6 Tips Memulai Alternatif Investasi P2P Lending

p2p lending

Saat ini masyarakat memiliki banyak alternatif investasi untuk mengembangkan dana mereka. Mulai dari jenis investasi konvensional seperti investasi di bidang properti, emas, reksa dana, dan saham, sampai kepada alternatif investasi seperti Peer-to-Peer Lending (P2P Lending).

Banyak yang sudah mengenal jenis-jenis investasi konvensional, tetapi karena alternatif investasi peer to peer lending masih terbilang baru, masih banyak yang belum mengetahui seluk-beluknya.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang bertindak sebagai regulator di industri P2P Lending, total penyaluran pinjaman dari total 99 penyelenggara / platform P2P Lending terdaftar di Indonesia adalah sebesar Rp. 25 Trilliun di Januari 2019, tumbuh lebih dari 700% dibandingkan Januari 2018.

Bagi pelaku usaha, peer to peer lending membuka akses pinjaman yang lebih fleksibel, sedangkan untuk masyarakat, P2P Lending menjadi alternatif investasi yang menguntungkan dengan imbal hasil tinggi. Jika ingin memulai alternatif investasi P2P Lending, ada promo dana gratis Rp. 100,000 yang bisa didapatkan di akhir artikel.

Apa Saja Tips Memulai Alternatif Investasi P2P Lending?

Pilih Platform Investasi P2P Lending Terdaftar OJK

p2p lending
Pilih peer to peer lending yang terdaftar di OJK. (Instagram/@ojkindonesia)

Semakin seksinya industri P2P Lending dan besarnya potensi di masa depan membuat banyak orang berlomba-lomba memasuki industri ini. Akan tetapi banyaknya perusahaan fintech peer to peer lending memiliki ancaman tersendiri, karena tidak semua perusahaan ini memiliki status terdaftar dan diawasi secara resmi oleh OJK.

Sebagai perusahaan yang bergerak di industri keuangan, tentunya perlu ada pengawasan dan pengaturan dari transaksi yang berlangsung agar tidak ada pihak yang dirugikan. Sudah banyak kasus adanya peluang investasi bodong di masa lalu yang menyebabkan kerugian besar di masyarakat. Sebagian besar kejadian ini terjadi karena perusahaan-perusahaan tersebut tidak terdaftar di OJK.

Untuk platform peer to peer lending yang resmi terdaftar dan diawasi oleh OJK dapat dilihat di website resmi OJK.

Pilih Platform Investasi P2P Lending Yang Aktif di Social Media

Sebagai industri yang relatif baru di Indonesia, diperlukan adanya edukasi yang secara berkelanjutan baik dari pemerintah maupun dari pihak platform penyelenggara P2P Lending itu sendiri.

Salah satu tips ketika akan memulai investasi peer to peer lending yang cukup mudah untuk dilakukan adalah dengan melihat aktivitas dari akun sosial media platform peer to peer lending. Jika memang sosial media platform tersebut aktif mengedukasi dan juga berinteraksi dengan audience dan juga merespon pertanyaan dan keluhan secara cepat, maka ini menjadi salah satu indikator positif untuk platform tersebut.

Mulai Dari Nominal Kecil Dulu

Terdapat banyak platform P2P Lending yang resmi terdaftar OJK di Indonesia yang menawarkan berbagai skema juga. Untuk memulai, ada baiknya memilih platform peer to peer lending yang memungkinkan kamu untuk berinvestasi kecil-kecilan terlebih dahulu.

Tergantung dari masing-masing calon lender, ada platform yang bisa dimulai dari Rp. 100,000 ada juga yang mulai dari Rp. 1,000,000 bahkan Rp. 5,000,000. Semua tergantung dari kemampuan finansial calon lender.

Dengan memulai dari nominal kecil, lender pemula dapat mempelajari sistemnya terlebih dahulu dengan risiko minimal. Yang penting adalah start small, but start now!

Pilih Platform Yang Menawarkan Agunan

Yang namanya investasi tentunya tidak lepas dari risiko. Seperti halnya jenis investasi konvensional, P2P Lending juga memiliki risiko tersendiri. Risiko paling besar adalah terjadinya Gagal Bayar atau Kredit Macet (Non-Performing Loan) di mana dana yang diberikan sebagai pinjaman tidak bisa dikembalikan oleh peminjam. Penyebab NPL bisa bermacam-macam, mulai dari penyalahgunaan dana pinjaman, kebangkrutan dari usaha peminjam, sampai bencana alam yang menyebabkan usaha tidak dapat beroperasi kembali.

Untuk meminimalkan risiko, ada baiknya memilih platform alternatif investasi P2P Lending yang menawarkan agunan. Agunan di investasi peer to peer lending biasanya bukan berupa fixed asset (tanah & bangunan), tetapi berupa invoice ataupun purchase order. Ada juga yang menawarkan agunan berupa inventory (persediaan dagang) dan juga peralatan modal seperti mesin produksi. Jika terjadi keterlambatan pembayaran dari peminjam, penyelenggara P2P Lending bisa mengeksekusi agunan-agunan ini untuk membayar kembali pinjaman kepada lender.

Lakukan Diversifikasi

Selain dengan adanya agunan, salah satu bentuk usaha untuk meminimalkan risiko P2P Lending adalah dengan melakukan diversifikasi atau menyebar pinjaman tidak hanya ke beberapa UKM saja, tetapi ke banyak UKM.

Banyak lender peer to peer lending yang hanya berorientasi kepada imbal hasil yang tinggi, akan tetapi dia tidak menyadari bahwa semakin tinggi imbal hasil maka risiko akan semakin tinggi juga. Sebaiknya lender menyebar pemberian pinjaman di banyak UKM karena apabila salah satu macet, maka yang lain masih akan lancar.

Putar Kembali Hasil Investasi P2P Lending

Salah satu daya tarik investasi adalah adanya konsep bunga berbunga atau compounded interest. Ini artinya bunga yang didapatkan sebagai imbal hasil pemberian pinjaman, jika diberikan pinjaman kembali ke UKM lain, maka akan menghasilkan bunga kembali. Dengan konsep ini maka dana akan berkembang lebih cepat dan potensi investasi bisa didapatkan secara maksimal.

Akseleran Untuk Memulai Alternatif Investasi P2P Lending

p2p lending
Investasi P2P lending di Akseleran. (Instagram/@akseleran_com)

Untuk lender pemula, bisa coba mengembangkan dananya melalui platform Peer-to-Peer Lending (P2P Lending) Akseleran. Di platform alternatif investasi ini, masyarakat dapat meminjamkan dananya kepada UKM yang dijadikan tambahan modal usaha dalam mengembangkan usahanya. Keuntungannya berupa imbal hasil rata-rata 18%-21% yang lebih tinggi daripada instrumen investasi konvensional pada umumnya.

Risiko pemberian pinjaman di Akseleran juga diminimalisir dengan adanya agunan di lebih dari 98% nilai portfolio pinjaman, serta sudah terdaftarnya Akseleran di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sejak diluncurkan dari bulan Oktober 2017, Akseleran sudah menyalurkan total pinjaman sebesar Rp. 370 Milyar ke UKM-UKM Indonesia dengan tingkat kredit macet (non-performing loan) sekitar 0.3% per Maret 2019.

Untuk memulainya pun cukup mudah, masyarakat dapat mulai memberikan pinjaman hanya dengan Rp. 100,000 saja di website Akseleran (www.akseleran.com). Agar lebih mudah, gunakan aplikasi mobile Akseleran yang tersedia di Google Play ataupun di Apple Appstore.

Gunakan kode promo MONEYAPRIL19 pada saat mendaftar pertama kali di Akseleran untuk mendapatkan dana gratis Rp. 100,000 untuk mencoba meminjamkan dana ke UKM. Kode promo hanya terbatas untuk 100 orang pertama.

Sudah siap mencoba alternatif investasi P2P Lending? Keterangan lebih lanjut bisa hubungi Eben di +62811-9300443, atau menghubungi email team@akseleran.com. Follow akun Instagram @akseleran_com untuk mendapatkan update-update terbaru.