Mau Ajukan Pinjaman Usaha Biar Gak Ditolak Bank? Lakukan 5 Cara Ini

Tips Pinjaman Usaha (MoneySmart)

Mengajukan pinjaman usaha untuk mengembangkan bisnis kerap kali diperlukan. Keterbatasan modal hingga membutuhkan dana yang cepat menjadi alasan pengusaha membutuhkan pinjaman modal.

Namun demikian, fakta dilapangan pengajuan pinjaman usaha kepada bank maupun lembaga keuangan tidaklah mudah. Diperlukan persyaratan yang lengkap, dan terhindar dari daftar hitam kredit macet yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yakni dikenal BI Checkhing.

Riana Taluki, Country Head of Retail Business Banking HSBC Indonesia mengungkapkan, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengusaha atau pemilik bisnis agar mudah mendapatkan akses pinjaman.

1. Rekening Usaha Terpisah

Salah satu faktor utama diterima atau ditolaknya pengajuan pinjaman usaha adalah kerapian pembukuan keuangan usaha. Selain juga memisahkan rekening antara rekening pribadi dengan rekening usaha.

“Tipsnya itu untuk mendapatkan fasilitas pinjaman usaha yang paling penting itu yang dilihat oleh bank atau financial institution adalah kerapian pembukuan usaha. Biasanya dimulai dari pemisahan rekening,” ujar Riana kepada Lifepal.co.id.

Riana menegaskan, pemisahan merupakan hal mutlak jika ingin bisnis tersebut mendapatkan pinjaman modal usaha.

Hal ini wajib dilakukan agar arus ke perusahaan atau bisnis tidak tercampur dengan rekening pribadi. Sebab jika ini terjadi maka tingkat sehat atau tidaknya bisnis yang dijalankan akan sulit dipantau.

2. Laporan Laba Rugi

Kemudian, faktor kedua adalah disiplin membuat laporan laba rugi setiap bulan. Sebab perbankan akan melihat track record bisnis yang dijalankan atau tidak dengan melihat laporan laba rugi sebuah usaha.

Disamping juga dengan laporan tersebut dapat dilihat dan diukur seberapa besar pinjaman modal yang diperlukan oleh pemilik bisnis.

“Pemisahan rekening untuk masing-masing bisnis itu harus dilakukan dan tentunya disiplin membuat laporan rugi laba. Jadi dari situ kelihatan setiap bulan kalau rutin dilakukan itu kita akan tahu bahwa butuh nggak sih pinjaman modal kerja atau kita mau ekspansi kita butuh investasi berapa pinjamannya,” kata Riana.

3. Kredibilitas Bisnis

Selanjutnya, bukan hanya soal keuangan, kredibilitas usaha juga akan dinilai oleh perbankan sebelum memberikan pinjaman modal.

Kredibiitas ini dilihat dari track record perusahaan dengan mitra bisnisnya seperti supplier bahan baku, maupun dengan lembaga keuangan lainnya.

“Yang penting lainnya adalah menjaga kredibilitas kita terhadap supplier terhadap buyer. Itu wajib karena usaha ini dibangun untuk berjalan panjang bukan cuma sebentar-sebentar terus tutup. Jadi integritas dan membangun kepercayaan itu penting sekali,” terang Riana.

Menurut Riana, saat ini pelaku bisnis mau tidak mau harus memiliki kredibilitas yang baik. Sebab saat ini segala informasi sangat mudah diakses, bahkan hingga informasi transaksi bisnis, pembayaran pajak.

“Semua sudah kelihatan itu tipsnya untuk bisa lebih cepat lebih gampang memudahkan mendapatkan fasilitas akses pinjaman,” paparnya.

4. Usia Usaha Minimal 3 Tahun

Kemudian, dari sisi umur usaha atau bisnis yang bisa amendapatkan akses pinjaman dari bank adalah usaha yang telah berjalan paling minim tiga tahun.

Sebab, jika belum berjalan tiga tahun, bank tidak akan memberikan akses pinjaman modal, karena usia binisasih tergolong singkat dan memiliki risiko yang besar.

“Untuk pinjaman itu minimal usia usahanya harus dilihat pengalaman si peminjam itu harus 3 tahun. Seperti yang sudah kami alami dan kami sudah melakukan riset banyak sekali usaha-usaha berjalan tidak melewati 3 tahun. Jadi 3 tahun itu semacam tipping point kalau dia melewati 3 tahun mungkin akan sustainable-nya lebih terjaga,” jelas Riana.

5. Jangan Gunakan Kredit Konsumsi dan KTA

Riana menambahkan, dalam mencari pinjaman modal sebaiknya jangan menggunakan pinjaman konsumsi. Seperti kartu kredit ataupun kredit tanpa agunan (KTA), sebab biaya dan bunga yang dibebankan cenderung lebih besar, bahkan melebihi margin atau keuntungan bisnis.

“Harus memiliki pinjaman untuk usaha jangan menggunakan pinjaman konsumsi atau KTA untuk membiayai usaha anda itu salah besar. Anda tahu kenapa, karena rata-rata margin untuk usaha antara 10 persen sampai 40 persen dalam satu bulan.

Kalau biaya pinjaman sampai 40 persen juga, margin anda habis, jadi jangan pernah menggunakan pinjaman KTA untuk usaha anda,” ujar Riana.

Tak hanya itu, sebab pinjaman konsumsi juga cenderung memiliki limit pinjaman yang kecil dan bunga yang lebih besar. Sedangkan pinjaman modal usaha limitnya tinggi tetapi bunganya lebih kompetitif.

“Pinjaman bisnis ini biasanya bunganya lebih kompetitif. Kalau ada jaminan lebih bagus, kalau tidak ada jaminan lebih tinggi sedikit. Tapi jangan pernah menggunakan kredit tanpa agunan dan konsumtif karena bunganya tinggi sekali.

Kemudian pinjaman untuk usaha itu limitnya tinggi karena kita hitung dari berdasarkan cash flow, bukan limit yang Rp 1 juta sampai Rp 5  juta,” paparnya.

Sementara itu, Riana mengatakan, pihaknya selaku perbankan juga turut mendorong kemudahan akses pinjaman kepada pengusaha atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Saat ini HSBC memiliki produk yang dapat digunakan bagi pelaku bisnis yang ingin mengembangkan usahanya. Yakni dengan kredit modal kerja dan investasi dengan persyaratan yang mudah dan memiliki bunga kompetitif. Selain juga beberapa fitur yang memudahkan pelaku bisnis dalam menjalankan usahanya.

Sebab, hingga saat ini HSBC telah melayani nasabah selama 154 tahun, dan beroperasi di 65 negara, dengan lebih dari 40 juta nasabah, dan didukung oleh 238 ribu pegawai.

“Produknya itu basic-nya ada dua yaitu pinjaman modal kerja satu lagi adalah investasi dua-duanya untuk usaha dan dua-duanya itu untuk ekspansi usaha,” pungkasnya.

Editor: Ayyi Achmad Hidayah