Investasi Suka Bikin Deg-degan? Ketahui 4 Cara Mengatasinya!

Investasi (4)

Memiliki investasi pasti ingin mendapat hasil atau capital gain yang bisa diperoleh di kemudian hari untuk keperluan atau kebutuhan hidup. Investasi juga menjadi cara mengamankan aset kekayaan agar tidak tergerus arus inflasi setiap tahunnya.

Investasi menjadi pilihan ketika ingin mencapai tujuan finansial, mulai dari beli rumah, kendaraan, menikah, hingga biaya pendidikan anak. 

Namun, untuk memulai investasi saja sudah tidak mudah, perlu pemahaman dan mengerti instrumen investasi yang akan dimiliki.

Pasalnya, jika tidak memiliki pemahaman dasar terkait instrumen investasi yang akan dijalani bisa menyebabkan kerugian. 

Setiap orang memiliki karakteristik berbeda-beda, karena itu gak semua orang bisa berinvestasi dalam satu instrumen yang sama.

Seperti orang yang hanya bisa melakukan investasi dengan risiko sangat minim atau kecil, maka termasuk dalam karakter konservatif dalam artian orang yang memiliki karakter ini lebih memprioritaskan kenyamanan serta ketenangan melakukan investasi. 

Kemudian, orang yang lebih memilih menerima risiko dalam skala besar, namun keuntungan yang diberikan dalam jumlah besar pula serta stabil. Karakteristik ini termasuk dalam karakter moderat.

Ada juga orang yang sangat siap dengan risiko apapun yang dihadapinya, sekali pun dalam skala  besar. 

Bahkan, mereka yang memiliki karakter agresif pun berani mengorbankan sebagian hingga seluruh modal yang sudah ditanamkan dalam investasi tersebut. Karakteristik ini termasuk dalam karakter agresif.

Meski begitu, saat ini banyak juga yang berinvestasi mengetahui atau mengenal tingkatan risikonya, dampaknya akan terasa jika instrumen investasi yang dijalankan tidak sesuai harapan atau keinginan.

Karena itu, sebelum berinvestasi perlu punya aturan-aturan atau sebuah sistem untuk menghindari hal ini jangan sampai nanti pusing atau galau karena investasinya sedang turun atau bahkan anjlok.

1. Seimbangkan emosional

Seimbangkan emosional salah satu strategi investasi

Setelah menjadi seorang investor, biasanya akan menghadapi kondisi dalam penentuan sikap dalam berinvestasi, penentuan sikap ini akan sangat dipengaruhi emosional diri, seorang investor bisa menjadi orang yang overconfidence atau underconfidence dalam berinvestasi.

Ada dua emosi utama yang bisa mempengaruhi kesuksesan seorang investor, yaitu FEAR (ketakutan) dan GREED (keserakahan).

Contoh bila tidak dapat menyeimbangkan emosional diri bisa terjadi pada saat harga suatu saham naik drastis, Anda serakah ingin memperoleh keuntungan yang banyak. Kemudian Anda nekat membeli dengan harga tinggi, akan tetapi dikemudian hari saham tersebut terkoreksi dan alami pelemahan. 

Kemudian, di waktu lain, saat harga saham sudah mencapai target profit yang ditentukan, bisa saja Anda memilih menahan saham tersebut dengan harapan untung yang lebih besar. Tetapi malah harga berbalik turundengan cepat dan Anda berpotensi alami kerugian.

Jadi intinya adalah seimbangkan emosional diri dengan berpegang pada disiplin dan mengikuti perencanaan investasi yang sudah dibuat. Gak cuma itu barengi juga dengan. analisa dan tentukan mana investasi yang akan dibeli, tentukan titik take profit dan stop loss.

Sikap percaya diri memang penting dalam berinvestasi. Akan tetapi, perlu diwaspadai agar tidak kelebihan atau overconfidence, karena jika berlebihan akan menyebabkan seseorang mengambil keputusan yang salah.

Biasanya kepercayaan diri yang berlebih ini akibat merasa paling paham, dan paling mengerti terkait informasi perkembangan investasi yang dijalankan.

Investor overconfidence juga merasa analisis atau analisanya paling benar. Padahal, itu akan memberikan pengambilan keputusan yang salah dan akan berdampak pada portofolio investasi jadi negatif.

Sebaliknya, ada juga investor yang mengalami kurang percaya diri. Biasanya hal ini terjadi akibat terlalu khawatir yang berlebihan terhadap instrumen investasi yang dilakukan. 

Kurangnya percaya diri juga akibat dari pengalaman buruk terhadap investasi, atau ekspektasi hasil tidak sesuai keinginan yang diharapkan.

Dengan dua kemungkinan tingkatan percaya diri, hal yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan kedua perilaku investor di atas, dan melakukan investasi yang sesuai dengan karakter risiko. 

Jangan paksakan investasi yang tidak sesuai minat diri karena tidak akan membuatmu merasa nyaman dalam berinvestasi. Jika tidak nyaman, maka akan membuatmu selalu salah dalam mengambil keputusan.

2. Lakukan diversifikasi

lakukan diversifikasi salah satu langkah investasi

Dalam berinvestasi, sebaiknya melakukan diversifikasi instrumen investasi, baik investor pemula maupun investor ahli.

Diversifikasi ini merupakan sebuah teknik yang sering dilakukan investor untuk mengatur alokasi dana investasi. Dengan diversifikasi ini bisa meminimalisir risiko kerugian dalam investasi. 

Meski diversifikasi juga tidak dapat menjamin seorang investor akan mengalami kerugian, akan tetapi jadi efektif bisa dilaksanakan dengan baik terutama untuk instrumen investasi jangka panjang. 

Namun, dalam mengatur alokasi investasi ini juga perlu dilakukan dengan baik dan matang, jangan sampai mengalami over-diversified yang membuat kesulitan mendapat keuntungan dalam jumlah besar di kemudian hari.

Adapun contoh diversifikasi investasi yang bisa dilakukan adalah dengan mangtur alokasi investasi yang ingin dibeli atau dijalankan, misalkan setiap bulan memiliki dana untuk berinvestasi sebesar Rp 2 juta, maka lakukanlah diversifikasi dengan membagi dana Rp 2 juta tersebut ke berbagai insturmen investasi seperti saham, emas, hingga reksa dana.

Mengalokasikan dana investasi ini menjadi penting untuk menghindarkan investor dari kerugian besar bila mana investasi yang dijalankan tidak sesuai dengan keinginan yang dihaarapkan.

3. Gunakan arus informasi secara baik

Gunakan arus informasi secara baik salah satu tips investasi

Seorang investor dalam menjalankan investasinya pasti akan selalu memantau perkembangan informasi yang bisa memengaruhi kinerja investasinya, apakah informasi positif atau negatif.

Namun, dengan mudahnya mengakses arus informasi seperti saat ini, terkadang investor salah membuat keputusan akibat hanya berlandaskan pada berita atau informasi yang belum pasti kebenarannya.

Akibatnya, akan salah memutuskan menahan instrumen investasi yang dimiliki atau lakukan penjualan meski mengalami kerugian. 

Padahal, seharusnya informasi yang beredar jangan ditelan mentah-mentah tetapi lakukan riset atau mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu sebelum membuat keputusan.

Arus informasi ini juga jangan dijadikan acuan utama dalam pengambilan keputusan. Pasalnya, berita bukanlah financial advisor yang sedang kamu bayar, bisa salah, bisa juga benar. 

Jadi, sebaiknya lakukanlah penggunaan informasi sebagai tambahan atau insight di samping analisis diri sendiri. Dengan begitu, akan menjadi pertimbangan yang matang.

4. Pahami risiko pasar

Pahami risiko pasar salah satu tips investasi

Di tengah perkembangan ekonomi yang sulit diprediksi seperti saat ini, pahami juga risiko pasar yang dapat terjadi.

Seperti saat ini, adanya wabah virus corona membuat perubahan sentimen pasar keuangan seperti saham dan obligasi secara global.

Seperti pada bursa saham Indonesia yang mengalami dampak siginifikan akibat adanya wabah virus Corona di Dunia, bahkan satu bulan kebelakang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan dari level 6.000 ke level 5.518 pada penutupan perdagangan Selasa 3 Maret 2020.

Grafik investasi

Jangan sampai karena beberapa hal seperti resesi ekonomi, isu, kerusuhan, spekulasi termasuk juga perubahan politik, dan endemik virus memberikan beban pikiran yang membuat kesalahan dalam mengambil keputusan.

Dengan memahami risiko pasar juga akan mengurangi beban pikiran, dan tidak membuat kesalahan yang merugikan.

Nah, dengan cara ini seharusnya jangan ada lagi galau atau pusing saat menghadapi instrumen investasi yang dimiliki sedang merah ya. 

Sabar, dan pastikan investasi yang dimiliki memang sudah tepat, jangan mudah terpengaruh atau terhasut informasi yang tidak benar.

Itulah cara mengatasi paling tepat agar tidak deg-degan menggelontorkan uang untuk investasi. Semoga informasi di atas bermanfaat ya untuk kamu yang sedang melakukannya atau ingin menjalaninya! (Editor: Chaerunnisa)