Memahami Makna Margin, Beserta Jenis dan Penerapannya
Margin adalah jaminan yang wajib ditempatkan oleh pemegang suatu posisi (jual atau beli) dalam perdagangan sekuriti, opsi, atau kontrak berjangka guna melindungi risiko kredit dari mitra pengimbang (counterparty).
Selain pengertian tersebut, istilah margin juga sering kali berkaitan dengan beberapa bidang lain seperti akuntansi dan investasi.
Istilah margin dalam akuntansi dan investasi
Dalam akuntansi, istilah margin tidak disebutkan sendirian, namun digabungkan dengan profit menjadi profit margin (selisih keuntungan). Jadi istilah ini sebenarnya hanya digunakan untuk memperkuat pengertian profit sebagai selisih antara penjualan dan biaya.
Profit margin dalam analisis laporan keuangan didapat dari persentase gross profit, yaitu keuntungan kotor dari penjualan setelah dikurangi harga pokok penjualan (HPP), sebelum dikurangi biaya penjualan dan administrasi yang nantinya akan menghasilkan net profit.
Istilah margin juga digunakan dalam bidang investasi pasar modal. Seorang investor yang membuka akun melalui manajer investasi dikatakan memiliki margin account. Margin account tersebut dapat digunakan investor untuk membeli saham.
Bahkan lebih dari itu, investor dapat meminjam dana tambahan dari manajer investasi untuk membeli lebih banyak saham.
Namun jika harga saham mengalami penurunan hingga di bawah harga beli, manajer investasi akan melakukan margin call, yaitu meminta investor menutupi kerugian tersebut. Manajer investasi berhak menjual saham tersebut atau menuntut investor jika tidak dapat menutupi kerugian tersebut.
Perbedaan antara omzet, profit, dan margin
Selama ini, kita sering mengira bahwa omzet, margin, dan profit memiliki pemaknaan yang sama, yaitu diasumsikan sebagai indikasi keuntungan dalam berbisnis. Padahal, ketiganya adalah hal yang berbeda.
Ini dia rumus sederhananya.
Profit = Omzet – Biaya(atau)Margin = Profit / Biaya x 100% |
*Biaya adalah biaya modal (total modal).
Cara mudah menghitung margin dalam akuntansi
Untuk lebih memahami perbedaan antara omzet, profit, dan margin, kita akan ulas melalui contoh dan rumus menghitungnya berikut.
Sebuah pabrik elektronik memiliki penjualan 3000 unit ponsel dengan harga Rp2.800.000/unit.
Maka kita dapatkan total omset = 3000 x Rp2,8 juta = Rp8,4 miliar rupiah.
Untuk membuat dan memasarkan ponsel tersebut, perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp2.450.000 rupiah per unit. Maka, penghitungan profit dan marginnya sebagai berikut.
Unsur penting dalam menghitung keuntungan usaha
Sebelum lebih lanjut mempelajari cara menghitung besaran margin, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dulu beberapa unsur penting dalam perhitungan margin untuk bisnis.
- Pendapatan, merupakan pertambahan nilai aset atau aktiva yang mampu meningkatkan nilai modal. Ada dua jenis pendapatan, yakni pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah hasil dari kegiatan utama perusahaan, seperti pendapatan penjualan. Adapun pendapatan di luar usaha didapatkan perusahaan dari kegiatan di luar perusahaan, seperti biaya sewa dan bunga.
- Beban, merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil usaha. Adanya pengeluaran beban biaya ini dapat mengurangi modal. Ada dua jenis beban, yakni beban perusahaan dan beban di luar perusahaan. Beban perusahaan yang dimaksud adalah biaya-biaya seperti biaya listrik, gaji karyawan, administrasi. Adapun beban di luar perusahaan dikeluarkan untuk membiayai kegiatan di luar kegiatan utama, seperti beban bunga.
5 langkah menghitung keuntungan usaha
Sebelum mengetahui besaran margin yang kita dapatkan dalam berbisnis, lima langkah ini dapat kita terapkan terlebih dahulu.
1. Mengidentifikasi setiap item biaya produksi
Pada tahapan awal ini, kita harus mengidentifikasi item biaya produksi dengan detail dan menghitung catatan biaya dari tiap alur selama proses produksi. Beberapa jenis biaya produksi, yaitu:
2. Menyusun laporan laba rugi
Unsur dalam menyusun laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan sumber pendapatan dan beban suatu perusahaan (dagang) selama periode akuntansi. Rumus untuk menghitung laba rugi perusahaan sebagai berikut.
Laba bersih = Laba Kotor – Beban Usaha |
Laporan ini penting untuk disusun agar kita dapat menetapkan berapa harga jual kepada konsumen. Menentukan harga jual akan memengaruhi berapa banyak kita mendapatkan keuntungan dan mencapai balik modal atau BEP (break even point).
3. Menghitung semua biaya pembentuk Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dalam menentukan harga jual yang pantas, kita harus mengetahui harga pokok, yaitu biaya untuk mendapatkan barang tersebut.
Harga pokok ditambah dengan biaya lain-lain serta keuntungan yang diharapkan, maka jadilah harga jual.
Pendekatan harga pokok produksi semacam ini mengacu pada Harga Pokok Penjualan (HPP) keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual.
Rumus HPP
HPP = Bahan baku yang digunakan + Total produksi ( BTKL + Overhead pabrik ) + Saldo akhir persediaan (saldo awal persediaan – saldo akhir persedian)
Pada dasarnya, HPP adalah hasil penghitungan atas seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi hingga sampai ke gudang atau hingga berstatus persediaan.
Dalam bidang usaha dagang, HPP adalah akumulasi semua biaya yang harus dikeluarkan.
4. Identifikasi saldo persedian awal dan akhir
Dalam tahapan saldo awal ini, kita perlu menghitung saldo awal persediaan bahan baku. Saldo awal persediaan bahan baku merupakan total nilai persediaan bahan baku di awal periode yang dihitung (awal bulan untuk bulanan dan awal tahun untuk tahunan).
Saldo awal periode yang dihitung sama dengan saldo akhir periode sebelumnya. Kondisi ini bisa kita lihat di neraca.
5. Menghitung penjualan bersih
Tahapan berikutnya dalam menghitung keuntungan usaha adalah menghitung penjualan bersih.
Penjualan bersih merupakan hasil penjualan bruto atau kotor sesudah dikurangi dengan berbagai potongan serta pengurangan, yaitu total pendapatan penjualan dikurangi faktor-faktor pengurang seperti retur, komisi, dan diskon.
Setelah lima langkah ini dilakukan, kita bisa menghitung margin yang dihasilkan dalam berbisnis. Menghitung secara terperinci terkait omzet, profit, dan margin merupakan hal yang sangat penting.
Dengan mengetahui berapa jumlah pendapatan, keuntungan, dan persentase dari tiap penjualan, maka kita bisa merencanakan langkah manajemen bisnis selanjutnya.
Pertanyaan seputar pengertian dan penerapan margin
Bagaimana cara menghitung keuntungan?
- Identifikasi setiap biaya produksi
- Susun laporan laba rugi
- Hitung semua biaya pembentukan harga pokok penjualan (HPP)
- Identifikasi saldo persediaan awal dan akhir