Asetnya Ratusan Triliun, Ini Daftar Perusahaan Konstruksi Terbesar di Indonesia
Berminat memiliki saham perusahaan konstruksi? Cukup banyak lho perusahaan konstruksi terbesar di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga per lembar sahamnya pun cukup terjangkau. Dengan modal Rp 100 ribuan, kamu bisa membeli saham perusahaan tersebut.
Kalau melihat dari sektornya, kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan konstruksi menjadi bagian dari kegiatan di sektor jasa. Itu berarti apa yang dikerjakan perusahaan konstruksi masuk dalam sektor tersier dalam kegiatan ekonomi.
Buat informasi aja nih, perusahaan sektor jasa itu sangat banyak. Saking banyaknya, perlu adanya pengklasifikasian perusahaan sektor jasa. Nah, konstruksi ini merupakan bagian dari sektor property, real estate, & building construction yang juga bagian dari sektor jasa.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor-sektor yang dikelompokkan sebagai sektor jasa antara lain sektor Property, real estate, & building construction; Infrastructure, utility, & transportation; Finance; hingga Trade, service, & investment. Dari sektor-sektor tersebut, masih ada lagi pembagian berdasarkan sub sektornya.
Pengin tahu lebih jauh tentang perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI? Lifepal udah membuat ulasannya nih buat kamu. Yuk, disimak.
Apa itu perusahaan konstruksi?
Buat memahami perusahaan konstruksi, ada baiknya mengenal terlebih dahulu pembagian sektor ekonomi berdasarkan kegiatannya. Di atas telah dijelaskan kalau bisnis yang dijalankan perusahaan konstruksi tergolong kegiatan sektor jasa.
Sektor ekonomi sendiri terdiri dari tiga berdasarkan kegiatannya, yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tersier. Ketiga sektor ini saling terkait satu sama lain. Keberadaan sektor primer memunculkan sektor sekunder dan sektor tersier.
Seperti yang dibahas dalam artikel Daftar Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI, sektor primer adalah sektor industri bahan baku dengan kegiatan ekstraksi dan pengumpulan sumber daya alam, seperti pertanian, kehutanan, pertambangan, dan perikanan.
Terus sektor sekunder adalah sektor industri manufaktur yang kegiatannya menghasilkan produk jadi yang dapat digunakan ataupun terlibat dalam konstruksi. Sementara sektor tersier adalah sektor industri jasa yang kegiatannya melakukan pengangkutan, distribusi, dan penjualan barang dari produsen ke konsumen.
Lalu, masuk ke dalam sektor apa perusahaan konstruksi itu? Karena kegiatan perusahaan konstruksi itu merupakan kegiatan jasa, perusahaan konstruksi pun masuk dalam kelompok sektor tersier.
Di BEI perusahaan konstruksi diklasifikasikan sebagai subsektor building construction
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklasifikasikan sembilan sektor saham yang terdaftar. Empat diantaranya merupakan sektor jasa. Sementara lainnya adalah sektor manufaktur dan sektor industri bahan baku.
Keempat sektor jasa yang terdapat di BEI meliputi property, real estate, & building construction; infrastructure, utility, & transportation; finance; hingga trade, service, & investment. Dari keempat sektor jasa tersebut, kamu pasti tahu perusahaan konstruksi masuk ke sektor mana.
Ya, benar banget. Perusahaan konstruksi beroperasi di subsektor building construction. Subsektor ini merupakan bagian dari sektor property, real estate, & building construction bersama dengan sub sektor property & real estate.
Jadi, saat mencari-cari saham perusahaan konstruksi, kamu bisa menemukannya di sektor property, real estate, & building construction yang informasinya termuat di website BEI. Namun, karena jumlah emiten di sektor tersebut banyak, Lifepal telah merangkumnya dalam daftar berikut ini
Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, jumlah perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI itu sangat banyak. Agar memudahkan kamu dalam menemukannya, berikut ini adalah daftar perusahaan yang menawarkan jasa konstruksi berdasarkan jumlah asetnya dan kapitalisasi pasarnya. Kapitalisasi pasar sendiri digunakan sebagai ukuran nilai suatu perusahaan terbuka. Bisa dibilang kapitalisasi pasar merupakan harga jual perusahaan tersebut. Kapitalisasi pasar dihitung dengan rumus harga saham dikalikan jumlah saham yang beredar. Apa aja perusahaan-perusahaan konstruksi yang bisa dibeli sahamnya? Cek yuk daftarnya berikut ini. Dari banyaknya perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI, ternyata empat di antaranya berstatus sebagai perusahaan BUMN. Itu berarti mayoritas saham perusahaan tersebut dimiliki Pemerintah Indonesia. Perusahaan BUMN bisa dikenali dari nama persero yang terdapat di nama perusahaan tersebut. Cuma perusahaan yang dimiliki negara yang boleh memakai nama persero ini. Saat ini jumlah perusahaan BUMN mencapai 115 perusahaan dan sekitar 20 perusahaan telah tercatat di BEI. Sejauh ini bank BUMN menjadi yang terbesar dari sisi aset. Misalnya aja Bank BRI (BBRI) yang memiliki aset sebesar Rp 1.288,20 triliun, Bank Mandiri (BMRI) dengan aset sebesar Rp 1.235,63 triliun, Bank BNI (BBNI) dengan aset Rp 843,21 triliun, dan Bank BTN (BBTN) dengan aset Rp 312,47 triliun. Nah, balik lagi ke perusahaan konstruksi. Berikut ini adalah perusahaan BUMN di subsektor building construction dan pendapatannya selama satu tahun. Nah, itu tadi informasi mengenai perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI beserta besaran asetnya. Ditambah dengan perusahaan BUMN konstruksi mana aja yang juga terdaftar dan pendapatannya dari tahun 2016 hingga 2018. Semoga informasi di atas bermanfaat! (Editor: Winda Destiana Putri).Daftar perusahaan konstruksi yang terdaftar di BEI, apa aja?
Perusahaan konstruksi Aset Kapitalisasi pasar Waskita Karya (Persero), Tbk. (WSKT) Rp 132,57 triliun Rp 21,99 triliun Wijaya Karya (Persero), Tbk. (WIKA) Rp 59,64 triliun Rp 18,84 triliun PP (Persero), Tbk. (PTPP) Rp 53,50 triliun Rp 11,38 triliun Adhi Karya (Persero), Tbk. (ADHI) Rp 31,40 triliun Rp 4,58 triliun Acset Indonusa, Tbk. (ACST) Rp 10,72 triliun Rp 833 miliar Wijaya Karya Bangunan Gedung, Tbk. (WEGE) Rp 5,99 triliun Rp 3,08 triliun Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk. (JKON) Rp 5,06 triliun Rp 8,09 triliun Totalindo Eka Persada, Tbk. (TOPS) Rp 3,48 triliun Rp 19,33 triliun Total Bangun Persada, Tbk. (TOTL) Rp 2,91 triliun Rp 1,5 triliun Nusa Raya Cipta, Tbk. (NRCA) Rp 2,44 triliun Rp 938,59 miliar Superkrane Mitra Utama, Tbk. (SKRN) Rp 1,68 triliun Rp 855 miliar Nusa Konstruksi Enjiniring, Tbk. (DGIK) Rp 1,67 triliun Rp 277,06 miliar Paramita Bangun Sarana, Tbk. (PBSA) Rp 701,18 miliar Rp 441 miliar Cahayasakti Investindo Sukses, Tbk. (CSIS) Rp 446,01 miliar Rp 126,78 miliar Ada empat perusahaan konstruksi yang berstatus perusahaan BUMN, berapa pendapatannya?
Perusahaan BUMN konstruksi Pendapatan 2018 Pendapatan 2017 Pendapatan 2016 Waskita Karya (Persero), Tbk. (WSKT) Rp 48,78 triliun Rp 45,21 triliun Rp 23,79 triliun Wijaya Karya (Persero), Tbk. (WIKA) Rp 31,16 triliun Rp 26,18 triliun Rp 15,67 triliun PP (Persero), Tbk. (PTPP) Rp 25,12 triliun Rp 21,50 triliun Rp 16,46 triliun Adhi Karya (Persero), Tbk. (ADHI) Rp 15,65 triliun Rp 15,16 triliun Rp 11,06 triliun