3 Jenis Investasi Ini Cocok Untuk Digeluti oleh para Generasi Milenial

Investasi emas kali ini banyak diminati para milenial (Shutterstock).

Investasi saat ini dijadikan salah satu cara untuk menambah pundi-pundi penghasilan. Biasanya, orang yang berinvestasi cenderung sudah memasuki usia kepala tiga, alias mereka yang memiliki penghasilan berlebih. Lalu bagaimana dengan generasi milenial? Bisa aja kok, malah bagus kalau mau mulai investasi sejak dini. 

Banyaknya arus informasi terkait investasi saat ini cukup membuka mata kaum milenial untuk mulai berinvestasi. Salah seorang Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani mengatakan faktor yang memengaruhi milenial tertarik investasi adalah kemudahan akses serta modal yang tidak begitu besar. 

“Saat ini milenial semakin dipermudah oleh banyaknya informasi tentang apa itu investasi dan bagaimana cara memulainya. Bahkan, investasi saat ini juga tidak perlu modal besar, cukup dengan dana seadanya sudah bisa investasi,” katanya. 

Menurut Gani, ada tiga jenis investasi yang bakal digandrungi generasi milenial tahun 2020 ini. Apa aja sih? yuk kita simak informasinya berikut ini. 

1. Peer to Peer Lending Bisa Dicoba untuk Generasi Milenial

P2P Lending (Shutterstock).
P2P Lending (Shutterstock).

P2P (peer-to-peer) Lending adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet. Mengutip laman Wikipedia, layanan ini merupakan penyelenggara badan hukum Indonesia yang menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. 

Penerima pinjaman adalah orang dan/atau badan hukum yang mempunyai utang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Pemberi Pinjaman (Investor) adalah orang, badan hukum, dan/atau badan usaha yang mempunyai piutang karena perjanjian Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Peraturan soal P2P diatur dalam Peraturan OJK (POJK).

Menurut OJK, P2P Lending telah menunjukkan tren yang sangat positif. Bisnis fintech lending dalam negeri terhitung berkembang pesat. Salah satu pemicu pertumbuhan P2P Lending di Indonesia adalah masih sangat rendahnya inklusi keuangan yang ada. 

Saat ini P2P Lending menjadi pilihan investasi yang diminati banyak orang, termasuk para milenial. Jika dibandingkan dengan reksadana atau deposito, jenis investasi ini membawa keuntungan lebih banyak. Risikonya pun lebih rendah dengan pengembalian dalam waktu satu bulan. Investasi jenis ini juga tidak diperlukan komitmen jangka panjang kok. Saat ini sudah banyak perusahaan yang gencar menginformasikan P2P Lending kepada masyarakat, juga dapat diakses melalui mobile apps atau website. 

2. Equity Crowdfunding

Equity Crowdfunding (Shutterstock).
Equity Crowdfunding (Shutterstock).

Maraknya pertumbuhan fintech saat ini, membuat crowdfunding menjadi alternatif menghimpun dana tanpa harus IPO. Seperti yang diketahui, Equity Crowdfunding merupakan layanan penghimpunan uang atau dana melalui penawaran saham berbasis teknologi. Ini merupakan layanan baru dari OJK untuk memfasilitasi usaha rintisan atau UKM yang ingin mendapatkan pendanaan. 

Equity Crowdfunding ini bisa menjadi solusi menarik bagi milenial yang ingin membantu UMKM atau milenial lain yang sedang merintis usaha kecil maupun ritel. Investasi ini bisa membantu meningkatkan kapasitas produksi untuk tumbuh lebih cepat. 

Keuntungan lainnya, kamu memiliki peluang besar untuk mendapatkan keuntungan ketika perusahaan mendapatkan untung atau bahkan dibeli oleh perusahaan yang besar. Bahkan, kamu bisa mendapatkan keuntungan berlebih ketimbang yang diberikan saat awal. 

Sejalan dengan tingginya potensi keuntungan yang didapat, faktanya investasi ini dilakukan melalui penyertaan modal. Tapi sebelum memilih untuk berinvestasi jenis ini, kamu harus paham betul keuntungan dan kerugiannya. Jangan hanya memikirkan keuntungan semata saja. 

Adapun kerugiannya adalah jika perusahaan bangkrut, ya otomatis kamu juga akan kehilangan uangmu disana. Apalagi jika perusahaan tersebut tidak memiliki aset yang bernilai, duh siap-siap gigit jari deh! Gak cuma itu aja nih, investasi jenis ini juga terkadang rawan penipuan.

3. Emas

Investasi emas (Shutterstock).
Investasi emas (Shutterstock).

Entah emas batangan atau logam mulia merupakan salah satu instrumen investasi yang kini mulai dilirik orang. Bukan karena harganya saja yang selalu naik, investasi jenis ini aman, tidak terpengaruh oleh inflasi. 

Selain itu, saat ini sudah semakin dimudahkan oleh layanan mencicil atau menabung emas mulai dari 1 gram saja. Ini tentunya bagus untuk kamu yang baru saja ingin memulai investasi. Dengan perkembangan teknologi saat ini kamu bisa memantau pergerakan dari mobile apps saja. Jadi saat ini sudah tidak aman jika kamu ingin memulai investasi emas namun menyimpannya di rumah. 

Keuntungan berinvestasi jenis ini selain bebas pajak, kamu dapat dengan mudah mencairkan emas jika suatu ketika membutuhkan dana. Emas dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai dan sangat fleksibel ketimbang jenis investasi lain. Kelebihan lain dari investasi jenis ini kamu tidak perlu membeli dalam jumlah besar seperti perhiasan. Dengan logam mulia atau dinar, kamu sudah bisa berinvestasi emas lho! 

Walaupun tergolong mudah, investasi emas bukan tanpa kendala guys! Apalagi saat ini sudah semakin marak penipuan berkedok investasi emas yang dilakukan oleh banyak orang. Juga alasan kamu tidak diperkenankan investasi emas dalam bentuk perhiasan adalah ketika itu hilang sama artinya dengan kehilangan sejumlah uang.  

Selain itu, investasi ini tidaklah cocok bagi kamu yang ingin mendapatkan keuntungan dalam waktu cepat. Fluktuasi harga emas yang cukup besar tidak bisa menjamin investor akan mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. 

Meski demikian, sama halnya dengan P2P Lending, investasi emas masih terbilang cukup aman dari naik turunnya inflasi serta minim risiko. Diprediksi pada tahun 2020 ini pergerakan investasi emas kian meningkat. 

Gani menambahkan bahwa generasi milenial memang perlu berpegang teguh pada prinsip tidak ada yang instan di dunia ini, termasuk investasi. “Mereka harus paham betul investasi apa yang cocok, selalu mencari tahu keuntungan dan kerugian masing-masing investasi, serta cek legalitas perusahaan yang akan menjadi tempat mereka berinvestasi,” katanya. 

Itu tadi tiga jenis investasi yang bisa dicoba saat ini. Meski cenderung minim risiko, ada baiknya kamu wajib mencari tahu seluk beluk masing-masing instrumen agar tidak mengalami kerugian di masa mendatang. (Editor: Winda Destiana Putri).