Dulunya Supir Angkot, Pria Ini Sekarang Jadi Orang Terkaya ke-3 di RI

[TEMPO/Donny Metri]

Buat kamu yang sering banget pantengin Instagram Hotman Paris, pastinya kamu familier dengan nama Prajogo Pangestu. Dalam caption salah satu fotonya, pengacara kondang ini menyebut Prajogo sebagai taipan alias konglomerat.

Prajogo Pangestu emang bukan orang sembarang. Bos dari Barito Pacific Group ini masuk ke dalam orang terkaya di urutan ke-7 se-Indonesia versi majalah Forbes 2018.

Menurut majalah tersebut, pengusaha sukses kelahiran 1944 ini memiliki kekayaan US$ 2,9 miliar atau Rp 41,73 triliun. Hartanya yang melimpah datang dari kerajaan bisnis yang dibangunnya, PT Barito Pacific.

PT Barito Pacific diketahui menaungi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang petrokimia, energi, power plant, properti, perkebunan, hingga industri kayu. Jelas aja dengan bisnisnya yang sebanyak itu uang terus mengalir ke pundi-pundi Prajogo.

Padahal nih, dulunya Prajogo Pangestu bukan siapa-siapa. Pekerjaan apa pun dilakoninya asal itu bisa bikin dirinya bertahan hidup. Namun, berkat usaha, kerja keras, dan jelinya dalam melihat peluang berhasil mengubah hidupnya jadi sukses seperti sekarang.

Pengin tahu kisahnya lebih lanjut? Nih empat penggalan kisah sukses Prajogo Pangestu.

1.  Merantau ke sana ke sini hingga menjadi sopir angkot

Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu (bisnis)

Lahir di Sambas, Kalimantan Barat, Prajogo Pangestu hidup dalam kondisi ekonomi yang serba susah. Sekolahnya pun terhenti saat ia berada di bangku SMP.

Namun, nasib kurang beruntung gak bikin dia patah semangat. Demi mengubah nasib seperti perantau-perantau lainnya, Prajogo pergi ke Jakarta.

Sayang banget rezeki kota sepertinya bukan jadi miliknya saat itu.

Ia pun balik ke kampung halaman. Prajogo mengambil pekerjaan dengan menjadi sopir angkot jurusan Singkawang-Pontianak. Hingga akhirnya dia memilih buat menjalankan usaha kecil-kecilan dengan menjual keperluan dapur, bumbu, dan ikan asin.

2. Terjun ke bisnis kayu

Perkenalannya dengan Bong Sun On atau Burhan Uray membuka jalan bagi Projogo menuju kesuksesan. Ia mengenal sosok Bong tahun 1960-an. Prajogo pun dipekerjakan Bong di perusahaan miliknya, PT Djajanti Group.

Di sinilah Prajogo yang bertanggung jawab atas pengurusan Hak Pengusahaan Hutan (HPH). Kesempatan ini gak disia-siakannya. Ia banyak belajar tentang bisnis kayu. Sampai akhirnya ia memutuskan berhenti setelah satu tahun bekerja.

3. Mendirikan Barito Pacific

Berhenti dari pekerjaan, Prajogo mendirikan bisnis yang gak jauh-jauh dari penjualan kayu. Ia memulai usahanya yang diberi nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan yang bergerak di bidang pengolahan hasil hutan.

Usahanya pun berkembang hingga berganti nama menjadi PT Barito Pacific Timber. Semasa pemerintahan Presiden Soeharto, usahanya itu meraih kejayaan. Prajogo kemudian melirik bidang petrokimia. Ia pun membangun usaha baru bernama Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia.

4. Terhantam krisis kemudian bangkit lagi

Krisis yang melanda Indonesia tahun 1998 sempat menghantam bisnisnya. Dikutip dari Kontan, nilai kapitalisasi Barito Pacific anjlok dari US$ 5 miliar menjadi US$ 3 juta. Bisnis lainnya, TPIA, juga kena imbas dari krisis. Bahkan, perusahaannya tersebut menanggung utang hingga US$ 1,8 miliar.

Semuanya gara-gara utangnya dalam bentuk dolar melonjak akibat merosotnya nilai rupiah. Menghadapi situasi ini Prajogo gak putus asa. Ia bekerja keras buat memulihkan perusahaan-perusahaannya. Prajogo kemudian melirik bidang petrokimia dan mengurangi bisnis kayu di tahun 2007. Serta mengubah nama perusahaannya jadi PT Barito Pacific.

Barito Group pun akhirnya mengalami perkembangan pesat hingga merambah ke sektor petrokimia, minyak sawit, sampai properti! Prajogo akhirnya mengakuisisi saham PT Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia yang sekarang menjadi perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia. Kini, di usia senjanya Prajogo menyerahkan pengelolaan perusahaan ke tangan anaknya, Agus Salim Pangestu.

Itulah kisah sukses Prajogo Pangestu yang mengubah nasib dari sopir angkot menjadi bos kayu. Karakternya yang pantang menyerah dan kerja keras layak buat ditiru. Ditambah lagi kejelian dalam melihat peluang yang jadi ladang uang.

Selain memberi kita pelajaran bahwa “siapapun” bisa sukses dan kaya di masa depan, cerita ini juga mengajari kita soal investasi saham yang bisa mengantarkan seseorang pada kemakmuran di masa depan. Besar kemungkinan kok, kamu jadi kaya seperti Prajogo Pangestu di masa depan. Asal mau kerja keras, berani terjun ke dunia bisnis, dan pastinya memprioritaskan investasi. 

Dunia bisnis memang kejam. Pengusaha sekaliber Prajogo saja pernah merasakan getirnya bisnis di era krisis moneter. Namun berkat kesabaran dan kejelian dalam bekerja, dia bisa bangkit menjadi orang terkaya ketiga di Indonesia. Siapa tahu suatu saat nanti kamu juga bisa seperti Prajogo Pangestu. Semoga!