Pursuit of Happiness, Film yang Ajari Kita Bangkit dari Kebangkrutan

pursuit of happiness

Buat kamu yang udah pernah nonton film Pursuit of Happiness, kamu pasti masih ingat betapa sedihnya cerita film yang dibintangi Will Smith (Chris Gardner).

Buat kamu yang udah nonton maupun belum, gak ada salahnya lho buat bernostalgia. Pasalnya, film yang diperankan aktor Hollywood papan atas yang rating-nya di IMDB mencapai 8 dari 10 bintang ini sudah beredar sejak tahun 2006.

Plus, film ini mengajarkan kita gimana bisa bangkit, bahkan saat benar-benar bangkrut sekalipun. Banyak pelajaran keuangan yang bisa kamu petik dari Pursuit of Happiness alias Pursuit of Happyness.

Bila kondisi seperti ini dialami, kamu bisa mencoba profesi-profesi lain dengan gaji yang cukup menggiurkan dan waktu kerja lebih fleksibel, beberapa contoh di antaranya berbisnis online, dan menjadi agen asuransi. Bahkan, beberapa bisa menghasilkan pendapatan sampai Rp30 juta per bulan!

Sekilas kisah haru di film Pursuit of Happyness

Pursuit of Happyness ber-setting Kota San Francisco, California di tahun 1981. Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata Chris Gardner, seorang pialang saham yang dulunya adalah salesman.

Kisahnya berawal dari Chris Gardner dan istrinya Linda yang tinggal di apartemen kecil bersama satu putra mereka, Christopher. Di usia 30-an tahun, Chris malah menghabiskan seluruh tabungan keluarga buat beli franchise scanner tulang portable.

Produk tersebut emang lebih bagus daripada X-ray namun dokter-dokter yang dia temui menyatakan harganya terlalu mahal. Akibatnya, scanner tersebut malah gak laku. Padahal, Chris punya target buat jual dua unit agar bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.

Di tengah jalan, keluarga tersebut makin terpecah. Sebab, Chris bahkan gak sanggup bayar sewa apartemen tersebut dan memenuhi kebutuhan keluarga. Sementara itu, Linda cuma bekerja sebagai buruh di laundry.

Tagihan-tagihan makin menumpuk yang bikin akhirnya Linda menyerah dan pergi meninggalkan Chris. Awalnya, Linda mau membawa Christopher putra mereka namun gak jadi karena Chris Gardner menahan.

Selepas istrinya pergi, kehidupan Chris makin kacau. Dia diusir dari apartemen dan bahkan mobil satu-satunya tertahan karena gak sanggup bayar parkir.

[Baca: Kesehatan Keluarga Adalah Hal yang Utama, Lindungi Mereka dengan Asuransi Kesehatan Keluarga. Premi Murah Mulai Rp100 ribuan per Bulan]

Cerita berlanjut hingga pertemuan Chris Gardner dengan pialang saham

Hingga akhirnya suatu hari, Chris Gardner bertemu dengan seorang pria yang mengendarai Ferrari merah. Dia bertanya apa pekerjaan orang tersebut sampai bisa punya mobil tersebut. Pria tersebut menjawab bahwa dia adalah seorang pialang saham. Dari situlah, Chris mulai berfokus buat jadi pialang saham.

Chris melamar ke berbagai tempat. Dia pun dapat tawaran magang tanpa dibayar di perusahaan pialang saham bernama Dean Witter Reynolds. Perusahaan tersebut menjanjikan pekerjaan buat anggota magang terbaik. Cuma kasihannya, selama masa magang tersebut, uang Chris semakin menipis.

Chris dan putranya Christopher terpaksa diusir dari rumah sewa mereka. Mereka berdua pun harus tinggal di rumah singgah. Namun sayangnya, buat tidur di sana saja mereka harus antri. Kadang kala mereka gak dapat tempat. Kalau udah gitu, mereka pun terpaksa menggelandang. Chris dan putranya bahkan sempat tidur di toilet stasiun kereta.

Kemiskinan yang dialami oleh Chris inilah yang semakin memotivasi dia buat jadi peserta magang terbaik di perusahaan tersebut. Chris gak menyerah gitu aja! Dia akhir cerita, Chris berhasil jadi peserta magang terbaik dan jadi karyawan di sana.

Kegigihannya buat berusaha pun membuahkan hasil yang luar biasa. Beberapa tahun kemudian, Chris berhasil mendirikan perusahaan pialang sahamnya sendiri yang diberi nama Gardner Rich. Saat itu, dia berani buat jual sebagian sahamnya dan dapat jutaan dolar dari penjualan tersebut. Hal tersebutlah yang akhirnya bikin Chris benar-benar sukses.

Pelajaran keuangan dan kesuksesan dari film Pursuit of Happiness

Dari kisah Chris Gardner ini, kamu bisa dapat beberapa pelajaran penting soal keuangan dan kesuksesan lho.

1. Ada baiknya gak habiskan seluruh uang buat modal usaha

Terjun ke bisnis boleh. Berusaha tentu gak salah. Akan tetapi, ada baiknya buat gak gegabah menghabiskan seluruh uang kamu buat modal usaha tersebut.

Kamu mesti melihat bahwa dalam bisnis tentu bisa terjadi rugi. Hal inilah yang bikin Chris Gardner malah repot sendiri. Sebab, dia terlalu percaya dengan produk yang bakal dia jual tanpa memikirkan kemungkinan rugi.

2. Sisihkan dana darurat minimal enam bulan ke depan

Masih terkait dengan poin pertama, alasan gak habiskan seluruh uang buat modal adalah karena kamu perlu menyisihkan dana darurat. Banyak pakar finansial menyebut, minimal besaran dana darurat adalah sekitar enam kali pengeluaran kebutuhan pokok keluargamu. 

Jadi, kamu minimal harus punya tabungan dengan jumlah enam kali biaya hidup kamu biar cukup aman. Dengan gitu, kamu bisa mencari pekerjaan dengan cukup tenang.

3. Lihat peluang dan mau belajar

Meski Chris Gardner sempat gagal, namun kegigihannya buat bekerja patut dapat acungan jempol. Bahkan, dia gak malu bertanya pada orang lain.

Chris pun mau belajar secara tekun. Bahkan, dia berusaha semaksimal mungkin buat jadi yang terbaik agar diterima kerja. Apalagi, dia punya anak yang harus dia nafkahi. Tentu sebagai ayah, dia gak rela melihat anaknya tidur dalam toilet lagi, bukan?

Kegagalan yang dia alami tersebut jadi motivasi buat sukses di masa depan. Usaha kerasnya pun berbuah luar biasa!

Dari film Pursuit of Happiness ini, kamu bisa ambil pelajaran buat gak menyerah bahkan di masa tersulit sekalipun. Siapa sangka, masa sulit tersebut malah bisa jadi motivasi buat lebih sukses lagi. Seperti Chris Gardner, dia berhasil punya perusahaan sendiri.

Dari seorang salesman yang bisa dibilang gagal, Chris Gardner berhasil jadi pialang saham sukses di Amerika Serikat. Itulah kisah film Pursuit of Happiness yang memiliki pelajaran penting yang bisa kamu petik. 

Ingin tahu lebih banyak tentang kisah sukses lainnya yang bisa dijadikan inspirasi berbisnis? Tanyakan langsung pada ahli bisnis melalui Tanya Lifepal!