sampel dan ATLM.
  • Bahan habis Pakai termasuk di dalamnya APD level 3.
  • Reagen untuk ekstraksi dan PCR.
  • Overhead mulai dari pemakaian listrik hingga pengelolaan limbah.
  • Berikut ini estimasi harga swab test di rumah sakit dan klinik di Indonesia:

    Nama Rumah Sakit

    Estimasi Awal Biaya Swab Test
    RS Premier Jatinegara, Jakarta 

    Rp1.500.000

    RS Hermina Kemayoran

    Rp900.000 (hasil 5 hari)

    Rp1.500.000 (hasil 2 hari)

    RS Ciputra

    Rp900.000 (hasil 3 hari)

    Rp1.490.000 (hasil 2 hari)

    RS Pelni

    Rp1.250.000 (hasil mulai dari 1 hari)
    Mayapada Hospital

    Rp900.000 (hasil 3 Hari)

    Rp2.000.000 (hasil 1 – 2 Hari)

    Rp3.500.000 (hasil 6 jam)

    RS Primaya Hospital  

    Rp1.500.000

    (hasil 1  hari dikirim via e-mail dan WhatsApp)

    RS PHC Surabaya

    Rp1.700.000 (hasil 1-2 hari)

    RS Advent Bandung

    Rp1.750.000 (hasil 3 hari)

    Rp 2.000.000 (hasil 2 hari)

    Rp2.500.000 (hasil 1 hari dengan perjanjian)

    Siloam Hospital Group

    Rp900.000 (hasil 2 hari) 

    Rp1.700.000 (home care, hasil 1 hari) 

    Rp1.800.000 (hasil 1 hari)

    Rp2.500.000 (Hasil 1 hari)

    Rp3.500.000 (hasil di hari yang sama)

    RS Bethsaida Tangerang

    Rp2.000.000 (hasil maksimal 5 hari)
    RS Pondok Indah

    Rp2.300.000 (hasil  1 hari)

    Perlu diingat, harga tersebut bisa berubah-ubah sesuai dengan kebijakan rumah sakit yang mengikuti aturan pemerintah. 

    Apalagi saat ini banyak RS yang menyediakan layanan swab test yang bahkan bisa dilakukan dengan Drive Thru, yaitu pasien tidak perlu masuk ke dalam Gedung RS. 

    Untuk lebih jelasnya, kamu bisa menghubungi call center pada masing-masing rumah sakit pilihanmu.

    Biaya swab test di klinik 

    Saat ini ada banyak klinik yang menyediakan layanan pemeriksaan swab test. Mengenai prosedur dan hasilnya, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan rumah sakit.

    Jika kamu ingin melakukan swab test di klinik, berikut ini estimasi biaya yang dikenakan.

    Nama Klinik

    Estimasi Awal Biaya Swab Test
    Klinik Vaksinasi VAXCORP Indonesia

    Rp800.000 (hasil 1 hari)

    Klinik Estetiderma Group

    Rp800.000 (hasil 1 hari)
    Klinik Advent Jakarta

    Rp800.000 (hasil 1 hari)

    Merial Health, Jakarta Timur

    Rp895.000 (hasil 2-3 hari)

    Rp1.095.000 + transportasi Rp200.000/lokasi

    (home care, hasil 2-3 hari)

    Klinik in Harmoni Mangga Dua

    Rp900.000 (hasil maksimal 2 hari) 

    Laboratorium Klinik Cito

    Rp900.000 (hasil maksimal 4 hari) 

    Biaya swab test di bandara dan stasiun 

    Bukti negatif Covid-19 sudah beberapa waktu ini menjadi syarat bagi warga yang ingin melakukan perjalanan. 

    Untuk itu, beberapa stasiun dan bandara saat ini menyediakan layanan test covid-19, salah satunya dengan swab antigen. Adapun untuk biaya swab test di bandara dan stasiun adalah sebagai berikut.

    Harga swab test di stasiun kereta api

    PT Kereta Api Indonesia,  perusahaan negara ini melayani rapid test antigen atau swab antigen di 29 stasiun, yaitu:

  • Stasiun Gambir
  • Stasiun Pasar Senen
  • Stasiun Bandung
  • Stasiun Kiaracondong
  • Stasiun Cirebon Prujakan
  • Stasiun Jatibarang
  • Stasiun Semarang Tawang
  • Stasiun Semarang Poncol
  • Stasiun Tegal
  • Stasiun Purwokerto
  • Stasiun Kutoarjo
  • Stasiun Kroya
  • Stasiun Kebumen
  • Stasiun Yogyakarta
  • Stasiun Solo Balapan
  • Stasiun Lempuyangan
  • Stasiun Madiun
  • Stasiun Jombang
  • Stasiun Kediri
  • Stasiun Kertosono
  • Stasiun Blitar Surabaya Gubeng
  • Stasiun Surabaya Pasar Turi
  • Stasiun Mojokerto
  • Stasiun Malang
  • Stasiun Sidoarjo
  • Stasiun Jember 
  • Stasiun Ketapang
  • Biaya swab test jenis antigen di stasiun tersebut hanyalah Rp105.000 saja. 

    Harga swab test di bandara

    Sejumlah bandara menyediakan layanan tes PCR serta swab antigen atau rapid test antigen. Bandara-bandara tersebut meliputi:

  • Bandara Soekarno-Hatta
  • Bandara Husein Sastranegara
  • Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
  • Bandara Sultan Hasanuddin Makassar
  • Untuk biaya swab test PCR di bandara tersebut adalah Rp900.000 untuk bandara Bali dan Makassar, serta Rp800.000 untuk bandara Soekarno Hatta dan Sastranegara. 

    Hasil tes swab test umumnya dapat diperoleh maksimal 48 jam. 

    Biaya swab test di puskesmas 

    Jika kamu merasa biaya swab test di berbagai tempat tersebut mahal, maka kamu bisa memilih puskesmas. Sebab, di puskesmas, biaya swab test gratis. 

    Namun, ada syaratnya, yaitu hanya bagi mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien positif. Pasalnya, pemerintah pusat telah memberikan reagen ke berbagai daerah untuk melakukan uji sampel spesimen virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. 

    Dengan begitu, pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan dan Puskesmas dapat memberikan pelayanan dan penanganan Covid-19 gratis berbasis data. 

    Meski begitu, alat swab test belum merata. Pemerataan jumlah mesin PCR dan laboratorium untuk uji spesimen terus melakukan distribusi ke berbagai daerah. 

    Sekarang ini sudah ada 374 laboratorium dengan kemampuan testing per hari rata-rata di atas 35.000.

    Namun, jika kamu ingin tes swab secara mandiri, kamu tetap harus bayar, ya! BPJS Kesehatan juga memastikan tidak menanggung pemeriksaan Covid-19 termasuk swab test dan rapid test

    Prosedur PCR Swab

    Metode Swab test (PCR) merupakan Golden Test dalam mengetahui seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak, yang hasilnya memiliki tingkat akurasi yg tinggi. Prosedurnya seperti berikut. 

    Siapa saja yang diharuskan melakukan swab test?

    Swab test dan RT-PCR merupakan satu-satunya standar pengujian COVID-19 yang diakui badan kesehatan dunia WHO.

    Ada beberapa kelompok orang yang perlu melakukan PCR test adalah: 

  • Orang dengan kategori suspek karena mengalami gejala sesak napas, sakit tenggorokan, batuk, disertai demam 38 derajat Celcius.
  • Orang yang memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19.
  • Mereka yang terkonfirmasi reaktif berdasarkan hasil rapid test.
  • Mereka yang bepergian keluar kota atau luar negeri pada 14 hari terakhir. 
  • Pengambilan spesimen dilakukan maksimal dua hari setelah munculnya gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas.
  • Tahapan swab test 

    Tes swab yang umum dilakukan adalah uji usap nasofaring dengan mengumpulkan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung dan tenggorokan atau dahak untuk diperiksa kumannya di laboratorium. 

    Tidak hanya untuk virus corona, uji swab juga biasa digunakan untuk diagnosis infeksi virus lainnya. Tahapan prosedur pemeriksaan swab test dengan metode PCR sebagai berikut.

  • Tenaga kesehatan akan memasukkan alat Swab yang berbentuk seperti cotton bud yang dilakukan untuk menyapukan alat tersebut ke area belakang hidung untuk mendapatkan cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut.
  • Setelah itu, alat swab akan dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup. 
  • Spesimen ini selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR atau teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dimiliki virus. 
  • DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin. Kemudian dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2 sebagai template. 
  • Jika cocok, maka pasien yang diambil sampel lendirnya positif terinfeksi COVID-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi COVID-19.
  • Selain dengan tes usap, sampel untuk tes PCR juga bisa diambil dari darah, urine, atau cairan serebrospinal. Hal ini akan disesuaikan dengan jenis penyakit yang ingin dideteksi melalui tes PCR.

    Hasil dan efek samping swab test

    Tes PCR aman dilakukan oleh semua orang dan tidak menimbulkan efek samping apa pun. Hanya saja, saat melakukan pengambilan sampel, bisa muncul beberapa keluhan, misalnya:

  • Rasa tidak nyaman di hidung saat dokter memasukkan alat swab.
  • Muncul memar dan nyeri di area suntikan saat pengambilan sampel darah.
  • Meski begitu, jika tidak ada kondisi medis tertentu, efek samping tersebut umumnya akan segera hilang dengan sendirinya.

    Mengenai hasil tes PCR akan menunjukkan positif atau negatif. Hasil positif berarti pasien terkonfirmasi menderita penyakit tersebut. Sebaliknya, hasil negatif berarti pasien tidak menderita penyakit tersebut.

    Meski demikian, pada sebagian kasus, tes PCR bisa menampilkan hasil positif palsu atau negatif palsu. Positif palsu artinya hasil tes menunjukkan positif, padahal sebenarnya negatif. 

    Sedangkan negatif palsu adalah kebalikannya, menunjukkan negatif padahal sebenarnya positif.

    Sebagai contoh, hasil positif palsu pada COVID-19 artinya seseorang yang telah menjalani tes PCR dianggap positif menderita COVID-19, padahal dia tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2. 

    Sebaliknya, hasil negatif palsu menyatakan seseorang yang telah menjalani tes PCR tidak menderita COVID-19, padahal justru ia terinfeksi virus SARS-CoV-2.

    Untuk itu, sekalipun hasil menunjukkan negatif, usai melakukan swab test diharapkan untuk tetap melakukan isolasi diri selama 14 hari.

    Tidak cuma Covid-19, swab test bisa mendeteksi penyakit lain

    Saat ini tes PCR digunakan untuk mendeteksi virus Corona penyebab Covid-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

    Selain itu, ternyata PCR juga digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit, seperti:

  • Infeksi human immunodeficiency virus (HIV).
  • Hepatitis C.
  • Infeksi cytomegalovirus.
  • Infeksi human papillomavirus (HPV).
  • Gonore.
  • Klamidia.
  • Penyakit Lyme.
  • Pertussis (batuk rejan).
  • Apa perbedaan rapid test dan swab test?

    Sedikit berbeda dengan swab test, ada sebuah metode untuk melakukan identifikasi awal adanya risiko infeksi Covid-19, rapid test. Berikut ini beberapa perbedaan kedua tes tersebut.

    Rapid test hanya untuk skrining awal

    Rapid test adalah metode pemeriksaan atau tes secara cepat didapatkan hasilnya. Pemeriksaan ini menggunakan alat catridge untuk melihat adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi virus. Tes ini hanyalah skrining awal.

    Maka, jika seseorang dengan hasil rapid test reaktif maupun non reaktif akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan PCR swab. 

    Sampel yang diperiksa

    Rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah. Metode rapid test memeriksa virus menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah. Antibodi tersebut terbentuk dalam tubuh saat kita mengalami infeksi virus.

    Jadi, jika di dalam tubuh kita terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM dalam tubuh akan bertambah. 

    Hasil rapid test ini dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM dalam darah. Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan reaktif ada infeksi virus.

    Sementara pemeriksaan PCR swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan. Dua area tersebut dipilih karena menjadi tempat virus menggandakan dirinya.

    Waktu Hasil pemeriksaan

    Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasil tes keluar sedangkan pemeriksaan menggunakan metode PCR swab membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasilnya.

    Tetapi saat ini ada fasilitas Swab test drive-thru yang memungkinkan pasien mendapatkan hasil lebih cepat. 

    Rapid test lebih murah, tapi akurasi lebih rendah

    Harga rapid test mandiri yang ditetapkan oleh pemerintah memang lebih rendah dibanding swab test yaitu hanya Rp150 ribu. Namun, hasil rapid test bukanlah diagnosis pasti yang menggambarkan infeksi COVID-19. 

    Pemeriksaan PCR dinilai lebih akurat, sebab virus corona akan menempel di bagian dalam hidung atau tenggorokan saat masuk ke dalam tubuh. Hasil akhir dari pemeriksaan PCR swab ini nantinya akan benar-benar memperlihatkan keberadaan virus SARS-COV2 di dalam tubuh seseorang.

    Pentingnya asuransi kesehatan di tengah tingginya biaya pengobatan Covid-19 

    Apabila tes dilakukan berdasarkan inisiatif warga, maka biayanya harus ditanggung sendiri. Karena saat ini cek lab diutamakan untuk mereka yang telah melakukan kontak dengan penderita. 

    Meskipun biaya tes corona terbilang mahal bagi orang yang memeriksakan dirinya secara mandiri, namun jika hasilnya positif, pemerintah pusat bakal memberikan bantuan pembiayaan. 

    Namun, jika kamu ingin mendapatkan perawatan yang maksimal, tidak ada salahnya untuk melindungi diri dengan asuransi kesehatan yang bisa menjamin covid-19. 

    Asuransi corona adalah produk asuransi kesehatan dan jiwa yang menanggung pasien terinfeksi virus corona. Hingga saat ini, beberapa perusahaan asuransi sudah menyatakan bahwa beberapa produk mereka meng-cover Covid-19 (corona). Baik sebagai manfaat tambahan maupun sebagai kompensasi bagi nasabah.

    Intinya, apa pun hasil tes kamu, tetap jalankan protokol kesehatan. Jika memungkinkan, jangan dulu keluar rumah, kecuali ada keperluan mendesak, dan hindari kontak dengan orang lain selama isolasi. 

    Bila muncul gejala Covid-19, seperti batuk, demam, suara serak, dan sesak napas, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline Covid-19 untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. 

    Pastikan kamu memiliki asuransi kesehatan yang bisa menanggung seluruh biaya perawatan Covid-19. Jika ingin tahu asuransi yang tepat untuk kamu, konsultasikan saja di Lifepal!

    Pertanyaan seputar biaya swab test

    Swab test adalah bagian dari metode polymerase chain reaction (PCR test). PCR adalah pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. PCR bisa digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material genetik virus Corona. 

    Sampel tes yang digunakan adalah lendir yang diambil oleh tenaga kesehatan dari bagian dalam hidung (nasofaring) atau tenggorokan (orofaring) seseorang.

    Rapid test adalah metode pemeriksaan atau tes secara cepat didapatkan hasilnya. Pemeriksaan ini menggunakan alat cartridge untuk melihat adanya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi virus. Tes ini hanyalah skrining awal. Maka, jika seseorang dengan hasil rapid test reaktif maupun non reaktif akan dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan PCR swab.
    Sebagaimana aturan pemerintah, saat ini aturan biaya swab test tidak boleh lebih dari Rp900 ribu. Komponen biaya tersebut, harus sudah terdiri atas:

    • Jasa layanan Sumber Daya Manusia yang Terdiri atas Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik/Patologi Klinik, Tenaga ekstraksi, tenaga pengambilan sampel dan ATLM.
    • Bahan habis Pakai termasuk di dalamnya APD level 3.
    • Reagen untuk ekstraksi dan PCR.
    • Overhead mulai dari pemakaian listrik hingga pengelolaan limbah.

    Namun, beberapa rumah sakit dan klinik saat ini menerapkan harga yang berbeda. Biasanya, ada beberapa fasilitas tambahan lainnya yang ditawarkan oleh rumah sakit.

    Jika kamu memiliki kontak erat dengan seorang pasien positif Covid-19 dan merasa dirimu berisiko tinggi tertular, maka kamu wajib melakukan swab test melalui layanan gratis di Puskesmas.