Mau Menutup Usaha Sampingan yang Mentok, Tunggu Dulu!

usaha angkringan

Gak jarang orang berpikir pengin punya usaha sampingan meski gaji dari kerja utamanya sudah lumayan. Ya kalau ada peluang untuk itu, ambil saja.

Selama dua-duanya bisa berjalan beriringan, itu sah-sah saja. Tapi kadang usaha sampingan gak begitu lancar dibanding kerja utama.

Ketika terjadi situasi kayak gini, solusi yang diambil biasanya menutup usaha sampingan itu. Solusi yang praktis, terutama buat mereka yang mudah putus asa.

Bagi orang-orang yang gigih, gak bakal deh peluang itu ditinggal begitu saja selama masih ada harapan. Toh, masih bisa mengerjakan keduanya sekaligus tanpa gangguan berarti.

Mungkin, ada yang salah dalam operasi bisnis sampingan tersebut. Ini yang sering jadi soal. Karena sifatnya sampingan, lantas usaha tersebut dijalankan seenak perut.

Rugi dong, membuang peluang menambah penghasilan di depan mata. Jika kamu termasuk yang berniat nutup usaha sampingan yang mentok, tunggu dulu.

Simak trik berikut ini agar usaha itu jalan lagi, bahkan bisa lari melebihi kerja utama.

menutup usaha sampingan 1
Secanggih-canggihnya business plan, kesalahan kecil pasti ada. (rencana bisnis)

1. Ngaca

Jika merasa sudah melakukan berbagai cara tapi usaha sampingan gak maju-maju, berarti waktunya ngaca. Siapkan cermin, bedak, dan pensil asli. Eh, bukan ngaca yang itu.

Maksudnya, lihat kembali cara-cara itu. Apa sudah betul dijalankannya? Misalnya bikin promo diskon. Berapa diskon yang diberikan? Mungkin kurang?

Atau diskon udah gede, tapi orang cuma datang sekali. Mungkin barang yang dijual gak memuaskan. Atau pelayanan kurang bagus. Masakan kurang sedap mungkin, kalau usaha sampingannya warung.

2. Tambah pengetahuan

Orang sering merasa cukup dengan pengetahuannya sendiri. Padahal, belajar itu gak ada batasnya. Termasuk dalam usaha.

Selalu luangkan waktu untuk cari pengetahuan baru seputar usaha yang digeluti, meski itu sampingan. Kalau punya usaha warung makan, misalnya. Baca-baca majalah kuliner, siapa tahu ada ide menu baru.

Yang paling simpel adalah buka Google, lalu cari situs/blog yang berhubungan dengan bisnis kita. Smartphone dipakai tuh, jangan hanya buat update status Facebook doang.

menutup usaha sampingan 2
Tutup tapi bisa bisa bangkit lagi gak masalah. Intinya jangan menyerah gitu aja. (closed)

3. Lihat di sekitar

Tanpa kita sadari, kadang ada ilham dari lingkungan sekitar untuk memajukan usaha kita. Lihat saja Nadiem Makarim. Dia sukses dengan Go-Jek setelah melihat ada peluang dari fenomena layanan ojek di Indonesia.

Jadi, amati baik-baik lingkungan kita. Ini juga bertujuan melihat tren yang sedang berkembang. Setelah tahu akan tren tersebut, bukan lantas kita mesti mengikutinya.

Kita bisa juga melawannya. Namanya juga tren. Ia bisa cepat hilang, bisa pula bertahan lama. Siapa tahu kita bisa jadi trendsetter, menghapus tren lama.

4. Gaul dengan pesaing

Pesaing tidak selalu berarti musuh yang mesti dijauhi. Dengan bergaul dengan pesaing, kita bisa tahu banyak soal seluk-beluk perjalanan bisnisnya.

Termasuk pengalaman kegagalannya. Gunanya, kita bisa mengambil pelajaran dari kegagalan itu agar tak mengikutinya.

Ikuti pula asosiasi pebisnis yang sama jika ada. Asosiasi pengusaha rental mobil, misalnya. Dengan ikut asosiasi ini, pengetahuan akan bertambah dengan bertukar info dengan anggota lainnya.

menutup usaha sampingan 3

5. Pelajari Kesalahan

Semua hal gak bakal luput dari kesalahan, gak terkecuali usaha. Wajar kalau kita bikin kesalahan. Tapi yang terpenting bagaimana kesalahan tersebut bisa menjadi bahan pembelajaraan.

Misalnya saja salah mengelola utang yang harusnya untuk hal-hal produktif, tapi malah dipakai untuk sesuatu yang bersifat konsumtif. Kalau hal tersebut disadari dengan cepat dan kamu langsung berubah sih masih mending, tapi kalau terus dipertahankan? Ya bisa berabe.

Apakah lima hal di atas sudah kita lakukan? Jika belum, jangan buru-buru nutup usaha sampingan. Selama kerja utama masih bisa jalan terus, hajar bleeeh…!