Jenis Reksadana, Keuntungan dan Risiko, Plus Cara Kerjanya
Jenis reksadana yang ada di manajer investasi ada empat yaitu reksadana saham, reksadana pendapatan tetap, reksadana pasar uang, dan reksadana campuran. Untuk memilihnya, kamu harus sesuaikan dengan tujuan investasi dan profil risiko investasimu.
Sebelum membahas lebih lanjut, apakah kamu sudah tahu apa itu investasi? Kalau jawaban kamu ya, apakah kamu sudah memahami apa itu reksadana?
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, reksadana adalah wadah mengumpulkan dana masyarakat untuk diinvestasikan ke portofolio efek oleh manajer investasi. Portofolio efek diartikan sebagai surat berharga yang diperjual-belikan seperti saham, obligasi (surat utang), sukuk, deposito, dan lain sebagainya.
Setelah memahami apa itu investasi dan apa itu reksadana, yuk kita bahas jenis reksadana yang ternyata gak cuma empat lho! Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Reksadana pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah salah satu jenis reksadana yang banyak diincar investor, terutama mereka yang belum memahami cara kerja reksadana tetapi menginginkan imbal hasil lumayan tinggi.
Jenis reksadana ini cukup menjanjikan, terutama saat suku bunga deposito turun. Pasalnya, bunga yang dapat diperoleh bisa mencapai di atas 10 persen dalam waktu setahun. Risikonya juga terbilang cukup kecil.
Hal itulah yang membuat orang kini banyak beralih memilih untuk mengalokasikan uangnya ke reksadana pendapatan tetap dibanding deposito. Selain itu, kamu juga bisa menarik uangmu kapan aja, beda dengan deposito yang baru bisa ditarik jika sudah jatuh tempo. Kalau sebelum jatuh tempo, kamu harus siap kena penalti.
1. Pengertian reksadana pendapatan tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang 80 persen dana dialokasikan ke obligasi atau surat utang baik itu pemerintah ataupun swasta. Sisanya, manajer investasi akan menginvestasikannya ke instrumen lain yaitu pasar uang sehingga pergerakannya relatif lebih stabil.
2. Keunggulan dan risiko
Namanya investasi, udah pasti ada keunggulannya yang bawa untung dan risiko yang bisa membuatmu merugi. Demikian reksadana pendapatan tetap. Biar kamu bisa mempertimbangkan dengan baik berikut keunggulan dan risiko dari produk fixed income fund ini!
Keunggulan reksadana pendapatan tetap:
Risiko reksadana pendapatan tetap:
3. Perusahaan yang menjual fixed income fund
Berikut ini beberapa perusahaan manajer investasi yang menjual produk fixed income fund sebagai pertimbangan memilih yang portofolio terbaik!
Nama Reksadana | Manajer Investasi | Yield per Bulan |
Jasa Pendapatan Capital Stabil | Jasa Capital Asset Management | 13,29% |
Simas Income Fund | Sinarmas Asset Management | 8,91% |
Mandiri Investasi Obligasi Nasional | Mandiri Manajemen Investasi | 6,19% |
Manulife Obligasi Unggulan Kelas A | Manulife Aset Manajemen Indonesia | 2,55% |
Simas Pendapatan Tetap Andalan | Sinarmas Asset Management | 2,25% |
Reksadana campuran
Reksadana campuran termasuk salah satu instrumen investasi yang banyak diminati karena dapat memberikan return yang tinggi. Meski begitu, risikonya terbilang menengah alias lebih rendah ketimbang saham tapi lebih tinggi daripada reksadana pendapatan tetap.
Nah, reksadana campuran itu sangat cocok buat para investor yang ingin meraup untung dari pasar saham tapi gak mau kehilangan momentum di pasar obligasi. Selain itu, reksadana campuran juga bisa mengalihkan risiko kerugian saat pasar saham sedang melemah.
Jenis reksadana yang satu ini pas banget buat kamu yang ingin investasi dalam jangka waktu menengah yaitu tiga sampai lima tahun.
1. Pengertian reksadana campuran
Reksadana campuran adalah jenis reksadana yang dananya akan dibagi ke beberapa sektor yaitu di saham, obligasi, dan sisanya di pasar uang. Komposisi reksadana yang disebut hybrid funds ini adalah efek ekuitas serta efek utang (obligasi) yang tidak melebihi 79 persen nilai aktiva bersih.
2. Keunggulan dan risiko
Sesuai karakteristik reksadana campuran, terdapat keunggulan dan tentunya risiko dalam menghasilkan return. Apa saja keunggulan dan risikonya? Berikut ini penjelasannya.
Keunggulan reksadana campuran:
Risiko reksadana campuran:
3. Perusahaan yang menjual reksadana campuran
Berikut ini beberapa perusahaan manajer investasi yang menjual produk hybrid funds sebagai pertimbangan memilih yang portofolio terbaik!
Nama Reksadana | Manajer Investasi | Yield per Tahun |
HPAM Flexi Plus | Henan Putihrai Asset Management | 13,08% |
TRIM Syariah Berimbang | Trimegah Asset Management | 12,6% |
Schroder Dynamic Balanced Fund | Schroder Investment Management Indonesia | 9,46% |
Schroder Dana Kombinasi | Schroder Investment Management Indonesia | 7,88% |
BNP Paribas Spektra | BNP Paribas Asset Management | 7,17% |
Schroder Dana Terpadu II | Schroder Investment Management Indonesia | 7,09% |
Mandiri Investa Aktif | Mandiri Manajemen Investasi | 6,69% |
Reksadana pasar uang
Reksadana pasar uang merupakan reksadana yang paling kecil risikonya dibandingkan reksadana jenis lain. Itu sebab, reksadana ini memberikan imbal hasil paling rendah dibandingkan reksadana pendapatan tetap, reksadana saham, dan reksadana campuran.
Mengapa? Karena 100 persen dana investasi “dibelanjakan” pada instrumen pasar uang yang terdiri atas deposito dan surat berharga dengan jatuh tempo maksimal satu tahun. Lalu, gimana dengan return-nya?
Gak perlu khawatir, memang gak sebesar pendapatan tetap atau saham. Tapi tetap masih besar dibanding deposito yang kini bunganya terus tergerus.
Berbeda dengan deposito yang minimal investasinya sebesar Rp5 juta dan gak bisa seenaknya dicairkan sebelum jatuh tempo. Kalau reksadana pasar uang, kamu udah bisa terjun investasi dengan modal Rp100 ribu aja. Uangnya juga bisa kamu cairkan kapan pun kamu mau.
1. Pengertian reksadana pasar uang
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang 100 persen dananya diinvestasikan ke pasar uang. Pasar uang ini terdiri atas deposito dan surat berharga yang jatuh temponya di bawah satu tahun.
2. Keunggulan dan risiko
Meski imbal hasilnya paling kecil, reksadana ini tetap menawarkan keunggulan dibandingkan reksadana lain. Namun, tetap saja ada risikonya. Berikut ulasannya!
Keunggulan reksadana pasar uang:
Risiko reksadana pasar uang:
3. Perusahaan yang menjual reksadana pasar uang
Berikut ini kinerja beberapa reksadana pasar uang yang memberikan imbal hasil tertinggi pada tahun lalu.
Nama Reksadana | Manajer Investasi | Yield 3 Tahun Terakhir |
PNM Puas | PNM Investment Management | 184,37% |
Mega Dana Kas Syariah | Mega Capital Investama | 36,34% |
Cipta Dana Tunai | Ciptadana Asset Management | 31,73% |
Sucorinvest Money Market Fund | Sucorinvest Asset Management | 22,44% |
Reksadana saham
Reksadana saham paling cocok sama investor yang cukup agresif dalam mengejar imbal hasil. Namun, reksadana ini juga sesuai bagi kamu yang masih ragu berinvestasi langsung pada saham.
Tapi soal return kamu gak perlu khawatir, karena reksadana saham dikenal dengan jenis investasi yang ngasih untung gede, meski begitu risikonya pun juga besar.
Nah, yang jadi salah satu risiko terbesar adalah fluktuasi harga saham yang sekalinya turun bisa mencapai puluhan persen hanya dalam hitungan hari. Tapi sekalinya untung, uangmu bisa menjadi banyak bahkan berlipat-lipat ganda.
1. Pengertian reksadana saham
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang mayoritas dananya dialokasikan ke saham. Komposisi saham yang dibelanjakan biasanya 80 persen dan sisanya ke pasar uang. Namun, risiko reksadana saham lebih rendah dibandingkan investasi langsung ke saham.
2. Keunggulan dan risiko
Saham bisa dibilang instrumen investasi paling berisiko dengan potensi imbal hasil paling besar. Begitupun dalam reksadana. Berikut ini ulasan mengenai keunggulan dan risiko berinvestasi pada reksadana saham.
Keunggulan reksadana saham:
Risiko reksadana saham:
3. Perusahaan yang menjual reksadana saham
Berikut ini beberapa perusahaan dengan produk reksadana saham yang memberikan imbal hasil terbaik pada tahun lalu.
Nama Reksadana | Manajer Investasi | Yield per Tahun |
Avrist Equity-Cross Sectoral | Avrist Asset Management | 9,94% |
TRIM Syariah Saham | Trimegah Asset Management | 9,46% |
Sucorinvest Maxi Fund | Sucorinvest Asset Management | 7,03% |
Sucorinvest Equity Fund | Sucorinvest Asset Management | 6,85% |
HPAM Ultima Ekuitas 1 | Henan Putihrai Asset Management | 6,41% |
Sucorinvest Sharia Equity Fund | Sucorinvest Asset Management | 5,98% |
Batavia Dana Saham Syariah | Batavia Prosperindo Aset Manajemen | 4,63% |
Jenis reksadana syariah, ETF, dan produk lainnya
Selain empat jenis reksadana yang dijelaskan tadi, terdapat reksadana berbasis syariah, Exchange Traded Fund (ETF), dan produk lain yang cara kerjanya mirip reksadana. Apa saja? Berikut ulasannya.
1. Reksadana syariah
Reksadana syariah adalah semua jenis reksadana yang dikelola sesuai prinsip syariat Islam. Kategori ini hadir untuk menjawab kebutuhan investor yang menginginkan hasil investasi maksimal namun tetap sesuai syariat Islam.
Penerapan prinsip syariah dalam pengelolaan reksadana yaitu:
2. Exchange Traded Fund (ETF)
Exchange Traded Fund adalah reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek (dalam hal ini BEI). Secara sederhana, produk yang dikenal dengan singkatan ETF ini adalah gabungan antara unsur reksadana dalam pengelolaan dananya dengan mekanisme saham dalam transaksi jual maupun beli.
Reksadana ini merupakan pengembangan dari jenis reksadana indeks.Prinsip yang hampir sama dengan reksadana indeks, perbedaan utama yang menjadi ciri khas ETF adalah dapat dibeli melalui pasar sekunder melalui pialang/broker. Sementara reksadana indeks dan reksadana konvensional lainnya hanya dapat dibeli melalui manajer investasi langsung.
Sayangnya, likuiditas menjadi kendala produk ini. Itu sebab, hanya ada satu pihak yang disebut dealer partisipan yaitu, anggota bursa efek yang mendapat persetujuan kerja sama dengan manajer investasi penerbit ETF untuk menjadi market maker (pihak yang membeli atau menjual ETF). Tujuan dari jalur distribusi ini adalah menjadikan instrumen ETF ini lebih mudah diperdagangkan (likuid).
3. Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT)
Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) adalah reksadana yang menghimpun dana dari pemodal profesional dan selanjutnya diinvestasikan pada portofolio efek. Portofolio efek yang dimaksud disini tidak terbatas pada instrumen pasar modal atau pasar uang. Cakupan tempat menginvestasikan dana RDPT lebih luas termasuk pembiayaan sektor riil dan infrastruktur.
Lalu, kenapa pemodal atau investor yang bisa terlibat RDPT disebut pemodal profesional?
Alasannya karena investasi pada RDPT tidak sembarangan karena risiko tinggi. Investor yang memiliki kemampuan menganalisis risiko reksadana dan memiliki modal minimum Rp1 miliar baru bisa terlibat dalam reksadana jenis ini.
Selain itu, pihak investor yang terlibat pun dibatasi yaitu maksimal 50 pihak. Hal ini disebabkan investasi yang dilakukan bukan pada pasar uang atau saham, melainkan sektor riil. Publikasi NAB juga hanya dilakukan setiap 3 bulan sekali.
4. Efek Beragunan Aset
Efek Beragunan Aset adalah produk investasi serupa reksadana di mana portofolionya terdiri atas aset keuangan. Investasi yang dikenal dengan istilah EBA ini terdiri atas tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan yang timbul di kemudian hari, efek bersifat utang yang dijamin oleh pemerintah, arus kas di masa mendatang dan lain sebagainya.
Produk investasi ini ditujukan untuk menyediakan salah satu alternatif pendanaan bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan cara sekuritisasi dari Aset Infrastruktur.
Cara kerja reksadana
Cara kerja reksadana tergantung pada manajer investasi. Artinya, investor tidak perlu memikirkan ketika portofolio tengah anjlok karena manajer investasi yang bakal mengurusnya. Dana yang terkumpul dari masyarakat akan dipecah ke beberapa instrumen atau perusahaan melalui verifikasi investasi.
Langkah ini memungkinkan dana kamu mengalami kerugian total jika kondisi perekonomian dan faktor-faktor lain yang memengaruhi tengah kurang baik. Contohnya, ketika reksadana saham dibelikan saham A dan perusahaan tersebut merugi, investasi tetap aman karena terdapat instrumen lain yang dibelanjakan manajer investasi.
Reksadana juga mudah diakses. Hal ini memudahkan kamu menggali informasi terkait reksadana, kesehatan perusahaan, hingga kelebihan dan kekurangan dari reksadana yang bakal kamu pilih.
Cara hitung keuntungan reksadana
Cara menghitung keuntungan reksadana sebenarnya cukup mudah. Terutama bagi kamu yang membelinya secara online. Misalnya di Bareksa.com. Lewat situs ini, kamu sudah bisa menghitung perkiraan keuntungan reksadana yang kamu beli. Caranya?
Cukup login ke akun reksadana kamu. Setelah itu pilih menu Reksadana Online dan Portofolio. Selanjutnya, akan tampil persentase keuntungan reksadana yang telah kamu pilih secara realtime. Mudah, bukan?
Pengin tahu lebih lanjut tentang investasi? Kunjungi laman tim ahli di Tanya Lifepal!
Tips memilih reksadana
Tips memilih reksadana hampir sama seperti berinvestasi di instrumen lainnya. Tentunya, kamu perlu menentukan tujuan investasi agar memilih instrumen yang tepat sesuai jangka waktu dan imbal hasil yang kamu inginkan.
Selain itu, ragam reksadana yang cukup banyak bakal memusingkan investor pemula. Lalu bagaimana menentukan yang terbaik dari berbagai reksadana yang tersedia?
1. Memahami risiko dan imbal hasil
Semua jenis investasi tentunya menawarkan imbal hasil dan ada risiko. Dalam dunia investasi dikenal istilah high risk, high return yaitu risiko tinggi bakal memberikan hasil tinggi pula.
Meski demikian, jangan terburu-buru ingin mendapatkan hasil tinggi dengan menggelontorkan semua uangmu. Sebaiknya, ketahui terlebih dahulu risiko dari masing-masing jenis reksadana yang ada. Pelajari juga cara kerja dan potensi imbal hasil yang bakal kamu terima.
Sekadar contoh, imbal hasil reksadana saham adalah peningkatan nilai reksadana yang mengikuti peningkatan harga saham, meskipun peningkatan tersebut tidak dijamin. Dalam investasi reksadana saham maupun reksadana lainnya, kinerja investasi turut ditentukan manajer investasi yang kamu pilih.
Kamu bisa coba isi Kuis Profil Risiko Investasi dari Lifepal berikut ini untuk mengetahui risikonya:
2. Pertimbangkan biaya investasi
Biaya investasi perlu jadi pertimbangan kamu dalam memilih reksadana. Pada reksadana terdapat sejumlah biaya yang bakal dibebankan kepada investor dan diperhitungkan dalam nilai transaksinya. Beberapa di antaranya adalah:
Sebelum membeli reksadana, ada baiknya kamu bertanya ke manajer investasi tersebut terkait biaya dan persentase yang bakal dikenakan. Bisa saja ada biaya lain yang dikenakan selain tiga biaya yang telah disebutkan tadi.
3. Strategi investasi
Poin ketiga ini juga patut kamu ketahui dan pahami. Biasanya, strategi investasi bakal dijelaskan pada bagian fund fact sheet. Informasi yang paling penting kamu ketahui adalah strategi manajer investasi dalam mengelola dana yang menunjukkan komposisinya.
Contoh pada reksadana saham. Kamu perlu tahu berapa banyak persentase dana kamu yang dibelanjakan ke saham. Lalu, ketahui juga sektor apa saja yang diinvestasikan oleh manajer investasi pilihanmu.
4. Profil manajer investasi
Kamu juga perlu mengetahui rekam jejak manajer investasi yang kamu pilih. Tentunya, gak ada yang mau tertipu oleh manajer investasi kan?
Salah satu cara paling simpel adalah mengecek izin operasional pilihan kamu di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jika sudah terdaftar, manajer investasi tersebut sudah pasti diawasi OJK dalam mengelola dana kamu. Pastikan juga sudah berpengalaman dalam mengelola reksadana.
Tips dari Lifepal! Jika kamu adalah investor pemula, lebih baik bila kamu menerapkan strategi dollar cost averaging yakni melakukan pembelian saham atau reksadana secara rutin per bulan. Cara ini lebih disarankan karena kamu berpotensi mendapatkan average harga yang lebih baik seiring dengan lamanya kamu berinvestasi.
Kebalikan dari dollar cost averaging adalah lump sum, yakni melakukan pembelian instrumen investasi dalam jumlah besar pada sekali waktu. Cara ini lebih riskan terutama bagi kamu yang masih pemula.
Baca artikel Lifepal mengenai lump sum vs dollar cost averaging untuk memahami keunggulan dan kekurangan kedua strategi investasi ini.
Tanya jawab
Jenis reksadana yang umum dikenal masyarakat ada empat yaitu saham, campuran, pendapatan tetap, dan pasar uang. Jenis lain adalah ETF, EBA, dan reksadana syariah.
Keunggulan reksadana saham:
- Potensi keuntungan tinggi, bisa mencapai 20 persen per tahun secara rata-rata.
- Salah satu pilihan terbaik diversifikasi investasi dengan potensi imbal hasil tinggi.
- Nominal investasi terjangkau dibandingkan berinvestasi langsung pada saham.
Cara menghitung keuntungan reksadana sebenarnya cukup mudah. Terutama bagi kamu yang membelinya secara online. Lewat aplikasi online, kamu sudah bisa menghitung perkiraan keuntungan reksadana yang kamu beli.
Cukup login ke akun reksadana kamu. Setelah itu pilih menu Reksadana Online dan Portofolio. Selanjutnya, akan tampil persentase keuntungan reksadana yang telah kamu pilih secara realtime.