Kisah Achmad Zaky, Juara Olimpiade Sains yang Sukses Dirikan Bukalapak

Achmad Zaky (instagram @achmadzaky)

Siapa belum kenal dengan Achmad Zaky? Sebagai informasi nih ya, pria ini adalah sosok di balik nama besar Bukalapak. Selain pendiri, Zaky adalah CEO perusahaan tersebut.

Bukalapak merupakan salah satu e-commerce yang bertujuan untuk memberdayakan para pengusaha kecil dan menengah Indonesia agar dapat menjual produknya dengan cara yang lebih mudah yaitu lewat online.

Kini Bukalapak telah menjadi salah satu e-commerce yang paling berkembang di Asia Tenggara dengan pertumbuhan penjualan mencapai 20 persen per bulan dalam kurun waktu kurang dari dua tahun.

Bukalapak juga telah berhasil menjadi marketplace yang mampu mengumpulkan kelompok penjual di Indonesia hingga lebih dari 150 ribu pelapak, 25 ribu seller dan 60 ribu user. Semua kesuksesan itu tentu saja berkat kerja keras sang Founder, Achmad Zaky yang harus jatuh bangun dalam mengembangkan Bukalapak hingga besar seperti sekarang.

Gak usah berlama-lama, simak yuk cerita Achmad Zaky membangun dan membesarkan Bukalapak dari nol hingga jadi raksasa.

Mengenal sosok Achmad Zaky

Zaky merupakan lulusan Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung.
Zaky merupakan lulusan Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung.

Achmad Zaky merupakan lulusan Teknik Informatika dari Institut Teknologi Bandung. Pria kelahiran Sragen, 24 Agustus 1986 ini sudah mulai tertarik dengan dunia teknologi sejak masih berada di bangku sekolah dasar.

Semua bermula sejak Achmad Zaky mendapatkan hadiah sebuah komputer serta buku pemrograman komputer dari pamannya di tahun 1997. Ketika itu, usianya masih 11 tahun. Tak disangka, Zaky ternyata memiliki ketertarikan dan minat yang cukup tinggi di dunia komputer dan pemrograman komputer.

Ketertarikan itu ternyata terus berlanjut hingga mengenyam pendidikan di bangku SMA. Hal itu dibuktikan saat ia memenangkan kejuaraan olimpiade sains nasional (OSN) bidang komputer mewakili sekolahnya di SMA Negeri 1 Solo, Jawa Tengah.

Di tahun 2004, Zaky kemudian melanjutkan studinya di jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu universitas negeri unggulan di Indonesia. Selama mengemban ilmu di bangku kuliah, Zaky sering memenangkan kompetisi teknologi informatika tingkat nasional, seperti juara II di ajang Indosat Wireless Innovation Contest tahun 2007. Kala itu, dia membuat software (perangkat lunak) MobiSurveyor untuk digunakan dalam perhitungan cepat survei pemilihan umum.

Gak cuma itu aja, ia juga mendapatkan Merit Award pada kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) di tahun 2008. Prestasi yang diraihnya mengantarkan Zaky untuk mendapatkan beasiswa studi ke Oregon State University, Amerika Serikat di tahun 2008 dan berlangsung selama dua bulan.

Orang ndeso yang sukses taklukkan rasa minder

Zaky selalu semangat kuliah (Instagram)
Zaky selalu semangat kuliah (Instagram).

Di tahun 2004, Zaky kemudian melanjutkan studinya di jurusan Teknik Informatika di Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu universitas negeri unggulan di Indonesia. Satu perkataan Zaky yang patut kita apresiasi adalah semangatnya dalam kuliah dan kesuksesannya dalam menaklukkan rasa minder.

“Bukan cuma soal perbedaan budaya saja sih. Saya juga sempat minder karena ITB kan isinya orang-orang pinter, ambisius, PD pula. Berbeda sekali dengan kultur di Jawa yang kalem dan malu-malu. Alon-alon asal kelakon lah. Tapi ini justru jadi semangat saya. Saya pasti bisa! Pikir saya saat itu.“ demikian pernyataan Achmad Zaky di Hipwee tahun 2015.

Akan tetapi Zaky mencoba mengalahkan keminderan itu dengan bergaul, dan tentunya belajar seputar kebudayaan. 

Sebagai mahasiswa, Zaky juga cukup menonjol. Salah satu fakta soal Zaky di ITB adalah, pada semester awal kuliah dia sanggup meraih IPK 4,0. Dia sangat rajin membaca, mengulang materi kuliah, dan sering tukar pandangan dengan senior terkait hal-hal seputar mata kuliah.

Selain sibuk kuliah, Zaky ternyata aktif di salah satu organisasi kampusnya yaitu Entrepreneur Club ITB (cikal bakal dari Techno Entrepreneur Club atau TEC ITB). Konon kabarnya, Zaky menjadi salah satu orang yang mendirikan organisasi ini lho.

Selama mengemban ilmu di bangku kuliah, Zaky sering memenangkan kompetisi teknologi informatika tingkat nasional, seperti juara II di ajang Indosat Wireless Innovation Contest tahun 2007. Kala itu, dia membuat software (perangkat lunak) MobiSurveyor untuk digunakan dalam perhitungan cepat survei pemilihan umum.

Gak cuma itu aja, ia juga mendapatkan Merit Award pada kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) di tahun 2008. Prestasi yang diraihnya mengantarkan Zaky untuk mendapatkan beasiswa studi ke Oregon State University, Amerika Serikat di tahun 2008 dan berlangsung selama dua bulan.

Pernah bisnis kuliner tapi gagal, lantas balik lagi ke dunia teknologi

Setelah lulus dari ITB, Zaky mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi (Instagram).
Setelah lulus dari ITB, Zaky mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi (Instagram).

Sebenarnya, sebelum masuk kuliah di ITB, tujuan Zaky cukup sederhana, yaitu memperoleh ijazah, lantas mendapatkan pekerjaan bagus dengan gaji yang besar.

Namun, seiring berjalannya waktu, ia justru mengalami perubahan cara berpikir. Ditambah lagi dengan banyaknya lulusan ITB yang menjadi pengusaha sukses seperti Aburizal Bakrie dan Arifin Panigoro.

Ya, setelah lulus ITB memang hanya dua pilihan, yaitu bekerja di perusahaan besar atau mendirikan perusahaan sendiri. Usai lulus kuliah, Zaky pun mulai berpikir untuk membangun usaha sendiri yang masih berhubungan dengan informatika. Pria berusia 31 tahun ini pun akhirnya mendirikan sebuah perusahaan jasa konsultasi teknologi yang bernama Suitmedia.

Suitmedia pun berkembang dengan sangat pesat, hingga akhirnya ia mendirikan Bukalapak. Sejak saat itu, Zaky memutuskan untuk fokus membangun Bukalapak hingga menjadi online marketplace terpercaya yang kini dikenal banyak orang.

Berdirinya Bukapalak.com

Aplikasi bukalapak di mobile phone (Shutterstock)
Aplikasi bukalapak di mobile phone (Shutterstock)

Dalam membangun bisnisnya, Achmad Zaky sempat berpikir untuk mendirikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Ia lalu berpikir untuk mendirikan situs yang bisa memfasilitasi penjual dan pembeli. Apalagi, saat itu, situs serupa di Indonesia masih sangat sedikit. Itulah yang membuat Zaky kemudian mendirikan Bukalapak di tahun 2010.

Di awal berdirinya Bukalapak hanya ada tiga orang yang terlibat. Achmad Zaky gencar mengajak para pedagang untuk bergabung di Bukalapak di sela-sela pekerjaannya di Suitmedia.

Tak mudah mengajak orang untuk berjualan di Bukalapak, ditambah lagi saat itu internet belum seperti saat ini. Padahal untuk jualan di Bukalapak tidak dipungut biaya alias gratis.

Kebanyakan para pedagang tidak mau ribet berjualan lewat internet karena merasa jualan via offline sudah cukup. Zaky pun sampai turun langsung untuk mengajak orang-orang yang berjualan di mall untuk juga berjualan di Bukalapak.

1. Tantangan terberat

Nah, yang menjadi tantangan terberat adalah masalah kepercayaan terhadap e-commerce, karena kebanyakan orang takut tertipu. Namun, Zaky tak mudah putus asa, ia terus berusaha meyakinkan para pengusaha terutama para pelaku UKM untuk mau berjualan di internet. Salah satu caranya adalah dengan memberikan edukasi kepada para seller.

Kala itu Bukalapak sering membuat kisah sukses seller dan menyebarkannya ke Twitter. Tujuannya, untuk mengedukasi seller lain agar menjadi seller terpercaya.

Setelah beberapa lama, akhirnya kian banyak penjual offline yang mencoba berjualan di Bukalapak. Kebanyakan dari mereka adalah para pedagang yang penghasilan dari usaha offline-nya tidak terlalu besar dan berharap dapat menambah penghasilan dengan berjualan di Bukalapak.

2. Mendekati komunitas

Achmad Zaky bersama tim juga dengan gencar mendekati komunitas untuk menggunakan Bukalapak. Usaha dan perjuangannya pun membuahkan hasil. Semakin lama jumlah pedagang yang berjualan semakin banyak, diikuti dengan semakin banyaknya pengunjung website. Para pedagang yang awalnya ragu berjualan di Bukalapak mulai merasakan penghasilan mereka meningkat.

Dalam kurun waktu tiga tahun, Bukalapak mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan memiliki 150 penjual dengan produk jualan beragam, mulai dari elektronik, makanan hingga fashion.

3. Mendapat investor

Jika saat awal mendirikan Bukalapak, Achmad Zaky harus merogoh bujet dari kantongnya sendiri. Kini Bukalapak mendapatkan pendanaan dari beberapa investor. Bahkan di tahun 2015, Grup Emtek yang gak lain adalah pemilik stasiun televisi SCTV ikut berinvestasi di BukaLapak lewat anak usahanya, PT. Kreatif Media Karya (KMK Online). Total investasi KMK di BukaLapak itu sendiri mencapai Rp Rp 439 miliar.

BukaLapak terus mengalami perkembangan yang signifikan hingga akhirnya mereka mengakuisisi Prelo. Apakah pendanaan itu cuma berhenti di Emtek? Ternyata tidak.

Pada Januari 2019, mereka juga mengumumkan pendanaan dari Asia Growth Fund yang diprakarsai Mirae Asset dan Naver Corp. Belum lagi di Oktober tahun yang sama, mereka menerima suntikan dana lain dari Shinhan Financial Group Co Ltd.

Alhasil, BukaLapak menjadi salah satu perusahaan di Indonesia yang valuasinya mencapai US$ 2,5 miliar atau setara dengan Rp 34 triliun. Sementara itu, KMK Online masih memegang 35,17 persen saham BukaLapak. 

Achmad Zaky disinyalir sempat kantongi aset senilai Rp 1,4 triliun

Zaky disinyalir sempat kantongi aset senilai Rp 1,4 triliun
Zaky disinyalir sempat kantongi aset senilai Rp 1,4 triliun

Sebagai pendiri dari platform e-commerce ternama ini, Achmad Zaky memang sudah mundur. Namun di tahun 2018, Globe Asia melaporkan bahwa Zaky mengantongi total kekayaan sebesar US$ 108 juta atau Rp 1,4 triliunan.

Pria yang juga mendapat Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Joko Widodo ini, adalah suami dari Diajeng Lestari, seorang entrepreneur pendiri e-commerce khusus busana Muslim yang bernama, Hijup.

Itu dia perjalanan seorang Achmad Zaky yang sukses membangun dan membesarkan Bukalapak hingga seperti saat ini. Terhitung pada 6 Januari 2020, Zaky yang mengundurkan diri ini akhirnya diberikan posisi kehormatan sebagai penasihat BukaLapak. Posisi Zaky pun digantikan oleh Rachmat Kaimuddin, mantan Direktur Keuangan PT Bank Bukopin Tbk.

Itu dia perjalanan seorang Achmad Zaky yang sukses membangun dan membesarkan Bukalapak hingga seperti saat ini. Ada yang terinspirasi lantas berminat mengikuti jejaknya?