8 Investasi Modal Kecil untuk Pemula [Modal dari Rp 100 Ribu]

cara investasi

Jenis investasi yang populer di Indonesia ada beragam, mulai dari yang modalnya besar hingga kecil. Buat kamu yang memiliki modal kecil, tapi ingin dapat untung besar, beberapa jenis investasi modal kecil yang dapat dipilih.

Selain investasi, jangan lupa untuk punya asuransi terbaik. Lifepal menyediakan promo hemat premi hingga 25% untuk berbagai pilihan asuransi jiwa. Dengan ini, kamu bisa melengkapi investasi yang sudah ada dengan proteksi berupa uang pertanggungan.

Seiring perkembangan zaman, semakin banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk menambah pundi-pundi uang. Salah satu caranya, berinvestasi untuk memberi financial freedom untuk keuanganmu jangka panjang.

Contohnya, Warren Buffet yang kini menjadi salah satu orang terkaya di dunia dengan total kekayaan mencapai US$ 84.4 miliar atau sekitar Rp 1,229 triliun.

Meski begitu, investasi sifatnya jangka panjang. Jadi, kalau kamu ingin meraup pundi-pundi kekayaan, harus bersabar.

Jenis investasi pun beragam. Bahkan, ada yang modalnya kecil tapi tetap bisa memberi untung gede. Nah, kali ini Lifepal ingin memberikan beberapa rekomendasi jenis investasi modal kecil, tapi bisa mendapat untung gede.

Berikut ini daftar jenis investasi modal kecil yang bisa menjadi pilihan.

  • Reksa dana cocok sebagai pilihan investasi modal kecil
  • Emas batangan
  • Barang koleksi
  • Saham langsung
  • P2P lending
  • Deposito bank
  • Obligasi negara ritel
  • Equity crowdfunding
  • 1. Reksa dana cocok sebagai pilihan investasi modal kecil

    Reksa dana menjadi salah satu jenis investasi yang kini banyak dilirik orang. Tak hanya mereka yang udah melek investasi, para investor awam pun mulai terjun ke investasi satu ini.

    Pasalnya, kamu udah bisa investasi dengan modal kecil, yaitu sekitar Rp 100 ribu. Bahkan, ada beberapa sekuritas menawarkan investasi reksadana dengan modal Rp 50 ribu aja.

    Selain itu, uang yang kamu alokasikan untuk investasi reksa dana juga akan dikelola manajer investasi yang sudah ahli di bidangnya.

    Jadi, gak perlu sebentar-sebentar mengecek pergerakan saham, kamu tinggal duduk manis di rumah dan tunggu uangmu beranak pinak.

    2. Emas batangan

    Selain reksadana, emas batangan juga menjadi salah satu instrumen investasi yang menjadi incaran banyak orang. Bahkan, para orangtua yang umumnya masih belum mengerti betul tentang investasi.

    Salah satu alasan banyak orang terjun ke investasi emas karena harga emas terbilang aman. Bahkan, cenderung naik setiap tahun.

    Eemas juga gak akan tergerus inflasi layaknya investasi mata uang kertas. Kalau mengalami penurunan, harganya pun tidak akan bertahan lama.

    Tapi, harga emas per gramnya aja cukup besar, yaitu mencapai Rp 600 ribu. Gimana cara investasinya?

    Jangan khawatir, karena kini udah ada beberapa instansi yang mengelola investasi jenis ini. Salah satunya, Pegadaian, yang memiliki program yang diberi nama Tabungan Emas. Di mana kamu bisa mulai investasi dengan hanya membeli emas batangan seberat 0,01 gram.

    Jika harga emas per gramnya Rp 600 ribu, kamu hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp 6.000 aja. Asalkan konsisten setiap bulan menabung emas, lama-lama kamu bisa memiliki puluhan gram emas batangan. Gak berasa tapi tahu-tahu uangmu udah menggunung.

    3. Barang koleksi

    Investasi itu gak melulu soal reksadana maupun emas batangan. Tapi, barang koleksi juga bisa menjadi aset sangat menjanjikan di masa depan.

    Salah satunya, mainan lego yang kini harganya udah fantastis banget. Padahal, dulunya mainan tersebut bisa kamu beli dengan hanya mengeluarkan bujet ratusan ribu rupiah.

    Selain itu, uang kuno juga kini banyak menjadi incaran para kolektor. Bahkan, gak sedikit kolektor yang berani bayar uang kuno milikmu dengan nominal ratusan juta rupiah.

    4. Saham

    Jenis investasi yang satu ini memang terbilang cukup berisiko. Apalagi, buat mereka yang masih pemula. Tapi, keuntungan yang didapatkan pun sangat menggiurkan.

    Karena alasan itulah mengapa investasi saham secara langsung memang ditujukan untuk mereka yang sudah mengerti cara bermainnya. Tapi, bukan berarti para pemula gak boleh terjun ke instrumen investasi yang satu ini.

    Menurut Parto Kawito, Direktur PT Infovesta Utama, para pemula sebaiknya memiliki investasi saham BUMN dan saham-saham blue chip.

    Pasalnya, saham-saham tersebut pergerakannya lebih stabil dan likuid, sehingga risikonya pun lebih kecil. Selain itu, kini juga sudah ada sekuritas yang menawarkan investasi saham modal kecil yaitu sekitar Rp 500 ribu aja.

    5. P2P lending

    Jenis investasi yang satu ini menawarkan return yang cukup besar lho. P2P (peer to peer) lending adalah skema pembiayaan yang mempertemukan investor alias pihak yang punya modal, dengan pihak peminjam yang sedang butuh modal.

    Nah, praktik ini difasilitasi sebuah lembaga keuangan yang harus mendapat persetujuan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    Jadi begini cara kerjanya. Selama ini, pihak yang memiliki modal atau investor kerap kesulitan untuk menemukan instrumen investasi yang bisa memberikan untung tinggi.

    Di sisi lain, banyak lho calon peminjam yang juga kesulitan mendapat dana pinjaman. Di sinilah kemudian praktik P2P lending berperan mempertemukan dua pihak tersebut. 

    Mengapa investasi melalui P2P lending menggiurkan? Return-nya tinggi! Rata-rata return yang didapat adalah 14 – 20 persen per tahun. Nilai ini jauh di atas bunga tabungan atau bahkan deposito. 

    Tapi ada hal yang perlu diingat kalau kamu mencoba berinvestasi di P2P lending. Ada risiko investasi hilang karena si peminjam berstatus gagal bayar.

    Apakah dana investasi akan diganti pihak pengelola P2P lending? Secara regulasi, pihak pengelola platform tidak akan menanggung risiko atau melakukan penjaminan pembayaran dari peminjam. 

    Platform hanya bertanggung jawab menyampaikan evaluasi risiko dari masing-masing debitur alias peminjam. Nah, keputusan akhir apakah investor meminjamkan dananya, 100 persen berada di tangan si calon investor sendiri. 

    Yang tak kalah penting, selektif lah dalam memilih platform P2P lending. Cek dan ricek legalitasnya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    6. Deposito bank

    Investasi melalui deposito perbankan tergolong memiliki risiko yang kecil. Alasannya, deposito merupakan jenis simpanan di bank yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) asal nilainya kurang dari Rp 2 miliar. 

    Prinsip deposito sih sama kayak menabung ya. Intinya, kita menaruh dana kita di bank. Bedanya, simpanan berupa deposito tidak bisa diambil sembarangan.

    Pengambilan dana hanya bisa dilakukan dalam rentang waktu yang telah disepakati antara nasabah dengan bank. Misalnya, per 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan atau 2 tahun. Bagaimana kalau simpanan terpaksa dicairkan sebelum jatuh tempo? Kena denda. 

    Mengapa menyimpan deposito cukup menguntungkan? Karena bunga yang diberikan bank lebih tinggi dari buka tabungan.

    Nilai bunganya pun akan bergerak mengikuti suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia. Nah, setiap bank menawarkan nilai bunga deposito yang berbeda-beda. 

    Kalau kamu tertarik menyimpan deposito, coba pelajari dulu perbandingan bunga untuk beberapa bank. Pilih yang menawarkan bunga deposito paling menarik.

    7. Obligasi Negara Ritel

    Dalam melakukan pembangunan, pemerintah butuh dana tambahan nih juga untuk menutup defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (ABPN).

    Untuk menutup kekurangan anggaran inilah, pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) sebagai surat utang buat mendapatkan dana dari masyarakat. Salah bentuknya adalah obligasi negara ritel. 

    Obligasi Negara Ritel (ORI) merupakan salah satu instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan Warga Negara Indonesia melalui Mitra Distribusi di Pasar Perdana.

    Karakteristik khas dari ORI adalah berbentuk tanpa warkat (scripless) dan dapat diperdagangkan sesama investor domestik, kupon tetap (fixed rate), dan ada potensi capital gain atau capital loss. Minimal pembelian ORI adalah Rp 1 juta, maksimal Rp 3 miliar.

    ORI cukup menguntungkan lho, karena kupon yang dibayarkan setiap bulan memiliki tingkat bunga tetap sampai pada waktu jatuh tempo. Kalau tertarik, rajin-rajin kulik info di situs resmi Kementerian Keuangan agar tak ketinggalan info penerbitannya.

    8. Equity crowdfunding

    Jenis investasi ini tergolong baru di Indonesia karena baru dilegalkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2018 lalu. Prinsip dari equity crowfunding adalah skema pengumpulan dana untuk suatu bisnis usaha alias modal dari beberapa orang secara bersama-sama atau istilah umumnya patungan. 

    Skema equity crowdfunding ini memudahkan calon pebisnis yang kesulitan menemukan sumber pendanaan. Dalam praktiknya, ada tiga pihak yang terlibat dalam skema ini, yakni penyedia platform, pemilik project alias pihak yang butuh modal, dan investor sebagai pihak yang punya modal.

    Nah, penyedia platform akan mempertemukan antara pemilik project dan pemodal. 

    Dalam equity crowdfunding ini, jumlah investor yang mendanai satu bisnis tertentu tidak boleh lebih dari 300 entitas. Bagi investor, dia akan memiliki kepemilikan saham dalam bisnis yang diberi modal. 

    Namun, risiko tentu tetap mengintai dalam setiap jenis investasi. Dalam hal ini, risiko akan datang, apabila project yang didanai mengalami kegagalan. Karena itu, selektif lah dalam memilih project atau pihak yang akan didanai, serta teliti platform equity crowdfunding.

    Itu tadi jenis-jenis investasi modal kecil tapi memberikan untung gede yang bisa kamu pilih. Jadi, kini udah gak ada alasan lagi dong untuk mulai terjun berinvestasi

    Jika kamu masih bingung investasi apa yang tepat untuk kamu, coba ketahui terlebih dahulu profil resiko investasimu dengan mengikuti kuis berikut ini: