9 Saham Bisa Kamu Beli Nih dari Perusahaan Orang Terkaya di Indonesia

saham Bank Central Asia

Di awal tahun 2019, Forbes merilis nama-nama konglomerat Indonesia yang masuk dalam daftar sebagai orang terkaya di Tanah Air. Dari nama-nama dirilis oleh Forbes, konglomerat Indonesia ini merupakan orang-orang memiliki perusahaan yang melantai di bursa saham.  

Tentu saja, saham perusahaan mereka bisa kamu beli dong. Tentunya, beberapa saham yang dimiliki oleh para taipan ini masuk ke golongan saham blue chip lho.

Pada kesempatan kali ini, kita bakal mencari tahu sembilan saham dari perusahaan yang didirikan atau dikuasai oleh konglomerat terkaya di Indonesia. Lho kok konglomeratnya 10 tapi sahamnya sembilan? Baca aja artikelnya sampai selesai, kamu bakal menemukan jawabannya! Pengin tahu lebih lanjut? Berikut ulasannya.

9. PT Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk – (CEKA)

Perusahaan ini merupakan bagian dari Wilmar International Limited (“WIL”) Group yang tercatat di bursa saham Singapura. Perusahaan Wilmar International didirikan oleh pengusaha Batak keturunan Tionghoa yang bernama Thio Seeng Haap alias Martua Sitorus, orang terkaya di Indonesia ke-10 yang mengantongi aset Rp 24,05 triliun.

Nama Wilmar sendiri merupakan singkatan dari William (Kuok Koon Hong), partnernya, dan Martua Sitorus. Di tahun 1991, perusahaan ini menguasai 7.100 hektare perkebunan kelapa sawit. 

Sayangnya, Martua emang udah hengkang dari Wilmar dan aktif di Gama Plantation serta menggandeng Ciputra untuk bisnis properti.

Bicara soal CEKA, perusahaan ini bergerak di bidang consumer goods. Mereka menjual produk berupa minyak goreng bermerek Fortune dan Sania. 87,02 persen saham CEKA dipegang oleh PT Sentratama Niaga Indonesia, dan 12,18 persennya diperuntukkan ke publik.

8. PT Adaro Energy, Tbk – (ADRO)

Saham Adaro dikenal sebagai salah satu saham dari emiten yang bergerak di sektor pertambangan. Sahamnya yang berkode ADRO mulai tercatat sejak tahun 2008. Setelah go public.

Bukan rahasia lagi, banyak sekali orang-orang tajir yang memegang saham ini. Salah satunya adalah konglomerat Indonesia terkaya ke sembilan, Theodore Permadi Rachmat yang jumlah asetnya sama dengan Martua Sitorus.

Intinya, Garibaldi Thohir menguasai 43,91 persen saham ADRO, Edwin Soeryadjaja menguasai 3,91 persen, TP Rachmat 2,54 persen, Arini Subianto 0,25 persen, dan publik 43,69 persen.

7. PT Lippo Karawaci, Tbk – (LPKR)

Siapa gak asing sama perusahaan Lippo Group yang didirikan oleh konglomerat Indonesia bernama Mochtar Riady menduduki posisi kedelapan sebagai orang terkaya di Tanah Air. Total kekayaannya saja mencapai Rp 32,5 triliun.

Perusahaan yang berdiri tahun 1990 oleh Mochtar Riady ini resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1996 silam. Per lembar sahamnya saat itu ditawarkan dengan harga Rp 3.250.

Akan tetapi saat ini, karena performanya kurang memuaskan dan krisis ekonomi 1998. Saat ini sahamnya justru diobral murah alias di bawah Rp 500 perak per lembar.

46,45 persen saham ini dikuasai oleh PT Inti Anugerah Pratama, sementara itu 39,34 persennya buat publik.

6. PT Bayan Resources, Tbk – (BYAN)

Perusahaan ini sejatinya bukan punya orang Indonesia, melainkan milik warga Singapura yang justru menjadi orang terkaya ketujuh di Indonesia. Low Tuck Kwong merupakan salah satu raja tambang berkekayaan Rp 33,9 triliun.

Di tahun 1972, pria kelahiran 71 tahun silam ini mengadu nasib ke Indonesia dan tepat pada tahun 1992 dirinya resmi jadi WNI. Low Tuck Kwong sendiri menguasai 51,63 persen saham BYAN. Sementara itu publik dapat jatah 30,31 persen.

5. PT Barito Pasific, Tbk – (BRPT)

Konglomerat yang satu ini merupakan pendiri BRPT dan memiliki kekayaan senilai Rp 49,5 triliun. Konglomerat ini dulunya adalah mantan sopir angkot yang bernama Prajogo Pangestu.

Prajogo mendirikan bisnis yang gak jauh-jauh dari penjualan kayu. Ia memulai usahanya yang diberi nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan yang bergerak di bidang pengolahan hasil hutan.

Usahanya pun berkembang hingga berganti nama menjadi PT Barito Pacific Timber. Semasa pemerintahan Presiden Soeharto, dirinya meraih kejayaan. Asal kamu tahu, beliau juga yang membangun Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia lho.

Bicara soal BRPT, Prajogo Pangestu masih menguasai 77,46 persen saham ini. Sementara itu, publik cuma diberikan jatah 20,34 persen.

4. PT Bank Mega, Tbk – (MEGA)

Bank ini merupakan bank yang menjadi bagian dari CT Corp merupakan perusahaan milik Chairul Tanjung. Taipan berharta Rp 51,8 triliun, ini merupakan orang terkaya di Indonesia urutan ke-5.

Mantan Menko Perekonomian ini masih duduk sebagai Komisaris Utama CT Corp. Akan tetapi yang melantai di bursa saham adalah perusahaan keuangannya yaitu Bank Mega. Dan pak CT masih duduk sebagai Komisaris Utama. 

58,016 persen saham MEGA dikuasai oleh PT Mega Corpora. Sementara itu 41,984 persen bisa dibeli publik.

3. PT Bank Mayapada International, TBK – (MAYA)

Perusahaan ini didirikan dan dipimpin oleh keluarga Tahir yang kini menduduki posisi ke-4 di deretan orang terkaya di Indonesia. Salah satu tokoh kuncinya ya, Dato Sri Tahir, konglomerat yang terkenal dengan sifat dermawannya. 

Pengusaha asal Surabaya ini dulunya hanyalah seorang anak tukang becak. Namun berkat kerja kerasnya, ia pun berhasil mendirikan Mayapada Group yang menggurita hingga saat ini.

Sebanyak 40 persen Saham Maya dikuasai JPMCB-Cathay Life Insurance Co Ltd, 20,94 persennya dipegang PT. Mayapada Karunia, sementara itu 11,47 persennya diperuntukan ke publik.

2. PT Indo-Rama Synthetics, Tbk – (INDR)

Sri Prakash Lohia yang mendirikan ini merupakan orang terkaya di Indonesia urutan ketiga versi Forbes. Ia merupakan seorang perantauan dari India yang mengadu nasib ke Indonesia dan saat ini dirinya udah mengantongi aset sebesar Rp 103,3 triliun.

INDR sendiri memiliki usaha di bidang produksi polietilena, polipropilena, serat poliester, filamen, benang pintal, kain, hingga sarung tangan medis.

Saham perusahaan yang berdiri tahun 1976 ini, dikuasai 25 persen oleh PT Irama Investama, sementara itu Indorama Holdings BV menguasai 34,03 persen, dan publik sekira 40 persen.

1. PT Bank Central Asia, Tbk – (BBCA)

Nah, sejatinya konglomerat terkaya di Indonesia yaitu Budi dan Michael Hartono itu terkenal dengan bisnisnya yang bernama PT Djarum. Sebuah perusahaan rokok asal Kudus yang menguasai pangsa pasar Tanah Air.

Sebenarnya perusahaan ini didirikan oleh Salim Sudono alias Liem Sioe Liong, pendiri Indofood. Tapi justru akhirnya dijual ke keluarga Hartono, dan saat perusahaan ini sukses, merekalah yang jadi orang terkaya di negaranya.

Asal kamu tahu, 54,94 persen saham BBCA dipegang oleh PT Dwimuria Investama Andalan yang merupakan bagian dari PT Djarum. Sementara itu, 43,11 persen untuk publik.

Itulah deretan saham yang dikuasai orang-orang terkaya di Indonesia. Udah tahu kan jawabannya kenapa sahamnya cuma sembilan tapi konglomeratnya terdapat 10 nama? Itu disebabkan karena orang terkaya nomor satu dan dua adalah kakak beradik dengan bisnis yang sama. Tertarik buat membeli salah satu saham di atas milik konglomerat Indonesia ini?