Cara Investasi yang Aman dan Sesuai Jenisnya [Plus Tips]

cara investasi

Cara berinvestasi yang benar akan membawa keuntungan padamu. Cara investasi berbeda-beda tergantung pada jenis investasi yang kamu punya. 

Dalam industri keuangan, ada banyak metode ternak uang. Bahasa formalnya, investasi. Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), investasi adalah penanaman modal atau uang dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. 

Caranya beragam sekali. Pilihanmu terhadap instrumennya tertentu harus didasarkan sejumlah perhitungan, terutama profil risiko.

Profil risiko alias tingkat toleransi risiko ini secara umum terbagi menjadi tiga: konservatif, moderat, agresif. 

  • Konservatif, bertujuan utama melindungi nilai modal awal supaya nggak rugi. Investor konservatif hanya menoleransi investment yang berisiko rendah. Ibaratnya, walau untungnya kecil tapi yang penting nggak rugi deh! Investasi dengan risiko rendah cocok untuk jangka pendek atau panjang.
  • Moderat, punya toleransi terhadap risiko investment yang menengah. Investor model ini biasanya masih berharap dapat imbal hasil di atas suku bunga deposito tapi fluktuasinya cukup stabil. Jangka waktu investasinya biasanya di atas 3 tahun.
  • Agresif, sesuai dengan namanya, investor tipe ini ngebet ingin imbal hasil tinggi meski risiko ruginya cukup tinggi. Investor dengan profil ini menoleransi fluktuasi nilai investment jangka pendek. 
  • Karena fluktuasi nilai yang sangat dinamis, maka demi mendapat return yang maksimal, investment perlu dilakukan dalam jangka panjang. 

    Nah, buat kamu yang berencana berinvestasi, kamu ada di artikel yang tepat! Lifepal akan menjelaskan secara ‘mendaging’ hal-hal apa saja yang perlu kamu tahu soal cara investasi. Yuk simak!

    Cara investasi aman

    Seperti yang dijelaskan di atas, investment bertujuan cari untung. Ya meski ada potensi rugi, tapi tetap saja tujuan jangka panjangnya adalah imbal hasil. Karena itu, cara investasi perlu dilakukan dengan penuh perhitungan dan perencanaan. 

    Kalau kamu baru mau memulai investment, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum berinvestasi dan dilakukan saat menjalankan investasi. Apa saja cara investasi biar aman? 

    1. Tak ada kata terlambat, mulai investasi sekarang!

    Hei, jangan tunggu mapan secara finansial untuk berinvestasi. Definisi mapan finansial saja cukup rancu untuk menjadikanmu cukup pantas memulai investment

    Kalau kamu sudah punya penghasilan tetap (atau setidaknya rutin), sudah punya dana darurat yang cukup, maka tidak ada alasan untuk tidak memulai investment. Mulailah sekarang! Berapapun umur kamu sekarang, tidak ada kata terlambat. 

    Nggak perlu dimulai dengan dana yang besar juga lho. Saat ini banyak instrumen investment yang bahkan bisa dilakukan dengan setoran awal Rp 100.000, seperti saham, reksa dana, deposito, atau menabung emas. 

    2. Pilih investment yang imbal hasilnya melawan inflasi

    Sadar nggak sih, nilai uang kita semakin susut? Misalnya nih, uang Rp 10 ribu di tahun 2010 lalu masih bisa kita belanjakan seporsi mie ayam komplit. Tapi dengan nominal yang sama di tahun 2021 ini, ternyata Rp 10.000 nggak cukup untuk beli seporsi mie ayam di penjual yang sama. 

    Harganya naik, bun! Itulah gambaran tentang inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai inflasi Indonesia selama lima tahun terakhir berada di rentang 3-5 persen. Meski cukup rendah, tapi faktanya inflasi itu ada. 

    Dengan angka inflasi sebesar itu, maka jangan harap untung dari tabungan di bank yang bunganya hanya sekitar 2-3 persen saja. Belum lagi kena potongan biaya admin dan biaya lainnya. Lumayan kan?

    Salah satu contoh investment yang ampuh melawan laju inflasi adalah saham dan reksa dana. Tapi balik lagi ya, produk investasi kamu harus sesuai dengan profil risiko. 

    3. Diversifikasi produk investasi

    Jangan taruh seluruh telur dalam satu keranjang. Kalau keranjangnya jatuh, seluruh telur bisa pecah. 

    Barangkali itu bisa menggambarkan maksud dari diversifikasi. Telur-telur lebih baik disimpan di beberapa keranjang yang berbeda. Sehingga kalau salah satu keranjang jatuh, masih ada keranjang lain yang selamat. 

    Sama halnya dengan investment. Kamu perlu menyimpan modal investasimu di beberapa instrumen sekaligus. Tujuannya, menekan risiko kegagalan atau kerugian di kemudian hari. Jika salah satu aset lagi merugi, maka masih ada aset lain yang aman. 

    Lantas apa saja instrumen investment yang perlu dipilih? Lagi-lagi disesuaikan dengan profil risiko dan review portofolio kamu. 

    4. Jangan cuma ikut-ikutan, sesuaikan targetmu

    Investasi memang populer dalam satu dekade ini. Tak jarang kamu akan mendengar obrolan karyawan soal produk reksa dananya di sela makan siang di kantin kantor. Atau, dua emak-emak muda di angkot yang ngomongin harga emas batangan yang tak kunjung-kunjung turun. 

    Tapi apapun pilihan investasimu, jangan cuma ikut-ikutan ya. Jangan hanya gara-gara mata uang kripto lagi naik daun, lantas kamu asal ikut. Boleh saja, tapi tetap perlu diawali dengan riset dan pemahaman sebelum melangkah masuk ke salah satu instrumen investment

    Pemilihan jenis juga perlu disesuaikan dengan target return yang ingin dicapai. Misal, untuk jangka panjang bisa dengan saham, reksa dana, emas, atau obligasi. Untuk jangka menengah bisa dengan reksa dana atau emas. Sementara jangka pendek bisa dengan reksa dana (pasar uang). 

    5. Mulai dengan nominal kecil

    Investasi tak perlu menunggu modal besar terkumpul. Investasi bisa dimulai dengan modal kecil, Rp 100.000 misalnya. Saat ini sudah banyak tersedia platform investment reksa dana dengan setoran minimum Rp 100.000. Atau tabungan emas di Pegadaian yang bisa dimulai dengan saldo Rp 10.000. 

    Investasi dengan nominal kecil ini bisa dilakukan secara rutin, dengan menyisihkan sebagian dari gaji bulanan. Angka ideal porsi bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena tentu ada porsi pengeluaran lain seperti bayar cicilan, bayar biaya kontrakan, atau mengirim uang untuk orang tua.

    Tertarik dengan ulasan mengenai investment? Kunjungi laman tim ahli di Tanya Lifepal!

    Hal yang harus diperhatikan sebelum mulai investasi

    Sebelum memulai investment, masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan atau jadi bahan renungan. Apa saja?

    1. Tujuan investasi

    Tentukan tujuan investasimu. Misal, mengumpulkan modal untuk membeli rumah, dana pendidikan anak, atau dana pensiun. 

    2. Hitung piutang yang dimiliki

    Investasi itu penting, tapi melunasi utang jauh lebih penting. Enak mana, investment gede tapi utang menumpuk atau kecil-rutin dan bebas utang? Tentu hati lebih adem ayem kalau bebas utang ya pastinya. 

    Karenanya, jika ada utang, coba hitung dan pastikan kamu bisa melunasinya. Investment bisa ditunda hingga utang selesai, atau dilakukan paralel dengan pelunasan utang. Tentu dengan perhitungan yang jelas.

    3. Pastikan ada modal

    Ya namanya investment tentu harus ada modalnya. Modal di sini maksudnya sejumlah uang yang siap ditempatkan di instrumen tertentu. Soal nominal, seperti yang sudah dijelaskan di atas, tak perlu harus besar. Investment bisa kok dimulai dengan nominal kecil. Asal rutin. Top deh!

    Pilihan jenis investasi untuk pemula

    Setelah memahami hal-hal yang perlu disiapkan atau dipertimbangkan, giliran mengetahui beberapa jenis investment yang cocok dilakukan pemula. 

    Jangan takut jangan khawatir untuk memulai. Asal cukup ilmu, maka risiko bisa dikelola.

    1. Investasi reksa dana

    Instrumen paling mudah untuk dijalankan adalah reksa dana. Reksa dana sendiri adalah wadah atau fasilitas pengelolaan dana bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi di pasar modal. Gampangnya, kita akan menitip sejumlah dana kepada manajer investasi untuk kemudian ditempatkan di instrumen seperti pasar uang atau pasar modal. 

    Ada empat jenis reksa dana yang bisa disesuaikan dengan tujuan dan profil risiko kamu. Keempatnya adalah reksa dana pasar uang (RDPU), reksa dana pendapatan tetap (RDPT), reksa dana campuran, dan reksa dana saham. 

    Cara investasi reksa dana pun semakin mudah dilakukan sekarang, bisa dilakukan secara online. Cara investment reksa dana online pun cukup mudah, semuanya bisa dilakukan dari ponsel. 

    2. Investasi saham

    Investasi saham juga semakin diminati. Akses untuk berinvestasi saham juga semakin terbuka. Saat ini nyaris semua sekuritas ternama sudah menyediakan aplikasi khusus sebagai platform transaksi saham. 

    Cara membeli saham pun cukup mudah. Ada empat tahap utama buat kamu yang akan berinvestasi saham.

    1. Pilih broker atau sekuritas yang cocok
    2. Buka rekening dana investor (RDI), biasanya minimal setoran Rp 100 ribu
    3. Setor dana awal
    4. Beli saham online lewat aplikasi

    3. Investasi emas

    Bagi pemula, cara investasi emas barangkali jadi yang paling gampang dilakukan. Karena prinsipnya ya membeli lantas menyimpan emas untuk jangka waktu tertentu. Harga emas sendiri relatif stabil naik dari tahun ke tahun. Sehingga logam mulia emas disebut sebagai aset safe haven. 

    Harga emas terbukti stabil dan cenderung naik sepanjang 2020 lalu saat saham-saham di berbagai bursa efek dunia ambrol. Emas sendiri dikenal likuid karena kamu bisa menjualnya kapanpun jika butuh dana segar. 

    Investasi emas juga tidak perlu modal besar. Uang Rp 10.000 pun bisa dipakai untuk menabung emas di Pegadaian. Atau kalau mau beli emas batangan di Butik Antam, maka emas ukuran 0,5 gram tersedia. 

    Kenaikan harga emas juga terbukti mengalahkan inflasi. Kamu bisa berinvestasi emas dengan membeli secara fisik di Butik Antam ataupun dengan cara investasi emas di Pegadaian. 

    Tabungan emas di Pegadaian cukup mudah, yakni dengan mengonversikan sejumlah dana yang ditabung ke dalam gram ukuran emas. Nasabah juga bisa mengubah tabungan ke dalam bentuk fisik. 

    Pegadaian sendiri juga digandeng sejumlah marketplace untuk menyajikan fitur tabung emas, seperti Tokopedia dan Shopee. 

    Layanan menabung emas juga tersedia di sejumlah bank, seperti tabungan emas BNI atau Bank Syariah Indonesia. 

    4. Investasi properti

    Investasi properti bisa jadi salah satu yang paling menguntungkan. Alasannya, harga properti yang hampir pasti selalu naik saban tahunnya. 

    Hanya saja, investasi properti butuh modal yang lebih besar dan perhitungan yang jauh lebih matang. Cara investasi properti juga tak sederhana. Tapi tentu return yang didapat nanti lebih besar. Investasi properti bisa dilakukan dengan menyewakan properti atau menjualnya dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga beli.

    Jika bingung memilih investasi yang tepat, kamu bisa pilih dengan cara mengisi Kuis Profil Risiko Investasi dari Lifepal berikut ini:

    Perbedaan investasi dan menabung 

    Tahu nggak sih kalau sampai sekarang masih banyak yang salah kaprah soal menabung dan investasi? Banyak yang menganggap menabung juga salah satu jenis investasi. Meski sama-sama menyimpan sejumlah dana, tapi konsep menabung dan investasi itu ternyata beda. Apa saja bedanya?

    MenabungInvestasi
    Menyimpan uang untuk kebutuhan jangka pendekMengembangkan uang yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan lebih
    Dapat dicairkan atau diambil kapan sajaAda jangka waktu untuk mencairkan dana
    Keuntungan yang didapat lebih rendah (bunga rendah)Keuntungan yang didapat lebih tinggi
    Risiko kerugian rendahRisiko kerugian lebih tinggi
    Jenis: tabungan bankJenis: emas, obligasi , saham, deposito, reksa dana

    Tips memulai investasi sejak dini

    Investasi perlu dilakukan sejak dini. Semakin awal, semakin baik. Tapi kalau kamu merasa terlambat, jangan kecil hati. Segera mulailah berinvestasi karena pada prinsipnya tidak ada kata terlambat untuk investasi. 

    Buat kamu yang masih cukup muda, misalnya masih berada di fase awal-awal tahun pertama bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, maka momen ini sangat tepat untuk memulai investasi. 

    Investasi itu tak hanya sekadar mendapat untung saja, tapi juga melatih disiplin, membantumu mengejar mimpi, juga yang pasti menyiapkan bantalan keuangan di masa tua. 

    Sejumlah tips yang perlu kamu terapkan dalam berinvestasi sejak dini mungkin bisa kamu terapkan:

    1. Mulai dengan nominal kecil, sesuaikan dengan penghasilanmu setiap bulan. Ingat, pastikan piutang kamu sudah terbayar dan dana darurat sudah tersedia.
    2. Jangan terpaku pada orang lain. Kamu punya profil risiko sendiri. Kamu juga punya pengeluaran yang berbeda dengan orang lain. Kamu yang memahami kondisi keuanganmu, sehingga jangan terlalu terpaku dengan gaya investasi orang lain. 
    3. Lakukan secara rutin. Sebisa mungkin lakukan investasi secara rutin. Misalnya dengan rutin menyetor uang ke reksa dana, rutin membeli emas, atau juga rutin menabung saham. 

    Tanya jawab

    Instrumen investasi sangat bergantung pada profil risiko si investor. Kamu perlu memahami apa tujuan kamu berinvestasi, berapa target return yang akan diperoleh, jangka waktu berapa lama kamu akan berinvestasi, serta bagaimana toleransi risiko kamu. Tapi beberapa instrumen ini mungkin cukup mudah untuk dilakukan oleh investor pemula:

    • Reksa dana
    • Emas
    • Saham
    • Obligasi pemerintah
    • Deposito
    • Peer to peer (p2p) lending.
    Beberapa kriteria yang benar:

    • Punya tujuan
    • Tidak menggunakan utang untuk membeli produk investasi
    • Dilakukan dengan perhitungan risiko yang tepat.
    • Harus memberikan tambahan aset.

    Berikut ini beberapa contohnya:

    • Reksa dana (pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham)
    • Emas
    • Saham
    • Obligasi pemerintah
    • Peer to peer (p2p) lending
    • Reksa dana
    • Mata uang kripto (cryptocurrency).

    Ada banyak jenis produk yang bisa dilakukan dengan modal Rp 10 juta. Beberapa yang paling mungkin di antaranya:

    • Emas, bisa dapat sekitar 10 gram lebih
    • Deposito, tentu dengan risiko yang minim
    • Reksa dana, bisa dipilih berdasarkan toleransi risikonya (reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, atau saham)
    • Saham, bisa untuk membeli sejumlah lot saham dari emiten yang potensial. Lakukan analisa fundamental dan teknikal untuk melihat proyeksi pergerakan harga saham.