Kopi Kenangan: Pemilihan Nama yang “Receh”, Gak Mahal dan Akhirnya Viral!

Kopi-Kenangan-Pemilihan-Nama-yang-Receh-Gak-Mahal-dan-Akhirnya-Viral

Edward Tirtanata merupakan pemain baru dalam bisnis minuman kopi kekinian. Pemilihan nama Kopi Kenangan yang terkesan receh dan mudah diingat merupakan hoki tersendiri bagi si empunya.

Beberapa tahun belakangan ini, bisnis kopi kekinian emang tengah gencar dimainkan oleh entrepreneur lokal yang memiliki cukup modal dan pengetahuan akan bisnis. Usai Kopi Tuku yang viral lantaran orang nomor satu di Indonesia bertandang ke kedai kecilnya di kawasan Jakarta Selatan.

Kini pemilik Kopi Kenangan yang pintar dalam pemilihan nama brand-nya dan akhirnya viral serta sukses berada di jajaran minuman kopi kekinian. Kopi kekinian saat ini emang banyak digemari oleh milenial di Jakarta.

Tedeng aling agar ringkes dan saat penyajiannya, minuman kekinian yang beredar saat ini emang disajikan dengan menggunakan gelas plastik berukuran sedang. Kesan “on the go” bikin para penikmatnya bisa merasakan kemudahan saat mengkonsumsinya.

Tren para orang Jakarta khususnya milenial maupun pegawai kantoran, kopi kekinian menjadi solusi yang tepat banget nih buat menikmati secangkir kopi baik panas atau dingin.

Belum lama ini MoneySmart.id berbincang dengan pemilik sekaligus CEO dari Kopi Kenangan, Edward Tirtanata.

Baca juga: Puasa Minum Kopi Kekinian Selama 2 Minggu, Ada Manfaatnya Buat Kamu?

Di tahun 2018, bisnis kopi kekinian ini udah memiliki 8 kedai

Kopi Kenangan
8 kedai kopi dimiliki oleh bisnis Edward Tirtanata di tahun 2018, (Instagram/@kopikenangan.id).

Edward memulai langkah bisnis kedai kopinya bersama rekannya James Pranoto di tahun 2018 dengan memiliki 8 kedai kopi yang berdiri. Edward sendiri memiliki latar belakang di bidang F&B, gak cuma itu lho, Edward juga sempat mengalami kegagalan saat bekerja di bidang agensi periklanan.

Kariernya di agensi iklan gak begitu mulus, ia pun memilih buat banting setir menekuni bisnis kedai kopi di Jakarta. Ia pun memulai menceritakan gimana nih usahanya diberi nama Kopi Kenangan dan akhirnya menjadi viral.

“Mungkin awalnya itu gue membuat nama Kopi Kenangan karena gue pengin something yang relatable, habis itu kebetulan aja yakan kayaknya semua orang itu bisa mengenang mantan lah ya,” buka Edward seraya tertawa pada MoneySmart.id belum lama ini.  

Pemilihan nama yang simpel emang ternyata membawa hoki bagi kedai kopi miliknya. Gak cuma itu, buat pemilihan menu pun di dalamnya, Edward dengan sengaja menyematkan “Kopi Kenangan Mantan”.

Baca juga: Butuh Dana Jelang Ramadan? Ini Rekomendasi 5 Pinjaman Tanpa BI Checking yang Aman!

Dalam menunya tersematkan kalimat “Kenangan Mantan”

Kopi Kenangan
Kenangan Mantan merupakan nama menu kopi kekinian si minuman ini, (Instagram/@kopikenangan.id).

Sejak itu konsumen yang mayoritas anak muda alias milenial dibuat  dengan penamaan menu minuman kopi kekiniannya.

“Makanya waktu awalnya itu namanya “Kopi Kenangan Mantan” jadi akhirnya kita yaudahlah kita bikin “Kopi Kenangan” yang di dalam menunya itu ada “Kopi Kenangan Mantan” dan ujungnya kita jadi viral sendiri sih,” tambahnya.

“Jadi orang tahu sendiri, kita nggak marketingin orang-orang udah ketawa-ketawa dengan brand kita makanya dari situ kita bisa jadi viral, toko sampai ke-8 itu di tahun 2018, kita itu agustus 2018 udah punya delapan lalu habis itu punya 63 toko sampai dengan hari ini 25 april 2019,” urainya semangat.

Progres yang begitu cepat bagi usaha kedai kopi kekinian besutan Edward Tirtanata ini di awal usahanya. Bayangin aja nih, pada tahun 2018, ia udah memiliki 8 gerai. Dan belum genap dua tahun, ia pun mantab menambahkan gerai kopi kekinian menjadi 16 lho.

Pemilihan nama yang “receh” dan gak mahal akhirnya viral!

Kopi Kenangan
Salah satu merek kopi kekinian yang cukup viral, (Instagram/@kopikenangan.id).

Waktu yang begitu singkat dan mulus bagi Edward memulai bisnis kopinya ini. Kalau kamu udah pernah membeli Kopi Kenangan ini buat harganya ya emang gak mahal dan sama dengan kopi kekinian pada umumnya.

Buat pemilihan namanya pun Edward merupakan ide dirinya sendiri. Tanpa menggunakan jasa agensi periklanan, berkat tangan dinginnya, bisnis yang ia jalani pun merasih kesuksesan.

Nama yang kedengarannya gak begitu mahal menjadi kunci kesuksesan kedai kopi miliknya.

“Gue bikin sendiri ya, karena awalnya itu gue punya agensi iklan ya kan. Jadi gue dari begitu banyak brand yang gue lihat dan nyadar kebanyakan itu yang laku namanya kedengaran gak terlalu “mahal”,” urainya.

“Kedengaran mahal itu gak bagus kalau untuk mass market itu mendingan sesuatu yang orang gak takut buat datang dan membelinya,” tegasnya.

Punya 63 outlet, menjaga kualitas merupakan cara bertahan bisnis kopi kekinian miliknya

Kopi Kenangan
Sebanyak 63 kedai yang tersebar saat ini, (Instagram/@kopikenangan.id).

Sebagai pemain baru, Edward pertama kali membuka kedainya berada di kawasan perkantoran, tepatnya di Menara Standard Chartered, Kuningan, Jakarta Selatan. Bahkan buat penjualannya aja, ia mampu memproduksi jutaan cup per bulannya.

Saat ini kedai usaha kopi kekinian miliknya udah mencapai 63 outlet. Memiliki tim yang solid dan dapat menjaga kualitas si minuman kopinya merupakan tantangan tersendiri bagi Edward.

“Paling penting itu ada dua, satu itu adalah timnya karena perusahaan itu can only as goos as people they hired, makanya kita untuk manajer, untuk area manajernya kita cuma pilih best of the best,” jelasnya santai.

“Orangnya rajin, peduli dengan quality, kita tentunya area-area manajernya mereka tentunya juga harus punya SOP jadi SOP itu sangat penting. Dan di dalam SOP itu kita harus punya reward dan sistem yang baik dan benar,” tuturnya bijak.

Manfaatkan kecanggihan teknologi salah satu kunci suksesnya

Kopi Kenangan
Manfaatkan kecanggihan teknologi saat ini merupakan kunci suksesnya, (Instagram/@kopikenangan.id).

Seiring perkembangan zaman yang serba digital ini, Edward sangat memanfaatkan dengan kecanggihan teknologi sekarang ini. Baginya ia gak mesti nih menciptakan teknologi sendiri, namun memanfaatkannya dengan baik merupakan kesuksesan dirinya saat ini.

“Kemajuan teknologi itu penting banget ya apa namanya sebagai contoh kita awalnya main lewat Instagram, kemudian kita bisa gede juga gara-gara ada online delivery,” jelasnya lagi.

“Kayak Go-food atau Grab food, jadi apa namanya teknologi itu penting banget ya dan kita harus bisa memanfaatkan teknologi yang udah ada, gak harus bikin teknologi sendiri tapi dengan yang udah adanya teknologi kita bisa memanfaatkannya bahwa itu namanya kita itu “zaman now”,” urainya kembali.

Pernah merasakan kegagalan dalam bisnis sebelumnya di bidang agensi periklanan, hal tersebut bikin pria kelahiran Bandung, 31 tahun silam tertanamkan rasa percaya diri dan optimis hingga mampu menciptakan bisnis yang cukup viral.

Berbekal modal Rp 150 juta dan optimis, Edward kini sukses dengan Kopi Kenangan miliknya

Kopi Kenangan
Edward Tirtanata Founder dan CEO dari Kopi Kenangan, (Ardi Mandiri/MoneySmart.id).

“Gue sih selalu pengin bisa begini ya dan gue orangnya optimis sih jadi percaya aja sih,” sahutnya.

Saat ini bisnis Kopi Kenangan bisa dibilang salah satu yang sukses di jajaran merek kopi kekinian lainnya. Kala itu ia menggelontorkan modal kisaran Rp 150 juta buat memulai usahanya ini.

“Rp 150 juta itu juga bagi bagi, bersama teman-teman. Mungkin konklusinya itu start small, start fast dan fail fast, jadi loe mau bisnis apa, punya ide bagus itu mesti cepat-cepat jangan sampai keburu idenya gak valid lagi,” terangnya.

“Kompetisinya udah banyak makanya itu loe mesti start small dan start fast jadi kalau loe sampai kalah loe juga buangnya juga bisa lebih cepat fail fast, yang bikin loe berdarah-darah itu adalah kalau udah gagal tapi loe coba-coba terus sampai akhirnya yaudah ujung-ujungnya udah gak jadinya emotional,” pungkasnya.

Nah, itu secuil kisah perjuangan Edward Tirtanata membangun bisnis Kopi Kenangan yang kini menjadi salah satu bisnis kopi kekinian viral. Segala sesuatu kesuksesan emang perlu belajar dari masa lalu yang akhirnya mampu bangkit dan sukses seperti Edward Tirtanata pemilik Kopi Kenangan. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)