6 Pilihan Investasi Jangka Panjang yang Terbukti Aman

keuntungan investasi jangkan panjang

Berinvestasi menjadi salah satu cara buat menggandakan kekayaan sekaligus mengamankan keuangan. Ada banyak pilihan investasi yang bisa kamu coba, tergantung tujuan finansial kamu. Pengin dapat untung cepat, ada investasi jangka pendek. Pengin dipakai pas pensiun nanti, ada investasi jangka panjang.

Selain investasi, penting juga lho buat memiliki produk asuransi kesehatan untuk mengamankan kondisi finansial kamu. Misal, amit-amit kalau ada kecelakaan atau sakit mendadak, asuransi kesehatan bakal menanggung biaya rumah sakit kamu.

Kembali ke investasi, memang kalau dipikir-pikir lebih untung pilih investasi jangka pendek. Soalnya, untungnya lebih cepat terlihat. Beda banget dengan investasi jangka panjang yang mesti sabar menanti untung. Walaupun begitu, investasi jangka pendek lebih berisiko lho ketimbang investasi jangka panjang.

Makanya gak sedikit orang yang mikir-mikir dulu sebelum pilih investasi jangka pendek. Soalnya risikonya itu bisa bikin kamu tekor. Itulah sebabnya investasi jangka panjang cenderung dipilih. Kenapa? Sekalipun ada risiko, investasi jangka panjang jelas lebih aman. Apalagi, untungnya lebih pasti.

Mau investasi jangka panjang di mana?

Nah, buat kamu yang udah mantap buat berinvestasi, nih ada 6 pilihan investasi jangka panjang yang pas banget jadi pilihan.

1. Tabungan berjangka

Namanya emang tabungan. Namun, tabungan yang satu ini lebih dari sekadar tabungan. Bunganya jelas lebih besar dari tabungan biasa.

Udah gitu, dengan berinvestasi di tabungan berjangka, kamu diberikan keuntungan tambahan, yaitu adanya fasilitas asuransi jiwa. Enaknya lagi, rata-rata tabungan berjangka gak mengenakan biaya tambahan buat bayar premi asuransi. Jadi, bisa dibilang kamu dapat asuransi gratis.

Karena ini tabungan berjangka, kamu baru bisa menikmati keuntungannya begitu tiba waktunya jatuh tempo. Bisa aja sih kamu ambil sebelum jatuh tempo. Tapi kamu mesti keluarkan biaya sebagai penalti.

Di sini ada beberapa rekomendasi tabungan berjangka yang boleh jadi pilihan berinvestasi. Mulai dari BRI Britama Rencana, Mandiri Tabungan Rencana, BNI Tapenas, BCA Tahapan Berjangka, hingga Tabungan Berjangka CIMB Niaga. Tinggal dipilih aja mana yang sesuai dengan kriteriamu.

2. Emas

Emas sepertinya investasi yang gak ada matinya. Rata-rata orang kalau ditanya investasi apa yang mereka pilih selain tabungan berjangka, pasti jawabnya emas.

Wajar aja sih banyak yang investasi emas. Soalnya emas begitu populer karena harganya yang jarang banget turun. Untungnya sih terbilang gak gede-gede amat. Namun, investasi emas dinilai minim risiko. Karena itu, investasi emas ideal banget sebagai investasi jangka panjang.

Buat pertimbangan aja nih, biar kamu tahu gimana untungnya emas itu. Pada 2010, harga emas batangan 1 gramnya Rp300 ribuan. Misalnya aja kamu beli 20 gram saat itu. Itu berarti kamu berinvestasi emas sebesar Rp6 jutaan.

Delapan tahun kemudian, tepatnya 2018, harga emas udah menyentuh angka Rp600 ribuan. Kalau emas 20 gram tadi kamu jual, kamu bakal mendapatkan return sebesar Rp12 jutaan. Walaupun lama, jelas untung kan?

Berinvestasi emas gak melulu harus dimulai dengan pembelian 1 gram. Kamu bisa berinvestasi emas dengan modal dimulai dari Rp50 ribu atau 0,01 gram emas. Apalagi, berinvestasi emas sekarang udah bisa dilakukan secara online. Jadi, lebih gampang bukan?

3. Obligasi negara

Pernah gak kepikir bukan kamu yang berutang, melainkan negara yang berutang ke kamu? Dengan membeli obligasi negara, kamu udah ngutangin negara lho.

Jelas aja karena negara statusnya sebagai pengutang atau debitur, kamu nantinya bakal terima uang pinjaman kembali plus bunganya. Enak banget kan!

Terus apa untungnya berinvestasi di obligasi negara? Setiap obligasi negara yang kamu pilih sebagai investasi itu dikenakan kupon lho. Bisa dibilang kupon ini mirip-mirip bunga yang kamu dapat sebagai hasil ngutangin negara.

Besaran kupon obligasi negara bisa mencapai 6,8 persen yang dibayar tiap bulan. Modal investasinya pun gak gede-gede banget. Cukup menyediakan uang Rp1 juta, kamu udah bisa berinvestasi obligasi negara.

Sementara itu, waktu jatuh tempo investasi ini mulai dari 2 hingga 3 tahun. Investasi ini dijamin aman, soalnya dijamin langsung oleh negara. Satu lagi kelebihannya, obligasi negara gak memiliki risiko gagal bayar. Jadi, gak perlu khawatir ya buat investasi obligasi negara.

4. Saham blue chip

Emang benar investasi saham risikonya lebih tinggi ketimbang emas. Tapi untungnya tentu lebih besar daripada investasi emas. Lagi pula ada kok saham yang bisa dijadikan investasi jangka panjang, yaitu saham blue chip.

Kalau didefinisikan, saham blue chip adalah saham yang punya kapitalisasi besar. Kapitalisasi ini didapat dari harga saham dikalikan lembar saham yang beredar di pasaran. Nah, yang dikategorikan saham blue chip itu adalah yang nilai kapitalisasinya di atas Rp10 triliun.

Makin besar kapitalisasinya, makin mahal harga sahamnya. Udah pasti modal perusahaan itu makin kuat. Dengan begitu, perusahaan  bisa berkembang pesat.

Di samping itu, saham blue chip punya risiko lebih kecil ketimbang saham-saham lainnya, seperti saham lapis dua dan lapis tiga. Saham blue chip juga lebih mudah dijual atau likuid ketimbang saham-saham lainnya. Gak heran kalau saham ini jadi rebutan.

Asal tahu aja nih. Saham BCA (BBCA) yang termasuk saham blue chip pada tahun 2014 dijual pada kisaran Rp8.550 per lembar. Kini dalam tempo empat tahun, harga saham BCA per lembar udah mencapai Rp24 ribuan per lembar. Mulai kebayangkan untung yang bisa didapat dari berinvestasi saham blue chip ini?

5. Investasi properti

Banyak para investor yang mencoba peruntungannya dengan berinvestasi di bidang properti, misalnya tanah dan bangunan. Instrumen ini terbukti memiliki keuntungan yang tinggi di masa depan dikarenakan harga tanah yang selalu naik setiap tahunnya.

Namun sayangnya, banyak anak muda justru enggan melakukan investasi ini lantaran membutuhkan modal yang cukup besar. Meskipun begitu, kamu patut mempertimbangkannya karena sekalipun memerlukan modal yang besar, tentu saja hal itu dibarengi dengan return yang nantinya besar juga, kan.

Kamu perhatikan aja rumah yang ada di lingkunganmu. Harga beli tahun ini melambung tinggi ketimbang harga sewaktu kamu membeli pertama kali. Jika diperhatikan, nilai investasi properti mengalami peningkatan hingga 20% setiap tahunnya. Apalagi jika kamu berencana berinvestasi properti di kawasan kota, harganya bisa mencapa ratusan hingga miliaran rupiah per unitnya.

6. Reksadana saham

Instrumen investasi yang satu ini sangat populer dan digemari oleh milenial. Ada 4 jenis reksadana yang bisa kamu pilih, di antaranya reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.

Yang membuat reksadana berbeda dengan instrumen investasi lainnya adalah saat kamu berinvestasi nanti, kamu akan dibantu oleh Manajer Investasi (MI) dalam memilih produk saham terbaik. Hal ini sangat membantu, apalagi untuk para pemula yang belum paham betul seluk-beluk investasi saham namun ingin merasakan “bermain” dalam instrumen itu.

Tapi, bukan nggak mungkin suatu saat kamu bisa menjalani investasi tersebut sendiri. Saat udah terjun langsung ke lapangan, kamu akan lebih mengerti tentang cara bermainnya. Jenis investasi jangka panjang ini memiliki sifat high risk-high return. So, bijaklah sebelum memulai investasi. Jangan sampai kamu berinvestasi dengan dana yang berasal dari pos-pos kebutuhan yang lain.

Strategi terbaik untuk kamu terapkan dalam investasi jangka panjang

Apakah kamu udah memutuskan akan menggunakan instrumen investasi yang mana? Semua instrumen investasi itu tentu akan berhasil jika kamu bisa mengelolanya dengan tepat. Sebab, tujuan dari investasi jangka panjang ini adalah untuk mendapatkan penghasilan pasif dalam setiap periode, seperti bunga, dividen atau bunga sewa. Juga mengarahkan dana khusus dan yang paling penting meminimalkan risiko. 

Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat sasaran agar iinvestasi kamu minim risiko dan mendulang untung yang maksimal. 

Pilih investasi jangka panjang sesuai profil risiko diri sendiri

Cari tahu lebih dalam mengenai investasi yang akan kamu ambil nanti. Jangan sampai kamu nggak paham betul instrumen investasi yang kamu ambil yang nantinya bisa menimbulkan kerugian besar.

Memang semua usaha selalu ada pasang dan surutnya. Nggak melulu untuk, tapi tetap saja nggak melulu rugi. Selain harus mempelajari lebih dalam mengenai pilihan investasi itu, kamu juga harus paham betul sampai di tingkat toleransi yang seperti apa yang dirimu sanggup menghadapi risiko nanti.

Maunya untung cepat lalu memilih investasi yang cukup agresi. Tapi, saat melihat fluktuasi harga pasar, kamu stres sendiri. Atau, lihat harga instrumen turun sedikit aja langsung panik dan langsung mau menjualnya. Jangan sampai bergerak dengan gegabah, ya.

Mulai investasi jangka panjang secepat mungkin atau nabung dulu?

Jika kamu sudah memiliki cukup uang untuk memulai investasi, ada baiknya kamu segera melakukannya. Sebab, semakin lama uang yang diinvestasikan, maka semakin besar keuntungan yang akan didapatkan. Strategi itulah yang digunakan oleh Warren Buffet dalam berinvestasi saham. Jangan ragu untuk memulai sejak dini. Sebab, kamu akan menjaga aset kekayaan di masa depan

Namun, untuk beberapa instrumen investasi memang dibutuhkan modal yang cukup besar demi mendapatkan hasil yang sepadan, misalnya investasi properti. Investasi saham pun juga membutuhkan modal yang besar jika kamu ingin berinvestasi di saham-saham perusahaan mapan yang besar. 

Sama halnya dengan dua instrumen sebelumnya, kamu memerlukan modal yang cukup besar jika ingin berinvestasi di emas. Pasalnya, saat kamu berinvestasi emas di gram yang besar maka keuntungan yang akan didapatkan lebih besar pula ketimbang gram yang kecil atau emas perhiasan.

Untuk problematika yang kedua, nggak ada salahnya jika kamu ingin menabung dulu hingga mencapai jumlah tertentu.

Diversifikasi

Strategi selanjutnya masuk ke dalam kategori aturan wajib investasi, yaitu diversifikasi. Diversifikasi adalah upaya memvariasikan instrumen investasi yang kamu pilih. Cara ini dapat meminimalkan kerugian dibandingkan dengan kamu memilih hanya satu instrumen saja.

Metode ini wajib dipertimbangkan di dalam langkah investasi jangka panjangmu. Berkat metode ini, kamu bisa mengalokasikan dana sesuai proporsi dan rencana keuangan yang udah ditentukan juga. 

Adaptasi, konsisten, dan keep learning

Meskipun terdengar gampang, tapi kamu tetap harus menerapkan strategi yang terakhir ini. Investasi jangka panjang membutuhkan ekstra kesabaran agar menghasilkan keuntungan yang besar. Kalau nggak sabar, bisa-bisa kamu menghentikan investasimu di tengah jalan.

Terapkan juga konsisten dalam diri sendiri. 

Jangan sampai uang yang seharusnya dialokasikan untuk investasi malah digunakan untuk keperluan lain. Tetapkan niat yang benar dan lakukan dengan konsisten, ya.

Jangan lupa untuk terus belajar dan mencari tahu update terakhir yang berguna untuk investasi jangka panjangmu agar sukses. Banyak baca buku dan artikel yang terkait.

Risiko di dalam investasi jangka panjang

Peganglah prinsip high risk high return sebagai seorang investor. Maksudnya, dalam berinvestasi kamu harus memahami bahwa semakin tinggi imbal hasil yang didapatkan tentu berbanding lurus dengan risiko yang akan kamu hadapi pula. 

Berikut beberapa risiko yang harus kamu pahami saat berinvestasi jangka panjang.

1. Risiko pasar

Munculnya risiko pasar lantaran adanya sentimen keuangan yang sering disebut juga risiko sistematik. Risiko ini akan selalu dialami oleh para investor dan nggak mudah untuk menghindarinya. 

Bahkan, pada tingkat ekstrem, kemungkinan terbesar yang akan dialami para investor adalah capital loss. Hal-hal yang dapat memicu adalah isu negatif, perubahan iklim politik, kerusuhan, dan resesi ekonomi yang mempengaruhi grafik pasar.

2. Risiko suku bunga

Risiko suku bunga muncul akibat konsekuensi perubahan suku bunga yang terjadi di pasar. Yang, secara otomatis akan mempengaruhi nilai investasi. Skenario umum yang terjadi biasanya jika ada kenaikan tingkat suku bunga, maka harga obligasi akan mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya.

3. Risiko inflasi

Risiko inflasi erat kaitannya dengan daya beli masyarakat. Sering juga disebut risiko daya beli, risiko ini terjadi karena banyaknya jumlah uang yang beredar hingga harga konsumsi yang semakin meningkat sedangkan daya beli masyarakat menurun. Adanya inflasi ini menyebabkan nilai uang tunai ikut berkurang.

4. Risiko likuiditas

Terjadi akibat dari sulitnya menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu. Sederhananya, sesuatu yang dianggap likuid apabila nggak ada pasar yang bersedia membeli. Biasanya, risiko ini terjadi pada pasar yang volumenya kecil atau tergolong newbie. Oleh karena itu, para investor harus lebih berhati-hati jika berinvestasi pada pasar yang relatif masih baru.

5. Risiko nilai tukar mata uang

Risiko valas atau nilai tukar mata uang terjadi akibat dinamika perubahan kurs yang terjadi di pasaran. Risiko ini juga disebut exchange rate risk atau currency risk.

6. Risiko investasi jangka panjang terkait kondisi politik negara

Risiko yang dimaksud adalah risiko yang diakibatkan dari perpolitikan yang terjadi di suatu negara. Investasi dapat mengalami kegagalan jika suatu negara diguncang isu politik. Misalnya, kerusuhan, bergejolaknya kerja sama antarnegara, hingga hal yang lebih serius yakni terjadinya penggulingan pemerintah yang sah (kudeta). Untuk itu, investor wajib berpikir dengan cermat dan mampu membaca situasi politik yang sedang terjadi sebelum memutuskan berinvestasi.

Nah, itu tadi enam pilihan investasi jangka panjang, strategi, dan risiko yang wajib kamu ketahui. Jadi, udah tahu belum pilihan investasi mana yang bakal kamu ambil? Ingat, pilih yang menurutmu mudah dilakukan. Begitu satu udah paham, kamu bisa berinvestasi ke instrumen yang lain.

Selamat berinvestasi!