Merasa Paling Kaya? Coba Beli 4 Perusahaan Indonesia yang Mahal Ini Kalau Berani

Salah satu perusahaan di Indonesia BCA (Instagram/@goodlifebca)

Jumlah perusahaan di Indonesia udah mencapai jutaan jumlahnya. Dari jumlah sebanyak itu, terdapat sekitar 626 perusahaan yang mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia.

Menariknya, ada beberapa perusahaan di Indonesia yang memiliki nilai jual yang fantastis. Nilai jual perusahaan tersebut bisa dilihat dari kapitalisasi pasarnya yang tercatat dengan jelas dalam website Bursa Efek Indonesia (BEI).

Buat para investor saham, besaran kapitalisasi pasar atau market capitalization menjadi pertimbangan dalam memiliki saham dalam waktu jangka panjang atau long term. Apalagi, saham dibedakan menurut kapitalisasi pasarnya.

Ada saham yang dikategorikan blue chip karena punya kapitalisasi pasar lebih dari Rp 10 triliun. Lalu ada saham second liner yang kapitalisasi pasarnya dari Rp 500 miliar – Rp 10 triliun. Kemudian saham third liner dengan kapitalisasi pasar kurang dari Rp 500 miliar.

Dari ketiga kategori saham tersebut, saham blue chip menjadi saham yang sangat disarankan buat dibeli kalau pengin investasi jangka panjang. Pasalnya, harga saham blue chip lebih stabil dan kerugian yang ditimbulkan terbilang kecil.

Terlebih dengan kapitalisasi pasarnya yang tinggi, kecil kemungkinan ada orang di Indonesia yang mau gelontorkan dana beratus-ratus triliun rupiah buat membelinya.

Emangnya apa aja perusahaan-perusahaan di Indonesia yang kapitalisasi pasarnya besar banget?

Dilansir dari TradingView, berikut ini perusahaan-perusahaan di Indonesia yang bernilai mahal menurut kapitalisasi pasarnya:

1. Bank Central Asia, Tbk. (BBCA)

Promo kartu kredit
BCA (wikipedia)

Bank swasta yang satu ini menjadi perusahaan di Indonesia yang paling mahal. Kapitalisasi pasarnya dilaporkan telah mencapai Rp 676,78 triliun.

Sebanyak 54,94 persen saham bank yang berkode BBCA dimiliki Dwimuria Investama Andalan, yang menjadi bagian dari Grup Djarum. Sementara 44,50 persennya dimiliki publik.

Saat ini jumlah sahamnya telah mencapai 24.408.459.120 lembar. Harga terkini saham BBCA berada di kisaran Rp 27.450 per lembar.

Bank BCA mendaftarkan dirinya di BEI pada 31 Mei 2000. Harga perdana sahamnya waktu itu diperdagangkan di angka Rp 1.400 per lembar. Meski sempat terdampak krisis ekonomi 1998, bank ini membuktikan diri bisa bangkit dan menjadi besar seperti sekarang.

2. Bank Rakyat Indonesia, Tbk. (BBRI)

BRI
BRI (Instagram/@bankbri_id)

Satu lagi bank yang punya nilai jualnya sangat tinggi, yaitu Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Bank yang sahamnya berkode BBRI ini berkapitalisasi pasar sebesar Rp 500 triliun.

Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, saham BBRI pun menduduki peringkat ketiga terbesar se-Asean.

Meskipun bank BUMN ini terdaftar di BEI, kecil kemungkinan Pemerintah Indonesia melepas seluruh sahamnya.

Pemerintah Indonesia memiliki saham BBRI dengan persentase 56,75 persen. Itu berarti Pemerintah Indonesia menjadi pemilik mayoritas saham ini.

Secara keseluruhan, jumlah saham BBRI kini sekitar 123.345.810.000 lembar. Harga sahamnya sendiri per lembar berada di kisaran Rp 4.060.

Dulunya saham BBRI itu dijual dengan harga Rp 875 per lembar. Harga tersebut adalah harga perdana saat pertama kali dijual di BEI pada 10 November 2003.

Buat diketahui, harga saham BBRI pernah berada di angka Rp 15.400 per lembar. Kemudian dilakukan stock split atau pemecahan tahun 2017. Harga sahamnya pun dijual dengan harga Rp 3.000 per lembar setelah dipecah.

3. H.M. Sampoerna, Tbk. (HMSP)

HM Sampoerna

Saham berikutnya, produsen rokok yang menjadi perusahaan di Indonesia yang bernilai tinggi, yaitu H.M. Sampoerna, Tbk. Kapitalisasi pasar perusahaan berkode saham HMSP ini seperti yang diungkap RTI Infokom mencapai Rp 442,1 triliun.

Sebanyak 92,5 persen saham HMSP dikuasai PT Philip Morris Indonesia. Kamu pasti udah tahu kalau Philip Morris merupakan salah satu perusahaan tembakau terbesar di dunia. Perusahaan ini dikenal karena rokok Marlboro yang diproduksinya.

Meski udah berstatus go public, cuma 7,5 persen dari keseluruhan saham yang ditawarkan ke publik. Jumlah seluruh lembar saham HMSP sendiri mencapai 116.318.076.900.

Tercatat di BEI pada 15 Agustus 1990, saham HMSP kini dijual di kisaran Rp 3.800 per lembar. Padahal, dulunya harga saham perdana saham ini sekitar Rp 12.600. Boleh dibilang harga saham ini anjlok terlalu dalam.

Di Indonesia H.M. Sampoerna, Tbk dikenal dengan produk-produknya, seperti Dji Sam Soe, Sampoerna, dan U Mild.

4. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TLKM)

Telkom Indonesia
PT Telkom (infokomputer.grid.id)

Satu lagi perusahaan pelat merah alias perusahaan BUMN yang menjadi perusahaan di Indonesia yang termahal, yaitu Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Perusahaan ini tercatat punya kapitalisasi pasar sebesar Rp 378,42 triliun.

Perusahaan yang punya kode saham TLKM ini sebanyak 51,19 persen dikuasai Pemerintah Indonesia. Sementara 48,81 persen dimiliki publik. Total keseluruhan lembaran saham TLKM mencapai 100.799.996.400.

Berbeda dari Indosat yang sahamnya dilepas Pemerintah Indonesia ke Temasek, perusahaan telekomunikasi ini punya catatan keuangan yang positif. Dari 2008 – 2018, pendapatan Telkom Indonesia terus bertumbuh dan selalu cetak profit.

Wajar aja kalau Pemerintah Indonesia mustahil melepas kepemilikannya atas saham TLKM. Sebab Telkom menjadi BUMN yang menyumbang keuntungan hingga lebih dari Rp 20 triliun per tahunnya.

Harga per lembar saham TLKM saat ini berada di kisaran Rp 3.820 per lembar. Padahal, waktu IPO pada 14 November 1995, saham TLKM dijual dengan harga Rp 2.050 per lembar. Dengan kata lain, harga sahamnya terus meningkat selama 24 tahun.

Dari paparan di atas, kamu udah tahu kan sekarang perusahaan-perusahaan di Indonesia yang kalau dibeli, harganya mahal banget. Angka yang saat ini kamu tahu cuma sementara lho sifatnya.

Ke depan gak menutup kemungkinan bakal berubah dan meningkat seiring naiknya harga saham per lembarnya. Buat kamu yang mulai berinvestasi di pasar modal, semoga informasi di atas bermanfaat ya! (Editor: Chaerunnisa)