Pengertian Pasar Uang dan Jenis Instrumennya [Plus Contoh]

Instrumen pasar uang

Pasar uang (money market) adalah tempat di mana suatu pihak meminjam dana dari pihak lainnya dengan tawaran bunga tertentu dan umumnya berjangka waktu < 1 tahun.

Konsep pasar uang secara sederhana mirip dengan pasar pada umumnya di mana ada penjual dan pembeli. Namun, instrumen pasar uang ini berbeda dengan pasar secara harfiah dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kamu sudah tertarik berinvestasi di pasar uang? Jangan terburu-buru ya. Pasar uang itu banyak jenisnya. Pasar uang juga berbeda dari pasar modal. Seperti apa? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian pasar uang menurut Bank Indonesia (BI)

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/11/PBI/2016, pasar uang merupakan bagian dari sistem keuangan yang bersangkutan dengan kegiatan perdagangan, pinjam-meminjam, atau pendanaan berjangka pendek sampai dengan 1 (satu) tahun dalam mata uang rupiah dan valuta asing, yang berperan dalam transmisi kebijakan moneter, pencapaian stabilitas sistem keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran.

Instrumen pasar uang dapat berupa: 

  • Sertifikat Bank Indonesia (SBI), 
  • Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), 
  • Sertifikat Deposito, 
  • Commercial Paper (surat berharga komersial), dan lainnya. 
  • Itu berarti investasi pasar uang terjadi ketika investor menanamkan modal pada surat berharga atau dana berjangka. Investasi pasar uang bisa menjadi salah satu cara untuk mempersiapkan keuangan masa depan.

    Sambil berinvestasi, kamu juga bisa mengimbangi upaya pencegahan risiko dengan menggunakan asuransi. Asuransi akan memberikan perlindungan terhadap risiko keuangan yang perlu dikeluarkan.

    Lalu, apa produk pasar uang yang gak buat ribet investor pemula? Jawabannya tentu saja reksadana pasar uang. 

    Pasalnya, produk investasi ini bisa dimulai dengan modal ringan, yaitu Rp100 ribu dan risikonya kecil banget. Namun, imbal hasilnya lebih tinggi dari deposito.

    Jenis instrumen pasar uang

    Instrumen atau jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar uang memiliki banyak variasi. 

    Beragam instrumen pasar uang itu meliputi surat-surat yang diterbitkan negara, badan-badan usaha swasta, ataupun lembaga-lembaga pemerintah lainnya. 

    Beberapa instrumen pasar uang tersebut, yakni: 

    1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

    Surat berharga yang bentuknya utang jangka pendek yang diterbitkan pemerintah atas dasar unjuk dengan jumlah yang tertentu dan akan dibayarkan kepada pemegang atau pemilik dana pada tanggal yang telah ditentukan dan disepakati bersama sebelumnya. 

    SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia (BI) dengan tujuan untuk mengontrol stabilitas nilai rupiah.

    SBI biasanya memiliki jangka waktu 1 – 3 bulan dengan sistem diskonto/bunga untuk imbalannya. Lewat penjualan SBI, Bank Indonesia (BI) bisa menyerap kelebihan uang primer yang beredar. 

    2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

    Surat berharga yang diperdagangkan secara diskonto dengan Bank Indonesia (BI) atau lembaga keuangan lainnya yang ditentukan Bank Indonesia. Tujuan dari SBPU ini adalah meningkatkan likuiditas bank umum dan menekan laju inflasi.

    3. Sertifikat deposito

    Instrumen keuangan yang dikeluarkan bank terhadap simpanan nasabahnya dengan tingkat suku bunga dan periode jatuh tempo yang ditentukan. Deposito biasanya memiliki jangka waktu jatuh tempo 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

    4. Treasury bills

    Surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. 

    Menurut sejarah, T-Bills ini awalnya diterbitkan sebagai obligasi oleh pemerintah Amerika Serikat untuk membiayai keterlibatan mereka dalam Perang Dunia I.

    Sistem jual belinya juga agak unik. Investor membeli dengan harga diskon. Kemudian saat jatuh tempo, investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga diskon dan harga nominalnya.

    5. Promissory notes

    Surat pernyataan kesanggupan untuk membayar transaksi utang piutang jangka pendek yang dilakukan kreditur dan debitur. 

    Jenis instrumen pasar uang yang biasa disebut surat promes (dari Bahasa Inggris: promise) ini secara sederhana diartikan sebagai surat sanggup bayar atau janji sanggup bayar.

    Jadi, nota ini berisi surat kontrak kepada pihak lain yang berisi janji untuk membayarkan sejumlah uang sebagai pelunasan utang. 

    Di dalamnya tercantum jumlah pokok pinjaman dan bunga yang telah disepakati, termasuk tanggal jatuh tempo pembayaran.

    6. Commercial paper

    Instrumen utang yang dikeluarkan suatu perusahaan atau bank berkapitalisasi besar kepada investor tanpa adanya jaminan (collateral) yang dipakai untuk pembiayaan kewajiban jangka pendek.

    Sesuai pengertian pasar uang sebelumnya, instrumen pasar uang ini berjangka waktu tidak lebih dari satu tahun, bahkan kebanyakan sekitar sembilan bulan saja. 

    Commercial paper ini menjadi salah satu alternatif terbaik untuk menambah modal usaha, ketimbang meminjam pembiayaan di bank.

    7. Call money

    Instrumen keuangan yang dipakai untuk kegiatan transaksi pinjam-meminjam sejumlah dana yang dilakukan antarbank dengan jangka waktu pendek (maksimal 1 tahun). 

    Biasanya instrumen ini digunakan ketika bank membutuhkan atau perlu mengalihkan kelebihan dana jangka pendek yang sifatnya sementara.

    8. Banker’s acceptance

    Surat berharga yang dipakai untuk kegiatan ekspor dan impor barang, dapat juga digunakan dalam transaksi valuta asing (valas). 

    Instrumen pasar uang satu ini merupakan wesel berjangka yang diterima eksportir untuk sejumlah barang ekspor-impor yang diperjualbelikan. 

    Adanya dokumen ini bisa menghindarkan pihak eksportir dan investor dari kemungkinan gagal bayar karena minim kepercayaan antarpihak.

    Banker’s acceptance ini berisi nominal yang sesuai jumlah transaksi jual-beli barang ekspor-impor yang terjadi ditambah fee

    Jatuh tempo instrumen ini diisi sesuai kesepakatan pelunasan transaksi dan biasanya 30 – 270 hari, tetapi umumnya 90 hari.

    Fungsi dan peran pasar uang

    Pasar uang sebagai salah satu wadah aktivitas ekonomi tentu punya fungsi penting. 

    Pasar uang punya fungsi likuiditas, yakni berperan untuk menjembatani antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana dalam jangka pendek. Dengan begitu, keduanya bisa mendapatkan manfaat.

    Pasar uang juga punya fungsi accumulation of wealth (investasi) dan diversification of wealth (diversifikasi portofolio). 

    Artinya, pihak yang memiliki kelebihan dana bisa berinvestasi dengan membeli surat berharga jangka pendek yang ditawarkan sekaligus bisa menjadi portofolio investasi. 

    Pasar uang juga bisa menjadi sarana implementasi kebijakan pemerintah, baik moneter maupun fiskal. 

    Dua kebijakan tersebut punya tujuan menstabilkan perekonomian negara dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar (moneter) atau mengontrol pengeluaran dan pendapatan pemerintah berupa pajak (fiskal).

    Peran pasar uang

    Agar lebih memahami pemahaman mengenai money market, simak yuk penjelasan perannya bagi perusahaan ataupun perbankan yang tengah melakukan ekspansi usaha dan membutuhkan dana.

    1. Fasilitator dan mediator

    Money market bisa menjadi jembatan pertemuan para pemodal atau investor luar negeri. Para investor bisa menggunakan pasar uang sebagai salah satu cara untuk menyalurkan pinjaman jangka pendek ke perusahaan di Indonesia.

    2. Penghimpun dana masyarakat

    Pasar uang berfungsi bisa menghimpun dana dari masyarakat lokal. Transaksi ini diperdagangkan dalam bentuk surat berharga jangka pendek. 

    Hal ini sesuai dengan karakteristik pasar uang yang memang kategori investasi jangka pendek, tidak lebih dari satu tahun.

    3. Sarana mendapatkan SBI

    Bagi investor, kehadiran pasar uang memudahkan mereka yang senang berinvestasi di SBI atau SBPU. Jika kamu baru mau terjun dalam investasi pasar uang jenis ini, kamu gak perlu khawatir. Pasalnya, SBI dan SBPU dipastikan aman oleh BI.

    Perbedaan pasar uang dan pasar modal

    Jika sebelumnya kita sudah mengetahui pengertian pasar uang, kita tentu tahu ada beberapa pihak yang terlibat di dalamnya. 

    Tidak hanya perusahaan, individu atau lembaga juga bisa terlibat dalam transaksi di pasar uang ini, baik menjadi pemilik dana, pihak yang membutuhkan dana, maupun perantara di antara keduanya. 

    Hal ini membuat pasar uang berbeda dengan pasar modal. Jika pasar uang bisa melibatkan individu/perorangan, pasar modal hanya menghubungkan antara investor (pemilik dana) dan perusahaan yang membutuhkan dana. 

    Selain itu, ada beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya. Berikut ini penjelasannya

    Pasar UangPasar Modal
    Jangka waktuJangka pendekJangka menengah-panjang
    Produk yang diperdagangkanSBI, Surat Berharga Pasar Uang, Deposito.Saham, obligasi
    Hasil (ROI)BungaDividen, capital gain
    PelaksanaBank IndonesiaPerusahaan efek, bursa efek
    PerananPeranti operasi pasar terbukaAlternatif pendanaan perusahaan dan alternatif investasi bagi pemilik modal

    Pasar uang juga memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan pasar modal, yakni: 

  • Tidak terikat pada tempat-tempat tertentu.
  • Lebih menekankan pada pemenuhan dana dalam jangka pendek.
  • Lebih menekankan pada pertemuan pihak pemilik dana dan pihak yang membutuhkan dana.
  • Risiko pasar uang

    Meski pasar uang jauh lebih aman ketimbang pasar modal, tetap ada risiko berinvestasi di pasar uang. Apa saja risiko pasar uang yang harus diketahui investor? Berikut beberapa risiko yang perlu kamu pertimbangkan.

    1. Risiko gagal bayar ketika banl tidak mampu mengelola bisnis dan dana yang diperoleh dari investor. Hal ini membuat perusahaan tidak bisa membayarkan bunga saat tagihan jatuh tempo.
    2. Risiko reinvestasi, yaitu risiko yang terjadi akibat pengalihan investasi.
    3. Risiko fundamental ialah risiko yang disebabkan perubahan kebijakan pemerintah, moneter, fiskal, dan kondisi makro ekonomi.
    4. Risiko pasar akibat pergerakan nilai tukar, fluktuasi harga, dan suku bunga.
    5. Terdapat risiko lain di luar pengaruh ekonomi dan sosial-politik seperti bencana alam. 

    Nah, ketika akan memulai investasi, kamu perlu tahu dulu seperti apa profil risikomu. Profil risiko menunjukkan kesanggupan kamu dalam menghadapi risiko investasi nantinya.

    Sudah tahu apa profil risikomu? Cari tahu di sini, ya!

    Tips berinvestasi di pasar uang

    Salah satu pilihan aman berinvestasi pada pasar uang adalah melalui reksadana pasar uang. Produk ini memberikan keuntungan lebih tinggi dari deposito bank, tetapi risikonya lebih rendah dibandingkan reksadana saham dan reksadana campuran.

    Berikut tips berinvestasi di reksadana pasar uang.

    1. Cek peningkatan nilai aktiva bersihnya

    NAB dihitung dan diumumkan setiap hari bursa. Sementara itu, NAB/UP kerap disebut harga dari suatu reksadana. Harga NAB/UP akan berubah setiap harinya.

    Kurang lebih NAB/UP itu prinsipnya sama dengan harga saham satu lembar. NAB/UP suatu reksadana juga akan mengalami perubahan setiap harinya. 

    Pantau saja peningkatannya dari hari ke hari, bulan ke bulan, dan tahun ke tahun. Cek apakah ada penurunan, atau tetap stabil naik. Jika memang stabil tandanya reksadana itu cukup baik.

    2. Cek manajer investasinya

    Manajer investasi itu banyak dan gak sedikit pula kasus mengenai skandal-skandal yang berkaitan dengan perusahaan manajer investasi reksadana.

    Awasi rekam jejak perusahaan-perusahaan itu dengan cara mengecek di website Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Cek juga berita seputar pemberitaannya. Setelah itu, buka akun medsosnya dan cek aktivitasnya.

    Jika memang postingan aktif dan mereka cukup aktif mempromosikan produk mereka, itu tandanya ada beberapa produk yang mereka kampanyekan. Produk itu bisa kamu lirik dan bandingkan dengan reksadana-reksadana lainnya. 

    3. Modal awal

    Modal awal berinvestasi di reksadana pasar uang tidaklah besar. Hanya dengan modal Rp 50 ribu pun sudah bisa untuk memulai investasi. 

    4. Jangka waktu investasi

    Seberapa idealkah jangka waktu investasi reksadana pasar uang? 

    Bisa dibilang, investasi ini pas dijadikan sebagai salah satu investasi jangka pendek. Mengapa? 

    Investasi untuk tujuan jangka pendek membutuhkan sebuah instrumen yang risikonya rendah, nilai fluktuasinya stabil, dan likuiditasnya tinggi. 

    Deposito tentu likuid dan rendah risiko, tapi punya jatuh tempo. Mengambil sebelum tanggal jatuh tempo tentu bisa terkena penalti. 

    Sementara obligasi juga tergolong rendah risiko, namun punya tanggal jatuh tempo. Itu sebabnya reksadana ini jadi pilihan tepat.

    Tips dari Lifepal! Bukan cuma investasi, sisihkan pula uangmu untuk asuransi ya! Sederhananya, kamu yang single perlu banget punya asuransi kesehatan.

    Kalau sudah berkeluarga dan ada cicilan, baru deh punya asuransi komplit termasuk asuransi jiwa dan asuransi pendidikan anak.

    Semua ini buat jaga-jaga jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Tentunya asuransi bakal menjaga investasi kamu tetap berjalan karena risiko sakit dan lain-lain sudah ditanggung perusahaan asuransi.

    FAQ seputar instrumen pasar uang

    Apa saja jenis instrumen pasar uang?

    Jenis instrumen pasar uang bermacam-macam, mulai dari Sertifikat Bank Indonesia (BSI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), sertifikat deposito, treasury bills, promissary notes, commercial paper, call money, dan banker’s acceptance.

    Asuransi apa yang sebaiknya dimiliki?

    Sebenarnya, pemilihan asuransi disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau kamu sering berkendara dan khawatir dengan risiko kerusakan kendaraan, kamu bisa menggunakan asuransi mobil.

    Tapi, kalau kamu khawatir dengan kondisi keluarga atau ahli waris di masa depan, kamu bisa juga memilih asuransi jiwa. Pada akhirnya, jenis asuransi yang dipilih akan disesuaikan dengan kebutuhanmu masing-masing.