Gak Terpengaruh Pilpres, Asuransi Bakal Makin Dicari di 2019

Shutterstock

Kinerja pasar asuransi Indonsia diprediksi akan terus bertumbuh 2019. Makin meleknya produk keuangan serta penetrasi yang belum signifikan menjadi dua faktor utama pendukung asuransi.

Chief of Proposition & Sharia FWD Life, Ade Bungsu mengatakan, FWD Life optimis pasar asuransi jiwa di tahun 2019 masih akan terus tumbuh dengan baik. “Ini sesuai dengan pertumbuhan di 2018 yang dilihat dari tren. Pendapatan preminya cenderung terlihat terus meningkat sejak awal tahun,” ujar Ade kepada Moneysmart.id

Selain itu, kehadiran pesta demokrasi juga diharapkan tidak akan memberikan dampak kepada industri.

“Memasuki tahun politik, kami tetap optimis bahwa hal itu tidak akan berpengaruh banyak pada kondisi pasar. Sebab asuransi merupakan bisnis jangka panjang sehingga kondisi politik sementara yang terjadi tidak akan memberikan pengaruh,” jelas Ade.

Pertumbuhan pasar asuransi di Indonesia juga bertumbuh seiring dengan penetrasinya di Indonesia yang baru 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Artinya hanya sekitar 7 persen masyarakat Indonesia yang sudah berasuransi.

“Hal ini menunjukkan bahwa meski tergolong lamban, namun masih terdapat potensi pertumbuhan yang sangat besar, dengan pasar yang masih sangat terbuka. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265,4 juta orang, dimana 60% diantaranya masih berusia di bawah 35 tahun. Kami melihat adanya potensi pertumbuhan jangka panjang disini,” ungkapnya.

Menurut Ade, dengan besarnya potensi tersebut, berbagai inovasi dan produk hingga layanan asuransi akan menjadi peluang besar bagi industri.

Tantangan Pasar di Indonesia

Prinsip asuransi: contribution. (Pexels)
Prinsip asuransi: contribution. (Pexels)

Kemudian, untuk tantangan bisnis asuransi di Indonesia adalah masih rendahnya literasi keuangan. Bagaimana meningkatkan penetrasi pasar dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berasuransi.

“Salah satu faktor yang akan memberikan pengaruh adalah peningkatan tingkat literasi keuangan masyarakat. Masyarakat Indonesia masih memerlukan literasi keuangan untuk memahami pentingnya perencanaan keuangan. khususnya perlindungan diri dan keluarga,” jelasnya.

Dengan meningkatkan literasi maka inklusi atau kepesertaan nasabah pun akan bertambah. Oleh karena itu, edukasi menjadi hal yang penting. Menjawab hal ini, peran digital akan sangat membantu ke depannya.

Dari sisi peningkatan penetrasi, diperlukan kemudahan akses pembelian produk. Dengan semakin mudahnya masyarakat menjangkau, maka akan semakin tinggi juga minat para calon nasabah.

“Saat masyarakat sudah mendapatkan edukasi tentang asuransi, mereka membutuhkan akses yang mudah dan tidak rumit. Salah satunya dengan menggunakan teknologi digital,” ungkap Ade.

Kedepan, FWD Life memperkirakan masyarakat Indonesia akan lebih memilih produk dan perusahaan asuransi jiwa yang memberikan akses mudah. Mulai dari mencari informasi, membeli, serta melakukan klaim secara digital.

Juga tentu saja dengan harga murah namun memiliki manfaat yang lengkap dan komprehensif serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan keuangan masing-masing nasabah.

Editor: Ayyi Achmad Hidayah