Pernikahan Beda Agama: Ini Prosedur dan Rincian Biayanya

pernikahan beda agama

Menikah dengan rekan kerja sudah sah dibolehkan Mahkamah Konstitusi. Tapi gak demikian dengan pernikahan beda agama.

Gugatan terhadap larangan menikah beda agama pernah ditolak pada 2015. Meski begitu, praktik nikah beda agama gak surut.

Pernikahan beda agama memang urusan yang pelik. Gak hanya soal administrasi, perkara duit juga mesti dipikirkan karena pasti biayanya lebih besar daripada nikah seagama.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, perkawinan dianggap sah di mata negara jika dilakukan sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Nah, nikah beda agama gak diatur dalam beleid itu, sehingga disebut terjadi kekosongan hukum. Karena itulah muncul apa yang disebut sebagai “penyelundupan hukum”.

Cara menikah beda agama

Guru Besar Hukum Perdata Universitas Indonesia Profesor Wahyono Darmabrata menjelaskan setidaknya ada empat cara agar bisa menikah beda agama:

  1. Meminta penetapan pengadilan
  2. Kawin menurut masing-masing agama
  3. Tunduk sementara pada salah satu hukum agama
  4. Menikah di luar negeri

Jika kamu hendak menikah beda agama di Indonesia, bisa dipastikan menempuh setidaknya salah satu cara di atas. Dari empat cara itu, jelas biaya terbesar ada di poin keempat.

Cara yang satu ini sering dipakai para artis ibu kota yang hendak melakukan pernikahan beda agama.

Bagaimana dengan biaya? Hitung saja ongkos pesawat pulang-pergi, sewa tempat di luar negeri, bikin acara di sono, sampai akomodasi pribadi dan anggota keluarga.

Itu belum termasuk biaya pengurusan paspor, surat izin, dan berkas-berkas lain yang diperlukan. Juga pesta resepsi saat mudik. Pilihan ini jelas gak akan diambil mereka yang pasang target bujet nikah di bawah Rp50 juta.

Nah berapa pun biaya nikah yang kamu sudah siapkan, jangan lupa dengan asuransi juga ya. Persiapkan asuransi kesehatan keluarga dari sekarang untuk menjamin kamu dan keluarga dari tingginya biaya berobat di rumah sakit.

Menikah dengan meminta penetapan pengadilan

Adapun pilihan yang kerap diambil orang yang hendak melakukan pernikahan beda agama adalah meminta penetapan pengadilan. Sebab, poin nomor 2 dan 3 rentan menimbulkan konflik batin setiap calon mempelai, juga keluarga masing-masing.

Terlebih, pilihan ini punya dasar hukum, yaitu yurisprudensi Mahkamah Agung berupa putusan nomor 1400 K/Pdt/1986. Putusan tersebut antara lain menyatakan kantor catatan sipil boleh melangsungkan perkawinan beda agama.

Karena itu, di sini kita akan bahas prosedur dan biaya nikah beda agama dengan meminta penetapan pengadilan. Untuk diperhatikan, yang dibahas di sini cuma dari sisi hukum ya, bukan secara agama. Begini kira-kira prosedurnya:

  1. Memilih menikah dengan lembaga salah satu agama
  2. Menyiapkan semua berkas yang ditentukan layaknya menikah seagama
  3. Langsungkan pernikahan dengan diresmikan pemuka agama terkait
  4. Minta penetapan pernikahan ke pengadilan negeri setempat dengan bukti surat nikah dari lembaga agama yang bersangkutan
  5. Bawa surat penetapan pengadilan ke kantor catatan sipil untuk diterbitkan akta pernikahan

Simpel, bukan? Iya, kelihatannya begitu. Tapi kalau kamu masih punya pertanyaan atau kendala yang ingin dikonsultasikan, ajukan saja pertanyaanmu kepada pakar kami di Tanya Lifepal.

Biaya-biaya yang diperlukan

Bagian yang paling menguras energi dan tentunya dana adalah tahap keempat. Sebab, kita harus melewati sidang.

Artinya, ada biaya sidang, pengacara, hingga berkas pernikahan dari RT/RW hingga kecamatan yang mesti dibawa ke pengadilan sebagai bukti. Biaya ini bervariasi tergantung wilayah masing-masing.

Adapun pengacara bisa dicarikan pengadilan dengan biaya wajar. Gak perlu sewa Hotman Paris atau Fredrich Yunadi. Setidaknya Rp5 juta bisa keluar untuk biaya-biaya ini.

Untuk diingat, bisa jadi pengurus lembaga agama masing-masing berkukuh menolak pernikahan beda agama. Dalam hal ini, pilihan yang paling masuk akal, tapi mahal, hanya nikah di luar negeri atau pindah domisili.

Coba hubungi lembaga yang bersangkutan dulu sebelum memutuskan untuk menikah beda agama. Urusan agama memang rumit, apalagi di Indonesia.

Yang pasti, dalam menikah diperlukan komitmen jangka panjang. Mau itu pernikahan beda agama atau seagama, yang penting kedua pasangan harus komitmen buat membina rumah tangga.

Pasti gak mau kan udah repot ngurus nikah macam-macam hanya berakhir dengan perceraian? Kalau kayak gini, bukannya makin kaya, menikah malah bisa bikin bangkrut.