Memahami Pendapatan Diterima di Muka dan Realisasinya

pendapatan diterima di muka

Sebagai pelaku bisnis, penting untuk kita memahami arti pendapatan diterima di muka. Penghitungan pendapatan jenis ini berbeda dengan pendapatan pada umumnya.

Tidak jarang, para pelaku bisnis menganggap sama saja mengenai transaksi-transaksi pembayaran barang atau jasa dari pelanggan, baik yang sudah diberikan atau belum.

Padahal, kesalahan pencatatan seperti ini harus dihindari agar tidak menyebabkan kesalahan pada neraca keuangan dan laporan laba rugi perusahaan.

Pengertian pendapatan diterima di muka

Dalam ilmu akuntansi, pendapatan terbagi menjadi dua, yaitu revenue dan pendapatan diterima di muka. Yang dimaksud dengan revenue adalah sejumlah dana, piutang, aset atau bentuk pembayaran lain, yang diterima oleh perusahaan sebagai penyedia jasa atau barang.

Jadi, sudah terjadi timbal balik nilai ekonomis antara kedua pihak.

Sementara itu, pendapatan diterima di muka atau dalam bahasa Inggris disebut dengan prepaid income adalah pemasukan yang diterima perusahaan dari jasa ataupun hasil penjualan barang, namun belum menjadi hak perusahaan sepenuhnya pada periode akuntansi tersebut.

Pada penerapannya, pendapatan diterima di muka dapat dilakukan dalam beberapa periode akuntansi.

Secara sederhana, pendapatan diterima di muka terjadi saat perusahaan menerima uang atau sejumlah pembayaran, namun perusahaan belum memberikan jasa atau barang yang dijual pada pembeli secara penuh dalam periode akunntasi tersebut.

Pendapatan dibayar di muka tidak boleh dicatat dalam periode akuntansi pembayaran diterima, namun dicatat saat jasa atau barang yang telah disepakati telah dilakukan. Pendapatan dibayar di muka tidak dapat langsung dicatat sebagai pendapatan secara umum.

Manajemen perusahaan penting untuk melakukan penyesuaian setiap akhir periode akuntansi melalui jurnal penyesuaian. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk penyesuaian pendapatan diterima di muka.

Pertama, melalui pendekatan neraca maka pendapatan ini ditulis sebagai utang. Kedua, dengan pendekatan pendapatan laba-rugi, dicatat sebagai pendapatan.

Pendekatan pencatatan pendapatan pendapatan diterima di muka

Berikut penjelasan mengenai dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk pencatatan pendapatan diterima di muka.

1. Pendekatan laba-rugi

Pendapatan diterima di muka pada pendekatan laba-rugi akan dicatat sebagai pendapatan dalam jurnal umum. Pencatatan dalam jurnal dilakukan ketika perusahaan mendapatkan pembayaran dari pelanggan.

Misalnya terkait pembayaran sewa rumah selama satu tahun ke depan, maka transaksi dilakukan saat perusahaan menerima uang dari pelanggan. Maka transaksi tersebut dicatat sebagai pendapatan sewa (kredit) dan kas (Db) dengan jumlah yang sama antara keduanya.

Pendapatan sewa di posisi kredit karena telah terjadi penambahan pendapatan, sementara kas di posisi debet karena telah terjadi penambahan kas akhir dari penerimaan uang pelanggan.

2. Pendekatan neraca

Dalam pendekatan neraca, posisi pendapatan diterima di muka dicatat sebagai utang dalam jurnal umum. Misalnya untuk pembayaran sewa rumah selama satu tahun ke depan, maka perusahaan akan mencatatkan dengan rincian, pendapatan diterima di muka/utang pendapatan (kredit) dan kas (debet).

Pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan dikategorikan ke dalam kredit karena terjadi penambahan utang pendapatan. Sementara itu, kas di posisi debet karena terjadi penambahan kas karena penerimaan uang dari pelanggan.

Contoh pendapatan diterima di muka dan pencatatannya

Salah satu contoh yang paling mudah untuk memahami pendapatan diterima di muka adalah pembayaran uang ruangan kerja selama satu tahun ke depan. Pencatatan pendapatan diterima dimuka dibuat dalam jurnal umum dan disesuaikan di akhir periode  dalam jurnal penyesuaian.

Perusahaan mulai menyewakan satu ruangan kepada pelanggan untuk 1 tahun per tanggal 1 Oktober 2019 dengan tarif sewa sebesar Rp12 juta. Pembayaran uang sewa dilakukan secara tunai oleh pelanggan pada tanggal 1 Oktober hingga akhir September 2020.

Pencatatan pendapatan diterima di muka dilakukan tanggal 1 Oktober 2019 dalam jurnal umum dengan pendekatan laba rugi dapat dilakukan sebagai berikut.

DebetKredit
KasRp12.000.000
Pendapatan sewaRp12.000.000

Jurnal penyesuaian perlu dilakukan karena sebagian pendapatan sewa berada di dua periode akuntansi. Pada tahun 2019, pendapatan hanya sebesar Rp 3 juta, sementara Rp 9 juta belum dapat diakui sebagai pendapatan karena perusahaan belum memberikan jasa sewa. Jika dibuat dalam jurnal penyesuaian yang dibuat dengan pendekatan laba-rugi menjadi sebagai berikut.

DebetKredit
Pendapatan sewaRp9.000.000
Pendapatan sewa diterima di mukaRp9.000.000

Sementara itu, jika pendapatan diterima di muka menggunakan pendekatan neraca, maka berikut pencatatan di jurnal umum menjadi sebagai berikut.

DebetKredit
KasRp12.000.000
Pendapatan sewa diterima di muka(utang pendapatan)Rp12.000.000

Jurnal penyesuaian perlu dilakukan pada akhir periode akuntansi 31 Desember 2019 karena sebenarnya saldo pendapatan diterima di muka atau utang pendapatan sampai akhir periode adalah sebesar Rp9 juta, sementara perusahaan mencatat sebesar Rp12 juta pada tanggal transaksi 1 Oktober 2019.

Pencatatan pendapatan diterima di muka dalam jurnal penyesuaian yang dibuat dengan pendekatan neraca sebagai berikut.

DebetKredit
Pendapatan sewa diterima di mukaRp3.000.000
Pendapatan sewaRp3.000.000

Dengan ulasan mengenai pendapatan diterima di atas, termasuk jenis pendekatan dan contohnya, mudah-mudahan kita sebagai pelaku bisnis tidak lagi melakukan kesalahan penghitungan di dalam jurnal keuangan perusahaan.