Intan Hapsari Bangun Bisnis Hijab Bermodalkan Uang Saku Kini Hasilkan Omzet Puluhan Juta

Intan Hapsari sukses dengan berbisnis jualan hijab dengan modal uang saku

Memiliki bisnis yang maju saat usia belia tentu menjadi banyak harapan anak muda masa kini. Banyaknya pelaku bisnis yang sukses di usia muda, membuat generasi milenial saat ini kepincut untuk terjun dalam ke dunia bisnis. Salah satunya Intan Hapsari yang sukses dengan jualan hijab. 

Siapa yang menyangka dengan berjualan hijab, Intan bermula hanya mengumpulkan uang saku demi modal kini bisa meraup keuntungan. Di usianya yang masih 26 tahun, Intan mampu lho menciptakan omzet hingga puluhan juta rupiah. 

Akan tetapi, banyak dari generasi milenial hanya sekedar melihat dan mengikuti tren sedang tinggi, tanpa mau membangun fondasi bisnis yang kuat apalagi merintis dari skala kecil. Padahal proses tersebut sangat diperlukan agar memiliki bisnis yang bertahan lama, mampu bersaing, dan memiliki prospek baik.

Seperti Intan Hapsari, perempuan kelahiran 13 Mei 1993 silam ini sukses membangun bisnis pribadinya yang diberi nama Agniya dengan produk hijab. Bisnis ini, Intan membangun sejak menempuh pendidikan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kala itu.

Bermodalkan uang saku buat jualan hijab

Bermodalkan uang saku, ia mampu bangun bisnis hijab
Mengumpulkan uang saku kuliah, Intan Hapsari mampu bikin bisnis hijab, (Shutterstock).

Sebagai seorang mahasiswa yang jauh dari orang tua, Intan mendapatkan uang saku setiap bulannya untuk biaya hidup selama kuliah. Sadar setiap bulannya uang saku tersebut hanya untuk kebutuhan kuliah, Intan terlintas dalam benaknya untuk memutarkan uang sakunya buat berbisnis.

“Awal mula terjun ke dunia bisnis itu karena dapat uang saku dan saya merasa uang ini di awal bulan banyak dan masuk semester 6 kuliah uang saku itu mulai saya gunakan untuk modal bisnis hijab Rp 250 ribu,” ujar Intan kepada Lifepal.co.id.

Akan tetapi, awal mula memulai bisnis hijab tersebut, Intan menghadapi persoalan kepercayaan diri. Intan mengaku memiliki rasa ragu, hingga gengsi yang membuat dirinya merasa bingung apakah lanjut megembangkan bisnis tersebut atau tidak. Tak hanya rasa ragu, rasa gengsi dalam berbisnis juga menjadi hambatan dirinya saat itu. Namun demikian seiring berjalannya waktu, Intan kian belajar dan menguatkan tekad disamping membangun rasa percaya diri.

“Pertama agak ragu dan mungkin lebih ke gengsi karena kalau dagang itu nanti disangka orang nggak punya uang, kaya pikiran pikiran konyol yang menghambat diri, gengsi lah, mikirin orang lah, tapi akhirnya bodo amat,” tambah Intan.

Jeli melihat peluang pasar

Melihat peluang usaha dalam membangun bisnisnya
Membangun bisnis ini, Intan tak luput melihat peluang bisnis yang menjanjikan dalam hasilkan cuan, (Shutterstock).

Tak hanya ingin memulai bisnis, Intan juga jeli melihat peluang, saat mengenyam pendidikan di kampus. Intan melihat pangsa pasar produk hijab sangat banyak digunakan dalam lingkup kampusnya, terutama banyak teman-temannya yang menggunakan produk hijab.

“Memilih produk hijab karena dulu saat di kampus banyak yang pakai hijab, dan awalnya tidak muluk-muluk seperti ambil pangsa pasar satu kampus saja sudah Alhamdulillah,dan itu buat motivasi omzetnya dan modalnya juga tidak terlalu besar dan pasarnya harga jualnya mudah,” kata Intan.

Kemudian, Intan juga memiliki partner bisnis yang tepat, meski diakuinya partner tersebut tidak ahli dalam hal penjualan, tapi memiliki kelebihan dalam hal kreativitas, dengan rekan bisnis ini Intan bisa menciptakan foto produk yang baik dan mampu menarik konsumen.

Jerih payah membangun bisnis

Dengan jerih payah ia sukses membangun bisnis hijabnya
Saat mendirikan bisnis ini, Intan Hapsari juga mengalami pil pahit, (Shutterstock).

Dalam menjalani bsinis, hal yang pasti dilakukan adalah terlibat dalam segala proses bisnis yang dijalani, dengan ini pemilik bisnis mengetahui segala potensi bisnis, risiko bisnis, hingga operasional bisnis setiap harinya.

Sebab, dengan ini pemilik bisnis akan lebih memahami segala persoalan yang terjadi, maupun mencari solusi terbaik dari persoalan tersebut. Seperti Intan yang saat memulai bisnis tersebut mencari bahan baku sendiri, hingga mencari pengrajin atau penjahit yang mampu bekerja sesuai dengan ritme kerja yang dirinya inginkan.

“Momen yang paling berharga itu saat perjuangan pertama kali ke Pasar Tanah Abang, naik angkutan umum, naik kereta yang penuh banget, dan panas banget, dan saat itu sadar mencari uang itu susah banget, dan Ibu saya juga sendiri, ketika saya umur dua tahun Ibu dan ayah saya pisah, jadi merasa bahwa perjuangan Ibu luar biasa bisa menyekolahkan saya sampai saat itu, jadi lebih berfikir dewasa saat sadar bagaimana jerih payah mencari uang,” tambah Intan.

Selain harus terlibat dalam seluruh operasional bisnis yang menguras tenaga dan waktu, Intan juga menghadapi tanggapan negatif dari lingkungan sekitar, bahkan bisnisnya pernah dicibir oleh orang lain menggunakan jasa dukun, karena bisnisnya memiliki konsumen yang banyak dan terus meningkat dengan baik.

Tak mudah bagi Intan dalam menghadapi pandangan dan cibiran negatif tersebut, tetapi Intan yakin apa yang dirinya jalani dan tekuni bukanlah hal yang sia-sia. Ia pun gak terlalu banyak menggubris serta membiarkan orang yang memberikan pandangan negatif terhadap bisnisnya.

“Kemudian bisnis ini semakin berkembang dan semakin banyak pembelinya sampai ada yang beri tanggapan negatif soal bisnis ini dibilang menggunakan jasa dukun, tapi respon aku cuma ketawa aja, kemudian ada masalah salah jahit atau cacat produksi, saya hadapi karena itu memang risiko usaha, sampai dimarahi konsumen juga pernah,” jelasnya.

Menang kompetisi wirausaha pemula

Menghadapi persaingan wirausaha muda dalam menjalankan bisnis ini
Buat menuju kesuksesan bisnisnya, ia pun mau gak mau mesti menghadapi persaingan wirausaha, (Shutterstock).

Jerih payah Intan dalam membangun bisnis hijab mulai menuaikan hasil yang positif, Intan mengikuti program Wirausaha Pemula (WP) yang diselenggarakan Kementerian Koperasi dan UKM. Mengikuti saran keluarganya, Intan mengikuti gerakan kewirausahaan nasional. 

Alhasil, Intan berhasil lolos seleksi proposal bisnis Wirausaha Pemula dan berhak mendapatkan suntikan modal Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp 14 juta. Mendapat suntikan modal tersebut, membuat bisnisnya semakin menggeliat, dengan ini Intan menggeser pola bisnisnya, dari yang awalnya membeli produk jadi, dengan mulai memproduksi sendiri.

“Program Wirausaha Pemula (WP) saya ikuti dan Alhamdulillah menang, dapat modal Rp 14 juta, dari situ saya mulai enak mengembangi usaha ini, karena ada modal, jadi bisa buat berbagai macam model jilbab, dan kebetulan saya punya penjahit yang pintar, jadi suka bikin sample (red: contoh) dan menarik,” ungkapnya.

Hadapi persaingan ketat, tetap cuan dengan jualan hijab

Gak cuma sendiri, ia pun mesti berhadapan dengan persaingan bisnis hijab
Dalam menjalankan bisnis ini, ia dihadapkan dengan persaingan bisnis hijab, (Shutterstock).

Dalam berbisnis, tentu ada persaingan yang harus dihadapi, apalagi produk yang dijual atau dipasarkan memiliki pangsa pasar yang luas. Udah gitu dipakai oleh banyak orang, dengan ini pasti banyak para pengusaha atau pebisnis yang mengambil peluang dari ceruk bisnis tersebut.

Intan mengatakan, dalam bisnis jualan hijabnya ini, dirinya menghadapi persaingan ketat, apalagi sejak kehadiran e-commerce saat ini membuat para penjual dan produsen memasarkan langsung produknya kepada konsumen melalui platform marketplace. Ditambah dengan harga yang sangat miring.

Sebab, dengan harga yang sangat miring konsumen akan tergoda untuk membeli, dan menomorduakan kualitas.

“Kalau perkembangannya biasa naik turun usaha, apalagi sekarang banyak seller di marketplace menjual dengan cara banting harga, sampai saya kadang bingung sebagai orang yang berkecimpung dalam bisnis ini kok bisa jual dengan cara banting harga, tapi memang semua ada harga ada kualitas, dengan harga yang murah banget ternyata reviewnya jelek, mulai kainnya pendek, jahitan tidak rapi, dan jilbabnya kaya buat anak kecil,” papar Intan.

Melihat realitas tersebut, Intan tak berkecil hati, dirinya meyakini bahwa setiap orang memiliki rezekinya masing-masing dan pastinya ada harga dan ada kualitas. Sebab tak sedikit saat ini konsumen yang sudah cerdas dalam berbelanja.

“Alhamdulilah sudah ribuan dan barang saya sudah ke Kalimantan, Bogor, Cilegon, Jakarta, Tangerang, Palembang dan rata-rata sudah ke kota-kota besar. Kalau omzet sih sekarang tren memang agak menurun tapi Alhamdulillah masih dobel digit,” ujar Intan.

Dalam memasarkan produknya, Intan mengatakan dirinya lebih fokus kepada pasar online melalui marketplace maupun social media, hal ini dilakukan Intan karena berkaca dari konsep penjualan offline menggunakan outlet tidak berjalan lancar.

“Seluruhnya saya jual online melalui platform e-commerce sama Instagram. Keduanya ini sangat berpengaruh karena orang sekarang ini lebih suka order online, karena kalau di online itu ada reviewnya dan konsumen yang kirim foto barang yang dibeli, jadi untuk meyakinkan konsumen lebih mudah, dan Alhamdulillah tidak ada review jelek selama saya jual di online,” paparnya.

Kiat bisnis Intan Hapsari

Ini kiat bisnis Intan Hapsari dalam menjalankan usahanya
Mau sukses berbisnis? Simak kiat bisnis Intan Hapsari di sini, (Instagram/@agniya_collection).

Sebagai pebisnis yang berkecimpung dalam industri pakaian muslim, Intan mengatakan kiat dalam berbisnisnya adalah menyeimbangkan aktivitas dunia dan pendekatan diri pada Tuhan. Menurutnya dengan ini bisa meningkatkan penjualan. “Kiat sukses lebih kepada seimbangkan dunia dan akhirat, bahkan lebih besar ibadahnya, sedekah, ngaji, sholat dluha, jadi memang saya rasa ada aja orderan yang banyak masuk ke kami,” ujar Intan.

Namun, dari sisi pelaku bisnis, Intan mengatakan, dirinya harus mengetahui apa yang disukai konsumen, bagaimana membuat hijab yang nyaman, model yang menarik, maupun jenis kain yang nyaman.

“Dan kemudian juga jujur dengan konsumen, beri pelayanan terbaik, produk yang dijual barang terbaik, jangan sampai barang yang sampai ke konsumen barangnya jelek. Karena promosi paling ampuh adalah promosi dari mulut ke mulut,” jelasnya.

Intan pun dengan jeli selalu melihat peluang yang ada ketika pengin memulai sebuah bisnis. Melihat peluang besar merupakan kunci Intan bisa sukses menggeluti bisnis dengan jualan hijab. 

“Tips trik membangun bisnis dari awal adalah melihat peluang, lihat peluang yang paling besar dari lingkungan kita, buang jauh-jauh pikiran negatif, gengsi, dan pandangan negatif orang,

musuh terbesar soalnya diri sendiri, jadi lihat peluangnya, kalahkan rasa malas, takut, buang jauh-jauh kita boleh bikin bisnis plan mulai dari modal berapa, kemudian pasarnya siapa, daya beli mereka gimana, jadi kita jual barang yang sesuai dengan target pasar,” pungkas Intan.

Nah itu dia kisah Intan Hapsari yang bermodalkan uang saku saat masih duduk di bangku kuliah, ia sukses menjadi seorang pebisnis. Dengan jualan hijab, ia mampu lho mendapatkan omzet hingga puluhan juta rupiah. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)