Harga Emas Alami Naik Turun, Kok Bisa Begitu Ya? Ini Lho Faktor Pemicunya

harga emas

Harga emas belakangan ini cenderung naik. Setelah naik turun di kisaran Rp 650 ribuan, beberapa hari terakhir ini harganya naik dan bertengger di kisaran Rp 700 ribuan.

Seperti yang termuat dalam artikel Harga Emas Hari Ini di Moneysmart, harganya per 25 Juni 2019 berada di angka Rp 720 ribu per gram. Harga tersebut adalah harga jual di Gedung Antam Jakarta.

Di Indonesia emas menjadi pilihan terpopuler buat berinvestasi. Kebanyakan orang memilih emas karena pilihan investasi ini mudah dipahami. Tinggal datang ke gerai Antam lalu beli emas dengan berat yang diinginkan kemudian bayar dan membawa pulang emasnya.

Selain simpel, investasi emas relatif stabil bikin orang-orang merasa aman buat menuangkan uang mereka ke logam mulia ini. Walaupun untung yang dihasilkan masih kalah dengan untung dari saham, tetap aja masih banyak orang yang menyimpan emas.

Sayangnya, gak banyak orang tahu apa faktor-faktor yang menjadi pemicu naik turunnya harga emas. Dalam tulisannya, The Motley Fool menguraikan sejumlah faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas, apa aja ya? Yuk, disimak bareng-bareng di bawah ini: 

Baca juga: Mau Beli Emas? Jangan Lupa Cek Harga Terbarunya di Sini Per Hari Ini

1. Kebijakan moneter, khususnya kebijakan The Fed pengaruhi harga emas

Gak disangka, harga emas tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat The Fed. Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga.

Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Sebab dolar menjadi gak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu juga sebaliknya.

Seperti yang terjadi saat ini, The Fed telah memutuskan buat turunkan suku bunga. Harga emas pun melonjak naik karena keluarnya keputusan tersebut.

2. Kondisi ekonomi Amerika Serikat

Gak disangka juga, baik atau jeleknya kondisi ekonomi Amerika Serikat punya peran dalam naik turunnya nilai emas. Sebab naik turunnya suku bunga The Fed mempertimbangkan kondisi ekonomi Amerika Serikat. Begitu keputusan The Fed keluar maka emas bakal terpengaruh.

Kondisi ekonomi sendiri bisa dilihat dari pertumbuhan PDB, angka pengangguran, hingga perkembangan bisnis. Semua data tersebut menjadi penentu apakah kondisi ekonomi lagi bagus atau buruk.

Kalau data-data yang disebutkan tadi bagus, The Fed bakal menaikkan suku bunga buat mengamankan inflasi. Otomatis, dolar Amerika Serikat menjadi menarik dan emas pun menurun.

Baca juga: Murah dan Aman! Cara Gampang Investasi Emas Antam Lewat Brankas Logam Mulia

3. Penawaran dan permintaan emas

Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya, bikin logam yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik. Sebaliknya, harganya turun karena penawaran lebih besar daripada permintaannya.

Menariknya nih ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Ada dua versi hasi hitung dari total emas yang ada di dunia. 

Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money, yang memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton.

4. Inflasi

Tingginya inflasi cenderung mendorong pergerakan emas. Bisa dibilang meningkatnya inflasi diikuti dengan meningkatnya nilai si emas itu sendiri. 

Emas sendiri emang dipergunakan sebagai lindung nilai atau hedge terhadap inflasi. Sebab naiknya inflasi secara berlebihan sangat merugikan. Uang yang dimiliki jadi turun nilainya. Dengan menyimpan uang dalam bentuk emas, nilai itu sendiri bisa terlindungi.

Emas pun semakin dihargai dan mendapat tempat seiring gak tertahankannya laju inflasi. Orang-orang pun menjadi gak percaya dengan mata uang mereka sendiri dan beralih ke emas.

Namun, situasinya bakal berbeda kalau bank sentral menaikkan suku bunga buat menahan inflasi. Malahan kalau suku bunga dinaikkan lagi, inflasi cenderung menurun diikuti dengan penurunan harga si emas itu sendiri. Sebab mata uang saat itu lebih berharga ketimbang emas.

5. Pergerakan dolar Amerika Serikat

Harga logam mulia atau emas secara global juga turut dipengaruhi pergerakan dolar Amerika Serikat. Seperti yang udah diterangkan di atas, kebijakan naik turunkan suku bunga oleh The Fed memengaruhi harga logam mulia ini.

Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas menjadi naik harganya. Penurunan suku bunga ini kemudian berdampak pada pergerakan dolar. Nilai dolar sendiri cenderung melemah karena kebijakan The Fed ini.

Walaupun begitu situasi pergerakan harga emas beriringan dengan menguatnya nilai dolar. Situasi ini bisa terjadi seandainya suatu negara terjadi krisis finansial sehingga permintaan terhadap dolar dan emas meningkat seperti waktu krisis ekonomi ‘98 di Indonesia.

6. Situasi ketidakpastian

Pergerakan harganya juga turut dipengaruhi situasi yang gak pasti. Misalnya aja perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Situasi tersebut jelas bikin para investor merasa situasi ekonomi global gak pasti ke depannya.

Ketidakpastian ini memberi dampak negatif pada pergerakan harga saham. Daripada kehilangan uang di saham, investor lebih memilih buat mengamankan dananya dalam bentuk emas.

Banyaknya investor yang beralih ke aset safe haven seperti emas memberi efek psikologis ke pasar saham. Alhasil, jumlah investor yang beralih pun bertambah dan harga emas meningkat jadinya.

Sampai sini udah tahu kan apa faktor-faktor yang memicu naik turunnya harga emas? Mudah-mudahan dengan mengetahui informasi di atas, kamu makin cerdas dalam berinvestasi emas ya!