Penyakit Jantung Koroner dan Biaya Pengobatannya

Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyakit tidak menular yang sangat perlu untuk diwaspadai.

Berdasarkan data WHO, penyakit jantung koroner (PJK) menjadi salah satu penyakit tidak menular yang jadi penyebab kematian tertinggi di dunia.

Penyakit ini membuat 7 juta orang di dunia meninggal dunia pada tahun 2015.

Kemudian data BPJS Kesehatan yang dikutip dari situs Kementerian Kesehatan menunjukkan biaya kesehatan untuk penyakit jantung koroner meningkat dari tahun ke tahun, dengan rincian sebagai berikut:

  • Tahun 2014 PJK menghabiskan dana BPJS sebesar Rp4,4 triliun.
  • Tahun 2016 PJK menghabiskan dana BPJS sebesar Rp7,4 triliun.
  • Tahun 2018 PJK menghabiskan dana BPJS sebesar Rp 9,3 Triliun.
  • Angka ini tentu sangatlah besar dan mengartikan bahwa penyakit jantung koroner tak bisa dianggap remeh.

    Lalu, apa sih sebenarnya penyakit jantung koroner?

    Apa itu penyakit jantung koroner?

    Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

    Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak.

    Arteri koroner sendiri adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung.

    Nah, saat pembuluh darah arteri koroner menyempit, sari makanan dan oksigen sulit dialirkan ke jantung, terutama saat jantung berdetak kencang seperti saat berolahraga.

    Penyakit ini secara klinis ditandai dengan angina alias nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada dan dada terasa tertekan berat ketika sedang kerja berat ataupun berjalan terburu-buru.

    Nyeri dada ini juga dapat disertai dengan sesak napas, mual, keringat dingin, atau rasa mau pingsan.

    Apabila hal ini berlangsung lebih dari 15 menit, kondisi tersebut dikategorikan sebagai serangan jantung.

    Penyebab penyakit jantung koroner

    Biasanya penyakit jantung koroner disebabkan kerusakan dari lapisan dalam arteri, plak kolesterol, dan proses peradangan.

    Kerusakan dari lapisan dalam arteri ini bisa disebabkan:

  • Merokok.
  • Tekanan darah tinggi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Diabetes.
  • Gaya hidup sedenter.
  • Saat plak kolesterol terbentuk makan bisa menyebabkan penyempitan pada arteri koroner dan menurunkan aliran oksigen ke jantung.

    Hal inilah yang bisa menyebabkan nyeri dada.

    Sayangnya, karena pembentukan plak terjadi selama beberapa dekade, kamu mungkin tidak akan menyadarinya sampai benar-benar memberikan gejala klinis berupa nyeri dada tersebut.

    Faktor risiko  

    Risiko penyakit jantung koroner pada seseorang akan meningkat seiring dengan jumlah faktor risiko yang dimiliki dan seberapa seriusnya.

    Berikut ini beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner yang perlu diwaspadai.

  • Semakin bertambah usia, semakin tinggi risiko kamu akan mengalami kerusakan arteri.
  • Pria lebih mungkin untuk mengalami penyakit jantung koroner.
  • Mempunyai anggota keluarga dengan penyakit jantung koroner.
  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi.
  • Kolesterol tinggi.
  • Kebiasaan merokok.
  • Diabetes melitus (kencing manis).
  • Kegemukan (obesitas).
  • Kurang olahraga.
  • Konsumsi alkohol berlebihan.
  • Stres.
  • Waspadai tanda dan gejala penyakit jantung koroner

    Mengetahui gejala penyakit koroner sangat penting sebagai langkah deteksi dini agar bisa mendapat penanganan yang tepat.

    Gejala paling umum dari penyakit jantung koroner adalah angina atau nyeri dada atau rasa tidak nyaman.

    Angina bisa juga terjadi di bahu kiri, lengan, punggung, leher, atau rahang.

    Saat seseorang menderita PJK, maka ia bisa merasakan dadanya berat, sesak napas, tertekan, hingga mati rasa.

    Selain angina, gejala jantung koroner lainnya, yaitu:

  • Sesak napas
  • Detak jantung tidak teratur
  • Jantung berdebar
  • Pusing
  • Mual
  • Lemah
  • Berkeringat
  • Cara mengobati penyakit jantung koroner

    Penyakit jantung koroner adalah sebuah penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

    Hal ini lantaran otot jantung yang rusak oleh serangan jantung tidak dapat tumbuh kembali.

    Namun, meski tidak dapat disembuhkan seperti kondisi jantung normal, penyakit jantung dapat dikendalikan.

    Ada beberapa metode agar risiko penyakit jantung koroner dapat dikendalikan, yaitu:

    1. Mengonsumsi obat-obatan

    Saat terkena penyakit jantung koroner, dokter akan meresepkan obat-obatan, seperti:

  • Pengencer darah untuk mencegah agar tidak terjadi penggumpalan darah. Sebab gumpalan-gumpalan darah yang terbentuk dapat menyumbat pembuluh darah dan menjadi penyebab serangan jantung.
  • Penurun kolesterol (statin) untuk membantu mengeluarkan kadar kolesterol jahat tersebut dari dalam darah sehingga menurunkan risiko terjadinya serangan jantung.
  • Beta blockers yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan detak jantung dan mengurangi tekanan darah.
  • ACE inhibitor yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi, salah satu faktor risiko yang dapat menjadi penyebab penyakit jantung koroner.
  • Nitrat berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah.
  • 2. Pemasangan ring jantung (stent)

    Ring jantung atau stent adalah tabung kecil yang dimasukkan untuk membuka sumbatan pada aliran darah sehingga aliran darah tidak lagi terhambat.

    Kamu akan dianjurkan untuk melakukan pasang ring jantung ketika arteri koroner sudah dipenuhi banyak plak sehingga menghalangi aliran pembuluh darah.

    Dokter biasanya akan melakukan pemasangan ring jantung secara permanen pada pembuluh darah arteri yang menyempit untuk membantunya tetap terbuka.

    Sebagian besar ring jantung yang dipasang sudah dilengkapi dengan obat untuk membantu memaksimalkan fungsinya mempertahankan pembuluh arteri agar tetap terbuka.

    3. Operasi bypass jantung

    Salah satu metode operasi yang juga dapat dilakukan sebagai pengobatan untuk penyakit jantung koroner adalah operasi bypass jantung.

    Tujuannya untuk membantu mengembalikan aliran darah menuju jantung karena aliran darah tidak perlu melewati pembuluh darah yang telah menyempit atau tersumbat tersebut.

    Prosedur operasi bypass jantung yaitu dengan membuat ‘jalan pintas’ dengan memotong pembuluh darah yang terdapat pada bagian tubuh yang lain.

    Kemudian dokter akan menjahitkannya di antara pembuluh darah aorta dan bagian dari arteri koroner di atas pembuluh darah yang tersumbat.

    4. Rehabilitasi jantung

    Rehabilitasi jantung dilakukan saat kamu selesai menjalani operasi. Tujuan rehabilitasi jantung adalah membantu cepat pulih dan melanjutkan aktivitas senormal mungkin.

    Beberapa hal yang dilakukan saat menjalani rehabilitasi jantung, yaitu:

  • Mempelajari cara menangani situasi darurat di masa pemulihan.
  • Mempelajari cara menangani masalah fisik, emosional, atau psikologis yang dapat terjadi setelah diagnosis PJK.
  • Biaya pasang ring jantung sebagai salah satu pengobatan penyakit jantung koroner

    Pemasangan ring jantung atau stent dapat meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit jantung koroner.

    Dibanding operasi bypass koroner, pasang ring jantung jauh lebih tidak invasif dibandingkan operasi bypass sehingga banyak dipilih.

    Selain itu, waktu pemulihan dengan pasang ring jantung juga jauh lebih cepat dibandingkan dengan operasi bypass.

    Lantas, berapa biaya pasang ring jantung? Yuk, simak daftarnya berikut ini.

    Rumah sakitEstimasi awal biaya pasang ring jantung
    Siloam Hospitals Kebon Jeruk JakartaRp29.500.000
    Rumah Sakit Premier Jatinegara JakartaRp65.000.000
    Rumah Sakit Premier SurabayaRp70.000.000

    Bisakah pengobatan jantung koroner ditanggung BPJS?

    Sebagai lembaga publik yang dibiayai negara, BPJS Kesehatan menanggung seluruh layanan medis untuk hampir seluruh penyakit yang ada.

    Salah satunya penyakit jantung koroner.

    Masuk dalam kategori penyakit yang beresiko dan berbiaya tinggi, pengobatan penyakit jantung koroner ternyata mendapat jaminan penuh dari pemerintah melalui program JKN-KIS.

    Misalnya, pemasangan ring jantung yang berfungsi meningkatkan harapan hidup pasien pengidap penyakit jantung akan di-cover BPJS.

    Namun, untuk dapat menikmatinya, ada beberapa tahapan yang harus kamu lewati, yaitu peserta BPJS harus mendatangi faskes tingkat pertama (puskesmas atau klinik) terlebih dulu.

    Dokter di Faskes Tingkat 1 ini akan melakukan pemeriksaan.

    Nah, kalau ditemukan indikasi kamu perlu pemeriksaan laboratorium, dokter kemudian akan memberi rujukan.

    Rujukan dokter inilah yang menjadi rujukan BPJS menanggung biaya berobat kamu.

    Manfaatkan asuransi penyakit kritis untuk atasi mahalnya pengobatan penyakit jantung koroner

    Kalau kamu butuh jaminan finansial yang lebih lengkap dan bisa dapat penanganan medis secepat mungkin tanpa rujukan, jawabannya adalah asuransi kesehatan.

    Namun, lantaran penyakit jantung termasuk dalam penyakit kritis, kamu harus melengkapi diri kamu dengan asuransi penyakit kritis.

    Asuransi penyakit kritis atau asuransi critical illness adalah proteksi keuangan yang memberikan pertanggungan ke nasabah apabila mengalami penyakit kritis.

    Mengingat biaya pengobatan penyakit jantung yang tinggi, asuransi penyakit kritis sangat penting untuk kamu miliki agar tak lagi khawatir soal keuangan.

    Berikut ini daftar penyakit kritis di Lifepal.

  • Asuransi Penyakit Kritis Simas Jiwa
  • Asuransi Penyakit Kritis Cigna
  • Asuransi Penyakit Kritis AXA Mandiri
  • Asuransi Penyakit Kritis Allianz
  • Asuransi Penyakit Kritis Prudential
  • Asuransi Penyakit Kritis Manulife
  • Asuransi Penyakit Kritis AIA
  • Asuransi Penyakit Kritis FWD
  • Asuransi Penyakit Kritis Astra Life
  • Asuransi Penyakit Kritis Sequis Life
  • Buat kamu mau tahu lebih banyak tentang asuransi? Lihat pertanyaan populer seputar asuransi di Tanya Lifepal.

    Cegah penyakit jantung koroner selagi muda, ini caranya

    Selain pentingnya asuransi, kamu tetap diharuskan untuk menghindari faktor pemicu penyakit jantung.

    Sebab jika sudah terlanjur sakit maka pengobatannya akan berlangsung lama.

    Berikut ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan sebagai upaya pencegahan penyakit jantung koroner.

    1. Menerapkan gaya hidup sehat

    Menjalani gaya hidup sehat bisa menjadi pencegahan sekaligus pengobatan penyakit jantung koroner.

    Selain untuk membantu melindungi kesehatan, gaya hidup sehat juga dapat membantu kamu mengurangi risiko masalah jantung.

    Mulailah memilih makanan yang baik untuk jantung, termasuk memerhatikan cara memasaknya.

    Tak hanya porsi dan kandungan dalam makanan, jadwal makan juga perlu diperhatikan agar tidak terbiasa makan berlebihan.

    Atur porsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori.

    Jangan lupa untuk melengkapi gaya hidup sehat kamu dengan olahraga rutin agar lemak-lemak yang sebelumnya tertimbun di dalam tubuh dan membuat pembuluh tersumbat dapat terbakar berkurang.

    2. Hindari stres

    Stres adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan pembuluh darah tersumbat dan oksigen tidak sampai ke jantung.

    Memang stres menjadi hal manusiawi. Namun, kamu diharapkan bisa mengelola stres.

    Kelola stres kamu dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang kamu sukai, seperti berkebun, memasak, atau bernyanyi.

    3. Istirahat yang cukup

    Istirahat yang cukup dan teratur jadi pencegahan penyakit jantung koroner selanjutnya. Kamu harus memastikan memiliki waktu tidur yang cukup.

    Sebab kebiasaan begadang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

    Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa orang yang durasi tidurnya kurang dari 7 jam per malam memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.

    4. Tidak merokok

    Kebiasaan merokok berpengaruh buruk terhadap kesehatan jantung. Kandungan nikotin dalam rokok dapat menyempitkan pembuluh darah. Alhasil, jantung menjadi bekerja lebih keras.

    Selain itu, kandungan karbon monoksida pada rokok dapat mengurangi kadar oksigen dalam darah dan merusak lapisan pembuluh darah.

    5. Rutin melakukan kontrol kesehatan

    Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung, pastikan kamu rutin melakukan kontrol sebagai upaya pencegahan yang tepat.

    Beberapa pemeriksaan rutin yang bisa kamu lakukan, yaitu:

  • Cek rutin kadar kolesterol dalam darah. Sebab kolesterol tinggi adalah salah satu penyebab serangan jantung mendadak.
  • Memeriksa tekanan darah. Umumnya, butuh 1 tahun sekali memeriksa tekanan darah apabila kondisi kesehatan normal. Apabila sudah didiagnosis mengalami penyakit jantung koroner, dokter mungkin akan menyarankan cek tekanan darah tiap 6 bulan kali.
  • Kontrol kondisi gula darah dan diabetes.
  • Tanya jawab seputar penyakit jantung koroner

    Biasanya penyakit jantung koroner disebabkan kerusakan dari lapisan dalam arteri, plak kolesterol, dan proses peradangan.

    Kerusakan dari lapisan dalam arteri ini bisa disebabkan:

    • Merokok
    • Tekanan darah tinggi
    • Kolesterol tinggi
    • Diabetes
    • Gaya hidup sedenter

    Penyakit ini secara klinis akan memiliki dampak seperti terjadinya angina alias nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada dan dada terasa tertekan berat ketika sedang kerja berat ataupun berjalan terburu-buru.

    Nyeri dada ini juga dapat disertai dengan sesak napas, mual, keringat dingin atau rasa mau pingsan. Apabila hal ini berlangsung lebih dari 15 menit, dikategorikan sebagai serangan jantung.

    Penyakit jantung koroner adalah sebuah penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Hal ini lantaran otot jantung yang rusak oleh serangan jantung tidak dapat tumbuh kembali.

    Meski tidak dapat disembuhkan seperti kondisi jantung normal, penyakit jantung dapat dikendalikan salah satunya dengan pemasangan ring jantung.

    Berikut ini beberapa langkah yang bisa kamu lakukan sebagai upaya pencegahan penyakit jantung koroner.

    • Menerapkan gaya hidup sehat
    • Hindari stres
    • Istirahat yang cukup
    • Berhenti merokok
    • Rutin melakukan kontrol kesehatan