Jadi Favorit, Ini Sejarah dan Strategi Kopi Kapal Api Jadi Merek Raksasa

kapal api

Sebagai pecinta kopi, tentu mustahil rasanya kalau kamu gak pernah nyicipin kopi Kapal Api. Kapal Api adalah kopi terfavorit banyak orang. Kabarnya nih, Kapal Api udah menguasai 60 persen pangsa pasar kopi lokal.

Karena kesuksesannya dalam jualan kopi, produsennya, PT Santos Jaya Abadi, berhasil menelurkan produk-produk konsumer lainnya. Mereka juga punya kafe hingga jadi produsen mesin kopi.

Selain jadi raksasa, perusahaan kopi ini juga jadi rebutan oleh para pemiliknya. Mirip-mirip sinetron lah.

Padahal, dulunya, Kapal Api ini cuma kopi biasa yang dijual keliling pelabuhan dengan sepeda onthel.

Penasaran dengan kisah kopi Kapal Api sukses merajai pasar Indonesia? Mari simak ceritanya di bawah ini.

1.  Berawal dari Kopi Bubuk Hap Hoo Tjan

Cerita lahirnya Kapal Api diawali pada tahun 1920an. Seorang imigran Tiongkok bernama Go Soe Loet ke Hindia Belanda bersama saudaranya Go Bie Tjong dan Go Soe Bin. Dia memulai bisnis kopi bubuk merek Hap Hoo Tjan di Jl Pasar Pabean, Surabaya.

Penjualan kopi bubuk itu dilakukan dengan menggunakan sepeda onthel keliling kampung dan Pelabuhan Tanjung Perak. Pelanggan utama mereka pada saat itu adalah para pelaut dan masyarakat sekitar pelabuhan.

Dari sini tahu kan kenapa akhirnya namanya Kapal Api? Ide logo dan nama Kapal Api diilhami dari para pelanggan mereka yang umumnya berada di pelabuhan.

Bisnis itu pun laris manis hingga akhirnya keluarga Go yang dulu cuma punya 10 pegawai kini memiliki 1.500.

2. Pecah kongsi dan bangkrut

regram @happyfresh_id Kopi Kapal Api saat ini tersedia di happyfresh app

A post shared by Kapal Api (@kapalapi_id) on

Berkembangnya kopi Kapal Api di Surabaya malah bikin Go Soe Loet dan saudara-saudaranya pecah kongsi. Ujungnya, aset-aset perusahaan harus dibagi. Go Soe Loet sendiri mendapat pabrik penggorengan kopi.

Go Soe Loet memiliki lima anak: Indra Boediono, Soedomo Mergonoto, Singgih Gunawan, Lenny Setyawati, dan Wiwik Sundari. Buat melanjutkan bisnis kopi tersebut, dia pun mengajak Indra dan Soedomo.

Walaupun Kopi Hap Hoo Tjan gulung tikar, namun Soedomo udah membangun PT Santos Jaya Abadi pada 1979. Alhasil bisnis kopi tersebut berhasil diselamatkan olehnya.

3. Kapal Api jadi market leader

Di bawah kepemimpinan Soedomo, Kapal Api jadi makin laris di pasar Indonesia. Mereka pun bikin iklan di TVRI hingga akhirnya booming.

Pada tahun 1985, produk kopi itu mulai dijual hingga ke luar negeri. Negara pertama yang mereka invasi adalah Arab Saudi. Gak lama kemudian mereka masuk ke Hong Kong, Malaysia, dan Taiwan.

Nama Soedomo Mergonoto pun menjadi makin beken di kalangan pengusaha-pengusaha top Indonesia. Namun sepeninggal sang ayah pada 1993, sengketa di keluarga Go kembali muncul.

Sengketa itu berkaitan dengan masalah kepemilikan perusahaan yang terjadi antara anak-anak Go Soe Loet. Tapi, di bisnis PT Santos Jaya Abadi tetaplah berjalan dan membuahkan keuntungan.

Dan saat ini, Kapal Api juga menjadi salah satu coffee roaster terbesar di Asia. Jumlah karyawannya aja lebih dari 10 ribu orang, mantap kan.

Hingga saat ini, banyak produk konsumer yang berada di bawah naungan PT Santos Jaya Abadi. Sebut aja seperti Kopi Good Day, Excelso, Kopi Ya, Kopi ABC, Fresco, Kopi Kapten dan Kopi Santos. Selain itu, ada pula Ceremix di kategori sereal.

Buat kategori permen mereka punya Espresso, Gingerbon, Say, Bontea Green, dan Relaxa. Mereka juga punya biskuit yang bernama Delby’s Kopyor dan Oatbits.

Apa cuma itu? Oh ternyata gak. Mereka juga punya kafe yang bernama Excelso. Udah tahu kan kalau outlet Excelso itu di mana-mana?

Gimana strategi PT Santos Jaya Abadi kuasai pasar?

Keberhasilan Soedomo bikin produk kopi bubuk ini mendunia tentu bukan tanpa strategi. Pengin tahu apa strategi mereka?

1. Inovasi

Bosan dengar kata inovasi? Kalau kamu bosan, ya gak usah buka bisnis deh.

Marketing Director PT Santos Jaya Abadi, Paulus Nugroho, pernah mengatakan bahwa di mana pun juga penikmat kopi ya bakal berevolusi. Makanya, Kapal Api harus berinovasi.

Coba perhatikan deh, walau mereka adalah pionir kopi bubuk di Indonesia, tapi kalau gak berinovasi, mungkin sampai sekarang produknya cuma dijual di dalam negeri.

Inovasi juga gak cuma dilakukan dalam produk, melainkan juga pada proses distribusi kopi. Kapal Api termasuk yang pertama menggunakan iPad dan aplikasi bagi tenaga penjualnya demi meningkatkan efisiensi pemesanan dan pengantaran.

2. Segmentasi produk cukup luas

Produk Kapal Api sejatinya punya segmentasi yang cukup luas. Namun mereka tetap berfokus buat menyasar segmentasi A sampai B alias masyarakat menengah ke atas.

Sejatinya, Kapal Api juga punya lho produk premium yang hadir dalam kemasan kotak. Apa kamu udah mencoba?

Walaupun segmentasi produknya luas, bukan berarti produk yang mereka keluarkan gak punya identitas. Kapal Api punya aroma khas yang udah tercium saat kopinya diseduh. Kualitas itu kabarnya menjadi suatu hal yang dipertahankan sejak dulu.

3. Memodifikasi strategi pemasaran seiring dengan berjalannya waktu

Iklan pertama Kapal Api muncul di TVRI dan meledak. Tapi apakah dengan meledaknya iklan tersebut lantas di tahun-tahun berikutnya mereka ngiklan terus? Tentu aja gak.

Pasang iklan itu bujetnya gak sedikit, apalagi di televisi. Paulus sempat mengatakan, strategi marketing Kapal Api juga kerap berevolusi. Buktinya,saat ini mereka memanfaatkan konsep digital marketing juga.

4. Fokus bisnis tetap terjaga

Sejak awal berdiri, PT Santos Jaya Abadi emang berfokus buat melariskan Kapal Api. Sementara itu, anak-anak perusahaannya jadi pendukung.

Kalau udah tahu fokusnya pengin ke mana, maka gak perlu pikir pusing deh buat melancarkan taktik dagangnya.

Itulah kisah berdirinya Kapal Api dan strategi mereka menguasai pangsa pasar kopi di Indonesia. Strategi mereka dalam menggapai keberhasilan tentu bisa kamu aplikasikan buat memajukan bisnismu.

Tertarik mencoba? Semoga sukses ya.