Hari Gini Kok Masih Bingung Perbedaan Antara Keinginan dan Kebutuhan

Premi asuransi

Ada yang pernah penasaran kenapa barang seperti beras, gula, minyak itu disebut “kebutuhan” bukan “keinginan” bahan pokok alias sembilan bahan pokok (sembako)?

Jawabannya adalah, bahan-bahan itu disebut kebutuhan, bukan keinginan karena dibutuhkan sehari-hari untuk menyambung hidup. Di dapur, paling gak ada sembilan bahan pokok itu untuk memastikan kita bisa hidup layak.

Itulah kenapa namanya kebutuhan, bukan keinginan. Sebagai manusia, keinginan pasti gak akan ada habisnya. Ingat lagu soundtrack kartun Doraemon, “Aku ingin begini, aku ingin begitu….”?

Kira-kira seperti itulah sifat manusia. Telak banget digambarkan oleh Nobita, yang kerjanya minta ini-itu gak habis-habis. Kalau gak dituruti, biasa saja.

Paling telat masuk sekolah atau dikerjain oleh Giant dan Suneo terus-menerus. Tapi kalau mau bangun pagi, pasti gak bakal telat. Gak mau dikerjain, simpel. Harus berani melawan bullying seperti itu.

keinginan dan kebutuhan
Gak mau kayak Nobita kan, dibully terus sama Giant, lawan dong! (Nobita dan Giant / Liputan6)

Kebutuhan dan keinginan

Banyak teori menyebutkan, kebutuhan merupakan hal dasar dalam memenuhi keberlangsungan hidup dan harus segera terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan makhluk hidup, khususnya manusia, jadi faktor dasar dalam melakukan bisnisnya.

Dalam dunia ekonomi, terdapat tingkatan terhadap pemenuhan akan kebutuhan barang dan jasa. Tingkatan tersebut adalah keinginan dan kebutuhan.

Kebutuhan adalah semua barang ataupun jasa yang dibutuhkan manusia demi menunjang segala aktivitas dalam kehidupan sehari-sehari manusia tersebut. Kebutuhan tidak akan lepas dari kehidupan sehari-sehari.

Jika disimpulkan secara sederhana, kebutuhan adalah sesuatu yang harus dimiliki manusia karena tingkat keperluan atau urgensinya yang tinggi.

Jika seseorang memiliki kebutuhan terhadap barang atau jasa, biasanya hal paling penting yang menjadi pertimbangan adalah manfaat yang dapat diambil dari barang atau jasa tersebut beserta fungsinya.

3 kebutuhan manusia

Kebutuhan manusia terbagi menjadi tiga yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

Pertama, kebutuhan primer. Kebutuhan primer itu terdiri dari sandang, pangan dan papan. Pemenuhan terhadap kebutuhan primer ini menjadi bagai yang paling utama dalam kehidupan karena ia merupakan kebutuhan yang bersifat darurat atau kebutuhan dasar.

Kedua, kebutuhan sekunder yang terdiri dari semua kegiatan tidak vital atau tidak seperti kebutuhan primer yang menjadi kebutuhan dasar tetapi tetap dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan kesukaran. Contohnya, telivisi, meja, kursi, handphone, dan lainnya.

Ketiga, kebutuhan tersier yang mencakup kegiatan lebih jauh dari hanya kenyamanan saja. Kebutuhan tersier ini lebih mengarah kepada kemewahan atau kebutuhan yang dapat melengkapi hidup dan menghiasi hidup.

Keinginan

Keinginan adalah segala kebutuhan lebih terhadap barang atau jasa yang ingin dipenuhi setiap manusia pada sesuatu hal yang dianggap kurang. Keinginan tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki keharusan untuk segera terpenuhi. Keinginan lebih bersifat tambahan, ketika kebutuhan pokok telah terpenuhi.

Berbeda dengan kebutuhan, barang-barang ini benar-benar mutlak harus ada. Kalau gak ada, kehidupan bakal terganggu. Bahkan dalam kasus yang parah, bisa bikin kontrak di dunia ini habis alias wafat.

Misalnya, di rumah gak ada beras. Pasti perut meronta-ronta minta karbohidrat. Begitu yang dimasukkan roti sebagai pengganti nasi, perut terasa belum kenyang. Pasalnya, perut sudah terbiasa kemasukan nasi. Kalau belum makan nasi, berarti belum makan.

Masalahnya, kadang sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan, khususnya buat mereka yang berusia 20-an, yang masih menganggap usia masih mudah sehingga lebih suka berfoya-foya. Apalagi pas lagi di mal atau browsing situs jual-beli.

Begitu ada yang menarik, langsung ATC alias add to cart. Wah, kausnya keren nih gambarnya. Pakaian kan termasuk kebutuhan sandang.

Atau, pizza kayaknya enak nih. Karena menganggap makanan termasuk kebutuhan pangan, maka beli ah! Eh pas duit di rekening sudah kesedot, baru ingat belum bayar cicilan sepeda motor. Ya, wassalam!

Keinginan berada di sisi lain, biasanya bersifat subjektif, tidak terlalu berpengaruh pada kelangsungan hidup seseorang.

Pemenuhan terhadap ‘keinginan’ biasanya bersifat kepuasan semata dan cenderung menyesuaikan terhadap selera individu. Keinginan bisa bersifat positif jika pemenuhannya memberi nilai tambah atau memberi dukungan terhadap pemenuhan kebutuhan yang telah tercapai.

keinginan dankebutuhan
Kalau sudah asyik sama ini-itu biasanya yang penting malah kelupaan, tepok jidat deh masbro! (Pria Memegang Dahi / Smubr)

Ketahui apa saja yang dibutuhkan

Yang bikin lebih prihatin adalah perilaku kayak gini kadang gak disadari. Tahu-tahu udah besar pasak daripada tiang. Ujung-ujungnya, gali lubang tutup lubang.

Makanya, kita perlu tahu benar perbedaan kebutuhan dan keinginan dalam situasi kayak gitu. Gak semua jenis makanan itu adalah kebutuhan. Begitu pula pakaian, gak semuanya dibutuhkan.

Sebetulnya, simpel saja untuk mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan.

1. Atap di atas kepala (gak harus rumah, gak harus beli).

2. Makanan dan minuman secukupnya, yang penting gak jatuh sakit.

3. Jaminan kesehatan dasar, misalnya BPJS, dan barang-barang yang higienis alias gak kotor/kedaluwarsa.

4. Pakaian, yang penting nyaman dan layak dipakai, gak harus keren.

Semua hal tersebut, selain yang disebutkan di atas bisa digolongkan sebagai keinginan. Misalnya, rumah dengan taman, kaus merek ternama, makanan impor, smartphone terbaru.

Tapi apakah lantas kita gak boleh beli barang-barang tersebut? Ya tentu saja boleh, selama mampu. Kita harus menikmati hidup, bukan asal bisa hidup.

Bahkan, keinginan bisa dijadikan motivasi. Contohnya ingin beli rumah saat usia 30 tahun. Harus diwujudkan keinginan itu. Caranya, nabung lebih banyak. Atau investasi, cari yang imbal hasilnya gede, contohnya reksa dana.

keinginan dan kebutuhan
Siapa sih yang gak mau punya rumah sendiri? (Rumah / Hipwee)

Kemampuan

Dengan seluruh pemaparan di atas, yang perlu ditekankan di sini adalah soal kemampuan. Hal ini berkaitan dengan kepiawaian kita mengatur keuangan. Orang yang gajinya gede belum pasti mampu beli handphone baru.

Siapa tahu gaji gede tapi utang juga gede. Akhirnya gajinya habis buat bayar utang. Sebaliknya, yang gajinya pas-pasan malah bisa memenuhi keinginannya karena mampu mengatur keuangan, misalnya menabung sedikit demi sedikit.

Jadi, setelah mengetahui apa itu keinginan dan kebutuhan, kunci dari segalanya adalah pengaturan keuangan. Tinggal diri kita sekarang, apakah mau menikmati hidup atau sekadar hidup.

Selain mengatur keuangan dengan anggaran, ada baiknya diiringi dengan kemantapan hati untuk hidup sederhana dan berhemat dengan cara-cara mudah.

Menjadi hemat bukan berarti pelit lho ya! Jika ada yang menyebut kamu seperti ini, gak usah ambil pusing. Toh orang lain memang hanya bisa berkomentar, tanpa tahu proses yang sedang kamu jalani untuk mencapai tujuanmu itu.

Jika masih bingung bagaimana caranya berhemat, kamu bisa membaca referensi artikel Lifepal berikut yang membantumu menerapkan cara hemat anti-mainstream.

Dengan menjalankan langkah-langkah di atas, kamu tentunya sudah bisa membedakan mana keinginan dan kebutuhan. Selamat mencapai kemerdekaan finansial dengan lebih dulu memisahkan antara keinginan dan kebutuhan! (Editor: Chaerunnisa)