Kisah Bos GarudaFood: Dulu Diledek Miskin, Sekarang Jadi Miliarder

pengusaha terkaya di Indonesia

Jika dilihat dari titelnya: salah satu pengusaha terkaya di Indonesia, sepertinya orang yang duduk di sana benar-benar terhormat dan super tajir.

Emang benar sih. Tapi jangan salah lho, dulunya orang ini sering dihina dan waktu kecil cuma anak kampung.

Dialah Sudhamek Agoeng Waspodo Soenjoto, Chairman PT GarudaFood Group. Pasti kamu familiar sama produknya seperti Kacang Garuda, Pilus Garuda, biskuit Gery, Chocolatos, dan Leo. Selain cemilan, mereka juga memproduksi minuman Super O2 dan Clevo.

Saat ini, GarudaFood udah memiliki lebih dari 13 ribu pegawai. Mereka juga melakukan joint venture dengan perusahaan minuman asal Jepang bernama Suntory buat memproduksi minuman-minuman segar tanpa alkohol buat pasar Indonesia.

Di tahun ini, GarudaFood juga mulai mengambil ancang-ancang buat melepas sebagian sahamnya di pasar modal. Hal itu dilakukan biar mereka bisa meraup dana segar hingga US$ 200 juta.

Kelihatannya makin hari makin hebat ya GarudaFood ini. Gak heran kalau kekayaan Sudhamek sendiri saat ini tercatat ada di US$ 810 juta alias Rp 11 triliun.

Padahal, dulunya bisa dibilang dia jauh dari kata kaya. Dia cuma seorang “karyawan.”

Penasaran dengan perjalanan sukses beliau? Berikut tujuh fakta pengusaha terkaya di Indonesia urutan ke-38 ini.

1. Bungsu dari 11 bersaudara dari sebuah perkampungan nelayan

pengusaha terkaya di Indonesia
Gak ada yang nyangka, dulu cuma anak kampung sekarang sudah masuk Forbes dan diakui sebagai salah satu orang terkaya di negaranya (Republika)

Sudhamek kecil tinggal di Rembang, Jawa Tengah. Lebih tepatnya di sebuah perkampungan nelayan. Dia adalah anak bungsu dari 11 bersaudara.

Keluarganya Sudhamek sejatinya bukan keluarga miskin. Lebih cocok disebut pas-pasan. Gak semua kebutuhan Sudhamek bisa terpenuhi.

2. Pernah diledek miskin

Selain hidup pas-pasan, Sudhamek juga memiliki masa kecil yang benar-benar memilukan. Dia sering banget dihina oleh teman-teman sekolahnya sendiri dari kecil hingga SMA.

Selain itu, Sudhamek bahkan pernah diledek miskin oleh kakak temannya. Kok sejahat itu ya?

Cerita itu berawal ketika Sudhamek yang masih duduk di bangku SMA mengantar temannya pulang ke rumahn. Teman Sudhamek adalah anak dari pemilik pabrik teh di Slawi. Dia bisa dikatakan orang kaya pada saat itu.

Sesampainya di sana, kakak dari temannya udah menunggu di gerbang. Kakak dari temannya bertanya kepada adiknya, “Dari mana?” Tapi di ujung perbincangan itu, terlontarlah kalimat, “Nggak usah pergi sama orang kere.”

Sudhamek ternyata mendengar ucapan itu dan tentu aja, dirinya sakit hati.

Alhasil dia pun berkelahi dengan teman yang diantar pulang olehnya hingga memar-memar. Dia menceritakan peristiwa ini kepada sang ibu.

3. Sempat pengin ganti nama karena diejek

pengusaha terkaya di Indonesia
Sudhamek AWS (Kompas)

Masa SMP dan SMA bisa dibilang jadi masa paling kelam bagi pria yang kini jadi pengusaha terkaya di Indonesia ini. Sudhamek mengaku, setiap hari dirinya diejek karena namanya aneh.

Dalam wawancaranya dengan Detik, Sudhamek membenarkan kalau nama pribadinya emang cuma ada satu di Indonesia. Setiap kali ada absen di kelas, rasanya seperti diadili. Semua anak tertawa.

Meski lama-lama jadi terbiasa, Sudhamek sempat berniat ganti nama pada saat itu. Tapi niat itu dibatalkan, dan namanya malah membawa hoki di kemudian hari.

4. Lulus dengan gelar sarjana ekonomi dan hukum

Sebagai seorang siswa, Sudhamek juga bukanlah anak berprestasi. Nilainya biasa-biasa aja.

Tapi kehidupannya di Salatiga mulai berubah terutama saat masuk ke Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Walaupun gak sengaja masuk fakultas ekonomi, Sudhamek malah jatuh cinta sama fakultas ini.

Sudhamek yang dulunya pemalu kini bisa tampil lebih pede. Dia mulai jadi gaul di kalangan mahasiswa dan mulai mencintai buku.

Alhasil, Sudhamek lulus dengan dua gelar sarjana ekonomi dan hukum.

5. Jadi karyawan PT Gudang Garam Kediri

pengusaha terkaya di Indonesia
Sudhamek saat dianugerahi gelar Doktor (Tribunnews)

Setelah lulus kuliah dan menikah, pria kelahiran 1956 silam ini bekerja di PT Gudang Garam, Kediri. Sejatinya pada saat itu bisnis ayah Sudhamek udah cukup maju, dan dia pun ditawari buat menjalankan salah satu bisnis ayahnya di Rembang.

Namun Sudhamek menolak tawaran itu lantaran gak pengin memberatkan kedua orangtuanya. Sudhamek lebih memilih kerja di tempat orang.

6. Mendirikan GarudaFood lewat bisnis sang ayah

Sudhamek baru tergerak buat melanjutkan usaha ayahnya yang meninggal dunia dua tahun setelah lulus. Dia pun mulai menahkodai bisnis ayahnya, PT Tudung, produsen tepung tapioka.

Di bawah kepemimpinannya, PT Tudung berubah jadi PT Tudung Putrajaya. Bisnis inti dari perusahaan itu berubah jadi kacang garing tanpa merek. Namun di tahun 1987 dia pun menjual kacang dengan merek “Kacang Garing Garuda.”

Kacang itulah yang jadi cikal bakal dari Kacang Garuda yang meledak di pasaran. Pada 1990, PT Tudung Putrajaya pun berubah jadi PT Garuda Putra Putri Jaya dengan bisnis inti kacang kulit oven.

Gak disangka, kacang itu pun kian populer dan dianugerahi sejumlah penghargaan. Sebut aja seperti Indonesia Customer Satisfaction Award, Superbrands Award, Top Brand, dan Indonesia Best Brand Award.

7. Melakukan ekspansi saat krisis moneter

pengusaha terkaya di Indonesia
Produk GarudaFood (Kontan)

Di era krisis moneter 1998 GarudaFood gak goyang lho. Hal itu disebabkan karena perusahaan ini menguasai 70 persen pangsa pasar.

Setelah sukses di kacang, pengusaha terkaya di Indonesia ke-38 ini mendirikan PT GarudaFood Jaya pada 1997. Sementara itu di tahun 1998, mereka mengakuisisi produsen jelly PT Triteguh Manunggal Sejati (TRMS).

Lewat PT GarudaFood Jaya, lahirlah produk-produk biskuit seperti Danza, diikuti dengan Salma, dan pada 2001 lahirlah Gery. Sebagai makanan kudapan, Gery pun laris manis. Biskuit itu meraih penghargaan berturut-turut hingga tahun 2007.

Sementara dari TRMS, lahir produk jelly bernama OKKY Jelly Drink yang juga berhasil menyabet penghargaan hingga 2007. Nama brand itu pun familiar banget di telinga masyarakat.

Di tahun 2002, TRMS pun meluncurkan minuman bernama Mountea.

PT Garuda Putra Putri Jaya kemudian digabung dengan PT GarudaFood Jaya, dan lahirlah PT GarudaFood Putra Putri Jaya.

Dari perusahaan itu, lahir produk kripik kentang, pisang, singkong, dan kerupuk bermerek Leo. Mereka juga mengembangkan produk lain berupa snack jagung, O’Corn.

Dari anak minder hingga jadi pengusaha terkaya di Indonesia

Demikian kisah sukses pengusaha terkaya di Indonesia ke-38, Sudhamek. Dulu mungkin dia bukan siapa-siapa dan jadi korban bully, tapi saat ini yang nge-bully pasti malu kalau ketemu Sudhamek.

Meski demikian, Sudhamek gak lantas dendam sama temannya. Dia malah bersikap rendah hati. Dia juga masuk dalam grup WhatsApp alumni sekolahnya.

Sudhamek cukup senang lantaran telah diakui sebagai orang yang berhasil.

Kisah bos GarudaFood ini tentu mengingatkan kita tentang pentingnya kerja keras buat mendapat hasil maksimal. Kisah dia membuktikan bahwa mereka yang bernasib buruk bisa beruntung di kemudian hari dan jadi pengusaha terkaya di Indonesia jika ada kemauan.