Cuannya Gede! Ini 6 Keuntungan Bisnis Startup Dibandingkan Usaha Konvensional

Cuannya-Gede-Ini-6-Keuntungan-Bisnis-Startup-Dibandingkan-Usaha-Konvensional

Hari ini buat memulai sebuah bisnis startup udah jauh lebih mudah dibandingkan membangun usaha konvensional. Kemajuan teknologi dan kemudahan regulasi yang dibuat oleh pemerintah merupakan beberapa penyebabnya.

Pamor perusahaan rintisan gak bisa dipungkiri lagi udah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengusaha. Contoh startup yang telah sukses seperto Go-Jek, Tokopedia dan BukaLapak menjadi salah satu pemicu utamanya.

Tetapi banyak juga dari generasi milenial yang masih takut buat terjun ke startup. Dan memilih bekerja atau bahkan memilih membuka usaha konvensional dengan produk fisiknya yang bisa terlihat.

Padahal kita mengetahui bahwa mereka cenderung memiliki kreativitas dan inovasi yang lebih tinggi dibandingkan golongan umur lainnya. Sayang jadinya kalau kemampuan tersebut hanya tersimpan di dalam pikiran dan gak diwujudkan menjadi ide brilian.

Nah, supaya ide-ide kamu gak mubazir mending langsung aja yuk cek 6 alasan dengan memulai bisnis startup sekarang dibandingkan usaha konvensional berikut ini:

Pengertian perusahaan startup

Secara umum, startup atau perusahaan rintisan adalah perusahaan yang relatif baru berdiri dan masih dalam tahap pengembangan. Industri yang dijalani oleh perusahaan rintisan juga terbilang unik karena memiliki manfaat menyelesaikan permasalahan sosial yang ada di tengah masyarakat kota khususnya.

Modal yang didapatkan oleh para perusahaan ini juga biasanya didapatkan dari perusahaan yang bisnis utamanya adalah memberikan dana investasi seperti Softbank.

Terdapat beberapa perusahaan rintisan lokal yang udah sukses menjalani bisnisnya seperti Gojek, Traveloka, Bukalapak serta Tokopedia.

1. Bisnis startup gak butuh lokasi yang terlalu strategis

Mengutip dariOn Startups, berbeda dengan usaha konvensional, perusahaan rintisan gak memerlukan lokasi yang tepat dan strategis buat memulainya. Sebab modal utama dari jenis bisnis kayak gini adalah internet di mana hal itu gak mengenal ruang dan waktu.

Dengan begitu kamu gak perlu lagi memikirkan biaya kantor yang mahal buat tempat bekerja bersama kolega. Lumayan uangnya bisa digunakan buat keperluan lainnya yang menunjang aktivitas usaha kayak iklan dan sumber daya manusia.

2. Bisnis startup punya pasar yang lebih luas

Masih ada hubungannya sedikit dengan lokasi, modal utama tadi yang memanfaatkan teknologi internet membuat bisnis kamu gak lagi terbatas lagi oleh jarak. Sehingga orang di manapun, di seluruh dunia dapat melihat etalase produk kamu yang dijual.

Lain cerita kalau kamu memilih usaha konvensional yang bertumpu di satu lokasi aja, pangsa pasar lebih terbatas lantaran letak geografisnya gak mencangkup seluruh wilayah.

Bisa aja sih kamu memasarkan produk itu melalui media sosial tapi biaya yang dikeluarkan udah pasti bertambah dan menjadi kurang efisien.

3. Startup memerlukan modal yang relatif lebih rendah

Karena gak perlu mengeluarkan biaya yang banyak pada beberapa keperluan seperti sewa tempat, belanja barang fisik dan sumber daya manusianya bikin modal usaha relatif rendah.

Kadang kita sering mendengar kalau salah satu kendala seseorang sulit buat membuka usaha adalah keterbatasan modal. Namun, hal itu kini udah bisa sedikit teratasi dengan munculnya model perusahaan rintisan.

4. Ilmu startup bisa kamu temukan di mana-mana

Seiring semakin menjamurnya perusahaan rintisan yang sukses di seluruh dunia, banyak juga para pengusaha membagikan pengalaman dan ilmunya dalam membangun sebuah usaha ini.

Hal tersebut bisa kamu dapatkan dari berbagai macam sumber seperti media sosial, Youtube bahkan portal berita. Dan yang lebih enaknya lagi semua itu bisa kamu dapatkan secara gratis!

Pengalaman kayak gini mungkin sulit didapatkan ketika dunia startup belum berkembang 5 sampai 10 tahun yang lalu.

5. Bisnis ini bisa menyelesaikan masalah di masyarakat

Setiap orang pasti pengin membantu masalah yang dihadapi oleh orang lain. Hanya aja keterbatasan waktu serta kemampuan kadang bikin kita sulit mewujudkannya.

Melalui usaha rintisan kamu bisa melakukan hal tersebut tanpa sulit-sulit lagi meluangkan waktu serta tenaga. Sebab apa yang kita bisniskan udah membantu mengatasi permasalahan banyak orang.

Contohnya seperti Traveloka yang membantu orang yang pengin liburan murah dan Tokopedia yang menolong masyarakat buat mencari kebutuhan tanpa harus pergi ke toko retail.

Hal kecil seperti itu tanpa kita sadari udah membantu mengatasi masalah yang ada di masyarakat selama ini lho.

6. Merubah pandangan orang terhadap suatu hal sepele

Lewat kreativitas dan invovasi yang kamu miliki bisa mengubah hal kecil. Tadinya gak diperhitungkan oleh orang-orang, namun menjadi sesuatu yang bikin masyarakat bergantung padanya.

Salah satu contoh konkritnya adalah ojek. Sebelum adanya Go-Jek, transportasi yang satu ini dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Tetapi hari ini ada ratusan ribu bahkan jutaan orang Indonesia yang bergantung olehnya, hebat bukan?

Cara memulai bisnis startup

Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan kalau berhasrat mendirikan perusahaan rintisan dalam waktu dekat. Meskipun menjanjikan, tapi gak sedikit juga pihak yang mengalami kebankrutan akibat perencanaan dan eksekusi yang kurang matang. Berikut ini adalah cara umum untuk memulainya:

  1. Mempersiapkan blueprint bisnis yang jelas
  2. Memiliki dampak yang positif terhadap permasalahan sosial
  3. Mencari sumber dana
  4. Merencanakan pengeluaran dan pendapatan secara rinci
  5. Menemukan Sumber Daya Manusia yang berkompeten
  6. Siap dengan inovasi terbaru
  7. Mendengarkan saran dan keluhan dari pelanggan

Itulah 7 cara memulai bisnis perusahaan rintisan yang perlu kamu ketahui. Dengan menerapkan prinsip tersebut, kamu bisa meminimalisir hal terburuk yang mungkin aja terjadi.

Nah, itu dia 6 keuntungan kamu memulai bisnis startup dibandingkan dengan bisnis konvensional yang gak memanfaatkan teknologi. Jadi tunggu apalagi buat memulai usaha rintisan, siapa tahu perusahaan kamu bisa jadi Unicorn selanjutnya di Tanah Air. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)