Modalku Bakal Luncurkan Pinjaman Modal Karyawan dan Hunian, Menarik?

Modalku

Modalku sebagai platform peer-to-peer (P2P) lending di Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya untuk mendukung perkembangan usaha di Indonesia. Kali ini, Modalku menghadirkan solusi finansial dengan meluncurkan produk Modal Karyawan dan Modal Hunian. 

Modal Karyawan diperuntukkan bagi perusahaan yang ingin menyediakan fasilitas finansial kepada karyawan namun tetap bisa fokus dalam menjalankan bisnisnya. Begitu juga dengan Modal Hunian yang bisa digunakan oleh bisnis properti dalam memberikan alternatif pembiayaan bagi penyewa.

Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku, mengatakan, semangat perusahaannya masih tetap sama, yaitu mendukung usaha-usaha untuk berkembang. 

“Hal inilah yang selalu menjadi prioritas kami dalam melakukan inovasi produk. Penyediaan akses terhadap permodalan merupakan salah satu bentuk dukungan yang sudah Modalku lakukan selama ini. Kami ingin berkontribusi lebih dalam menjaga keberlangsungan suatu usaha. Produk Modal Karyawan dan Modal Hunian ini ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya,” ujarnya di Jakarta.

Menurutnya, modal karyawan hadir sebagai solusi finansial yang aman dan mudah bagi karyawan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Perusahaan ini bekerjasama dengan perusahaan yang karyawannya membutuhkan pembiayaan tanpa menggunakan arus kas perusahaan. 

Produk ini bisa menjadi salah satu program kesejahteraan karyawan karena Modal Karyawan menawarkan proses mudah, biaya yang terjangkau, dan dirancang agar tidak memberatkan karyawan dalam proses pengajuan maupun pelunasan. 

Perusahaan pun tidak terbebani oleh penanganan pinjaman karyawan karena Modalku hadir sebagai sumber informasi utama dan bantuan peminjam. Tenor yang diberikan pun bervariasi menyesuaikan kebutuhan karyawan yaitu 3-24 bulan yang bisa dilunasi dengan cicilan bulanan melalui potongan gaji.

Bentuk solusi lain yang bisa diberikan Modalku untuk mendukung pengembangan suatu usaha adalah dengan menyediakan inovasi terhadap bisnis. Saat ini usaha yang sedang bertumbuh adalah perusahaan startup, salah satunya platform penyewaan apartemen. 

Modal Hunian menyediakan fasilitas pembiayaan sewa apartemen jangka panjang yang dapat dicicil oleh penyewa, melalui bisnis properti yang bekerja sama. Produk ini bisa mendukung bisnis properti dalam meningkatkan kesempatan akuisisi penawaran unit apartemen dengan opsi pembayaran yang lebih beragam. 

Baca juga: Ini 5 Hal yang Bikin Generasi Milenial Bertahan Lama di Perusahaan

Modalku berikan pinjaman karyawan dan hunian

Modalku
Modalku meresmikan kantor baru di Marvel City Mall Surabaya lho!, (Instagram/@modalkuid).

Di sisi lain, penyewa bisa mendapatkan alternatif pembiayaan yang mudah, cepat, dan terjangkau untuk mengatasi masalah likuiditas. Tenor pinjaman yang diberikan adalah 6 atau 12 bulan dan bisa digunakan untuk penyewaan apartemen di area Jabodetabek.

“Karyawan menjadi komponen penting bagi perusahaan untuk bisa berkembang. Ketika karyawan bisa fokus terhadap pekerjaannya tanpa mengkhawatirkan hal lain, produktivitas perusahaan pasti akan meningkat. Kebutuhan terhadap tempat tinggal juga masih menjadi persoalan bagi masyarakat, terutama generasi milenial yang baru mulai memutuskan untuk mencari hunian namun belum memiliki akses untuk pembiayaan ke lembaga keuangan formal,” tambah Reynold. 

Pihaknya berharap kedua produk ini menjadi langkah baru bagi Modalku untuk melayani lebih banyak kebutuhan pembiayaan bagi masyarakat Indonesia serta mendukung inklusi keuangan di Indonesia.

Modalku menyediakan layanan peer-to-peer (P2P) lending, di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital. 

Selain di Indonesia, Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia di bawah nama Funding Societies. Hingga bulan November 2019, Grup Modalku telah berhasil menyalurkan pinjaman usaha hampir Rp 11 triliun. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)