Lebih Untung daripada Pakai Rupiah, Nih 4 Fakta Mata Uang Papua Nugini

Fakta mata uang Papua Nugini, Kina. (Wikimedia Commons/Bin Im Garten)

Kini, mata uang Papua Nugini lebih mahal dari Rupiah? Ya, faktanya memang demikian. Satu Kina dihargai Rp 4.420.

Makanya jangan heran kalau orang-orang Indonesia di perbatasan antara Papua dan Papua Nugini lebih senang bertransaksi dengan Kina ketimbang Rupiah. Soalnya jelas-jelas lebih menguntungkan.

Begitu Kina yang terkumpul udah banyak, mereka akan menukarkannya ke Rupiah. Belanja kebutuhan yang pakai Rupiah pun jadi lebih hemat.

Padahal nih pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih jauh lebih baik ketimbang Papua Nugini. Cuma kalau bicara perbandingan ekspor dan impor, Papua Nugini masih lebih baik ketimbang Indonesia.

Nilai ekspor Papua Nugini jauh lebih tinggi dari impornya. Dikutip dari The World Factbook CIA, nilai ekspor Papua Nugini sebesar US$ 9,52 miliar atau Rp 136 triliun. Sementara nilai impornya US$ 1,87 miliar atau Rp 26,88 triliun.

Bisa jadi karena ekspornya yang tinggi inilah yang mendorong mata uang Kina lebih kuat dibandingkan Rupiah.

Selain fakta barusan, ada beberapa fakta menarik tentang mata uang Papua Nugini. Pengin tahu apa aja? Yuk, baca ulasannya berikut ini.

1. Menggantikan Dolar Australia

Lahirnya mata Uang Papua Nugini Kina pada 19 April 1975 bertujuan buat ganti Dolar Australia. Sebab sebelumnya orang-orang di Papua Nugini menggunakan Dolar Australia buat transaksi.

Penggantian ini juga sekaligus menjadi bentuk kedaulatan Papua Nugini. Asal tahu aja nih. Papua Nugini secara resmi diakui kemerdekaannya dari Australia tahun 1975. Saat itu jugalah transaksi di negara ini beralih menggunakan Kina.

2. Terbagi ke enam pecahan uang kertas

Saat ini ada enam pecahan mata uang Papua Nugini, yaitu pecahan 2, 5, 10, 20, 50, hingga 100 Kina. Awalnya Kina yang diperkenalkan cuma pecahan 2, 5, dan 10.

Lalu pada 1977 pecahan 20 Kina diterbitkan. Posisi pecahan 20 Kina menjadi pecahan tertinggi tergeser pada tahun 2005 dengan diterbitkannya pecahan 100 Kina.

Uniknya, semua lembaran kertas uang Kina dicetak dengan warna yang sama dengan Dolar Australia. Boleh jadi hal ini dahulu dimaksudkan agar ketika pertama kali diperkenalkan, orang-orang gak bingung.

3. Dicetak dalam bentuk koin

Gak cuma dalam bentuk kertas, mata uang Papua Nugini juga dicetak dalam bentuk koin. Di sana uang koinnya diperkenalkan dalam pecahan 5 Toea, 10 Toea, 20 Toea, 50 Toea, dan 1 Kina.

Waktu edarnya pun beda-beda. Pecahan 5, 10, 20 Toea, dan 1 Kina diedarkan pada tahun 1975. Sementara pecahan 50 Toea baru diedarkan pada tahun 1980.

Mulanya Toea yang diedarkan punya pecahan 1 dan 2 yang dicetak dengan bahan perunggu. Sementara pecahan lainnya dicetak dengan bahan cupronickel.

Bertahan cukup lama sejak diterbitkan tahun 1975, pecahan 1 dan 2 Toea kemudian ditarik tahun 2006. Dan sejak 19 April 2007, pecahan 1 dan 2 Toea udah gak sah lagi digunakan.

Menariknya nih. Pecahan 1 Kina didesain beda dengan pecahan Toea. Ukuran koinnya lebih besar dan tepat di tengahnya diberi bolongan.

4. Orang Indonesia suka transaksi pakai Kina

Seperti yang udah disampaikan di atas sebelumnya, orang-orang Indonesia yang tinggal di perbatasan lebih suka transaksi memakai Kina.

Mereka sebenarnya sih tahu seharusnya bertransaksi dengan Rupiah. Namun, karena banyak warga negara Papua Nugini yang belanja, mereka mau gak mau terima Kina sebagai alat pembayaran.

Seperti yang pernah diberitakan Liputan 6, pengendara ojek di dekat perbatasan senang transaksi dengan Kina. Soalnya begitu ditukar ke Rupiah mereka dapat untung lebih.

Tentu aja Bank Indonesia (BI) gak tinggal diam melihat hal ini. BI pun berusaha menyosialisasikan penggunaan Rupiah dan menjaga pasokan Rupiah di wilayah perbatasan.

Itu tadi empat fakta seputar mata uang Papua Nugini. Kamu tertarik juga gak pengin punya Kina? Cuma nih konsekuensinya Kina mungkin aja jadi lebih mahal karena banyak yang cari.

Nah, kalau pengin mata uang kita gak semakin murah, mendingan sering-sering gunakan Rupiah ya. Hitung-hitung, dengan pakai Rupiah, kamu udah membantu bikin Rupiah menguat lho.