4 Kerugian Menggunakan Knalpot Racing pada Motor Standar

knalpot racing

Sebenarnya gak ada yang salah dengan knalpot racing, karena sejatinya knalpot racing diciptakan untuk meningkatkan torsi dan tenaga motor di lintasan balap. Yang salah hanyalah jika pemilik motor gak paham soal penggunaan knalpot yang satu ini.

Kesalahan terbesar para pemilik motor adalah memasang knalpot racing di motor yang masih standar. Padahal knalpot motor standar jelas sudah dirancang sedemikian rupa sama pabrikan agar kinerja motormu bisa optimal.

Akibatnya, pemasangan knalpot racing di motor yang bukan semestinya itu malah jadi hal yang merugikan. Dan tentunya, kerugian ini bakal berdampak buat kantong dong.

Harga knalpot racing juga gak bisa dibilang murah lho. Untuk merek lokal aja harganya rata-rata sekitar Rp 550 ribu. Secara umum, harganya bisa sampai Rp 2 jutaan.

Jadi sebelum memutuskan pasang knalpot ini di motormu, mending ketahui dulu apa saja kerugiannya yuk!

Putaran mesin jadi kacau

Menurut salah seorang teknisi motor Honda di Jawa Barat, anggapan tentang penambahan tenaga maksimum yang bisa didapat dari knalpot racing tidaklah benar. Hal itu justru bisa membuat putaran mesin menjadi gak stabil.

Knalpot racing adalah knalpot yang digunakan untuk keperluan balap. Yang namanya motor balap, tentu mesinnya sudah di-setting ulang dong sesuai dengan kebutuhannya.

Jika motormu adalah motor bermesin injeksi, tentu ada sensor CO2 di leher dan saluran buang knalpot. Bila kamu mengganti knalpot standar dengan knalpot racing atau free flow, tanpa mengatur Electronic Control Unit (ECU), sensor bakal mengirim sinyal berbeda ke ECU. Akibatnya, putaran mesin bakal kacau.

Jika putaran mesin kacau, maka masalah lain bakal kamu hadapi. Bisa jadi motor jadi cepat panas atau bisa saja jadi menggelitik. Kalau motor masih baru dan mesinnya rusak karena hal ini, yakin masih bisa pakai garansi motormu?

Oleh karena itu, kalau mau ganti knalpot racing, setidaknya kamu mesti mengutak-atik mesin motormu juga, seperti melakukan porting polish terlebih dulu. Kalau gak gitu ya mubazir lah. Sudah mahal beli knalpot racing, eh gak cocok. Mesin malah jadi bermasalah.

Boros BBM

Desakan gas di knalpot racing bisa dikatakan cukup minim, makanya tarikannya enteng. Tapi dorongan piston akan berkurang, dan akibatnya konsumsi BBM pasti meningkat.

Penyakit yang satu ini kadang kurang disadari oleh pemilik motor. Walaupun borosnya gak beda jauh, tapi tetap saja kamu bakal keluar biaya lebih untuk beli BBM. Apa gak sayang tuh duitnya?

Denda Rp 250 ribu atau penjara maksimal sebulan

Aturan mengenai ancaman hukuman ini sudah ada di Undang Undang 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Lebih tepatnya di Pasal 285.

Inti pasal tersebut adalah kalau motormu gak memenuhi persyaratan teknis, sebut saja seperti gak ada spionnya, bunyi klaksonnya aneh, lampu gak nyala, dan knalpot gak standar. Kalau begini, kamu bisa kena denda maksimal Rp 250 ribu atau dipenjara maksimal satu bulan lho.

Makanya, gak usah mencak-mencak kalau tiba-tiba didatengin pak Polisi gara-gara knalpot. Kan kamu juga tuh yang melanggar.

Terancam gak bisa isi bensin di SPBU Pertamina

Pakai knalpot racing gak bisa isi bensin? Ah masa sih?

Pada pertengahan November 2017, beredar kabar di media yang menyebutkan bahwa Pertamina bakal melarang motor dengan knalpot racing atau yang gak standar untuk isi bahan bakar alias BBM.

Kebijakan ini dicetuskan mengingat tragedi kebakaran di Salatiga, yang diakibatkan karena adanya percikan api dari knalpot pelanggan BBM.

VP Fuel Marketing Pertamina Afandi saat itu menjelaskan, “Berdasaran pengalaman selama ini, kalau knalpot tidak standar, waktu di-starter akan muncul bunga api yang sangat membahayakan bagi keselamatan.”

Nah lho, kalau ada kebijakan seperti ini, gimana nih tanggapan bro-sist pengguna knalpot racing? Mau gak mau ngisi BBM-nya di SPBU lain selain Pertamina deh.

So, setelah mengetahui empat kerugian ini, apakah masih ada niat untuk mengganti knalpotmu dengan knalpot racing? Coba dipikir ulang soal risiko finansialnya ya.

Aturan penggunaan knalpot racing

Penggunaan knalpot memang tidak boleh dilakukan sembarangan. Sebab, hal ini sudah ada aturannya.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 07/2009 tentang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor, ambang batas kebisingan yang diperbolehkan adalah 85 desibel untuk kendaraan dengan tipe 80 cc ke bawah.

Sedangkan untuk tipe 80-175 cc, ambang batas kebisingannya maksimal 90 desibel.

Memasang knalpot yang tidak sesuai selain membuat mesin motor jadi cepat rusak juga melanggar aturan hukum sekaligus mengganggu orang lain. Jadi, kalau kamu tidak ingin mendapat hukuman atau sanksi, sebaiknya gunakan knalpot standar saja yang lebih aman dan tidak mengganggu orang lain.

Pakai asuransi, miliki mobil jadi gak tekor. Segini besaran preminya?

Biaya perbaikan mobil itu lumayan besar. Apalagi kalau mobilnya rusak parah, siap-siap aja merogoh kantong dalam-dalam. Untungnya, ada asuransi mobil yang bisa meminimalkan biaya perbaikan kendaraan, bahkan bisa gak bayar sama sekali lho.

Nah, berapa besaran premi asuransi mobil? Cek besarannya dengan Kalkulator Premi Asuransi Mobil dari Lifepal berikut ini.

Buat kamu yang mau tahu lebih banyak tentang asuransi mobil dan topik keuangan lainnya? Lihat pertanyaan populer seputar asuransi dan topik keuangan lainnya di Tanya Lifepal.

FAQ 

Apa saja kerugian menggunakan knalpot racing?

Beberapa kerugian seperti, mesin jadi mudah panas, boros BBM, mendapatkan sanksi dan denda, hingga tidak boleh mengisi BBM di Pertamina karena bisa membahayakan.

Apakah asuransi kendaraan penting?

Penting. Asuransi kendaraan akan meringankan beban finansial kamu saat motor atau mobil kesayanganmu diperbaiki. Biaya-biaya tersebut akan ditanggung oleh pihak asuransi.