Waspada Modus Penipuan Baru, Paksa Korban Bayar Tagihan Kartu Kredit Fiktif

modus penipuan

Modus penipuan memang semakin merajalela dan kian beraneka ragam. Peristiwanya pun kian marak di era digital yang sudah semakin canggih seperti saat ini.

Korban dari penipuan pun terus semakin bertambah karena biasanya mental korban yang ditekan oleh pelaku. Hal ini membuat banyak orang tambah pikir panjang langsung menuruti apa yang diminta oleh para penipu.

Alhasil, bukan gak mungkin calon korban yang tadinya selalu waspada bisa tertipu juga. Misalnya kamu dalam kondisi yang sangat lelah atau kebetulan mengalami kondisi serupa. Akibatnya, kena jebakan batman deh.

Kalau sudah begitu, siapa pun tentu bisa jadi korban, termasuk kamu.

Contoh kasus (benar-benar terjadi):

Seorang karyawan swasta di Jakarta, Sandra, hampir saja menjadi korban penipuan. Sang penipu berdalih dirinya merupakan salah satu debt collector dari salah satu bank swasta di Indonesia. Penipu tersebut menyebut bahwa Sandra memiliki tunggakan kartu kredit selama dua tahun sebesar lebih dari Rp 10 juta.

Dengan sedikit memaksa dan menekan, si penipu meminta Sandra untuk melunasi tagihan di hari itu juga dengan cara mentransfernya ke rekening beratas nama pribadi, bukan bank. Jika tidak, si penipu menyebutkan, akan ada debt collector yang datang ke kantor atau rumah Sandra.

Tapi karena tidak memiliki kartu kredit di bank yang bersangkutan, Sandra dengan tenang mempersilahkan si penipu untuk datang dengan membawa bukti-bukti sekaligus memperingatkan si penipu bahwa dirinya akan melaporkan hal ini kepada polisi. Si penipu pun langsung menutup telepon karena tidak berhasil menguras uang dari Sandra.

Sandra lantas menghubungi call center bank yang disebutkan oleh si penipu. Kemudian, Sandra meminta call center officer untuk memeriksa apakah benar ada kartu kredit yang terdaftar atas namanya. Setelah dilakukan pengecekan, ternyata nama Sandra maupun nomor KTP-nya tidak pernah terdaftar sebagai nasabah kartu kredit bank tersebut.

Dari sekilas cerita yang dialami oleh Sandra tentu membuat kamu harus selalu waspada dengan segala trik modus penipuan yang masih aja marak terjadi.

Nah, agar kamu gak menjadi korban dan bikin uang hilang ditelan bumi, ada baiknya kamu mengetahui ciri-ciri modus penipuan. Dengan demikian, kamu gak jadi korbannya. Apa saja? Simak di sini!

1. Menghubungi menggunakan nomor pribadi

modus penipuan
Tidak pakai nomor kantor. (Shutterstock)

Seperti yang dialami Sandra, si penipu menghubungi dengan menggunakan nomor pribadi dan bukan nomor kantor. Jika memang benar-benar dari bank, tentu kamu akan dihubungi menggunakan nomor telepon kantor maupun email yang memang resmi dari bank bersangkutan.

Untuk itu, jika ada yang menghubungi kamu yang mengatasnamakan lembaga tapi tidak menggunakan nomor telepon resmi, sebaiknya jangan langsung dipercaya apalagi sampai langsung mentransfer sejumlah uang. Ada baiknya kroscek terlebih dahulu dengan lembaga yang bersangkutan.

2. Meminta transfer uang ke rekening pribadi

modus penipuan
Minta uang ditransfer ke rekening pribadi. (Shutterstock)

Ciri selanjutnya adalah, si penipu akan meminta kamu untuk melakukan transfer uang ke rekening pribadi. Itu sudah pasti penipuan sih.

Karena jika kamu memiliki utang kartu kredit, tentu saja kamu diharuskan untuk melakukan pembayaran dengan tujuan nomor kartu kredit milikmu itu. Karena biasanya penipu berdalih kalau datamu sudah diserahkan ke pihak ketiga, sehingga kamu tidak bisa melakukan pembayaran langsung ke bank.

Jika kondisinya demikian, sebaiknya kamu mendatangi langsung lembaga, baik bank atau lainnya untuk melakukan pengecekan. Tapi umumnya bank akan sangat membantu nasabah yang ingin melunasi utangnya.

Jadi, jangan sampai kamu memberikan uang hasil kerja keras kamu untuk si penipu ya.

3. Tidak sesuai dengan yang kamu alami

modus penipuan
Keterangan penipu tidak sesuai dengan keadaan kamu. (Shutterstock)

Maksudnya di sini adalah jika cerita si penipu tidak sesuai dengan yang kamu alami. Sebaiknya langsung menutup telepon dibanding harus capek-capek meladeni si penipu.

Biasanya si penipu memiliki semua data kamu bahkan lengkap hingga mengetahui nama ibu kandungmu. Tapi pasti ada yang tak sesuai dengan fakta, karena namanya penipu pasti ada aja salahnya.

Misalnya, si penipu mengatakan kalau kamu memiliki utang kartu kredit dua tahun lalu dengan harapan calon korban lupa dengan utang yang dimiliki. Kemudian si penipu bisa jadi mengatakan bahwa data yang mereka miliki menyebut bahwa kamu sudah bekerja di kantor baru kamu atau tinggal di rumah baru kamu.

Kalau kondisinya seperti itu, tentu kamu sudah tahu kalau itu adalah salah satu modus penipuan.

4. Modus penipuan ini mencegah kamu berurusan dengan pihak lain

modus penipuan
Mencegah kamu berurusan dengan orang lain. (Shutterstock)

Namanya juga menipu, tentu mereka akan melakukan berbagai macam cara agar kamu tidak berurusan dengan pihak lain. Seperti yang dialami Sandra, si penipu memaksa agar Sandra tak perlu menghubungi pihak bank karena berkasnya sudah dipindahkan ke debt collector.

Jika seperti itu kondisinya, tentu kamu harus sangat curiga. Karena jika memang benar itu dari pihak bank, maka mereka akan sangat bersedia mempersilahkan kamu untuk datang ke bank, bukan justru melarangnya.

Nah, itu dia ciri-ciri modus penipuan dan tips yang bisa kamu lakukan agar gak jadi korban penipuan. Ingat, tetap waspada biar kamu gak gigit jari karena uang ludes dibawa lari penipu. (Editor: Ruben Setiawan)