Rekomendasi Investasi Jangka Panjang, Menengah dan Pendek Menurut Pakar

Investasi

Investasi sudah jadi rahasia umum menjadi salah satu cara biar punya banyak uang alias menjadi miliarder. Salah seorang miliarder yang sukses berinvestasi ialah Warren Buffett, pemilik harta hingga US$ 81,6 miliar atau sekitar Rp 1.183 triliun.

Karena itu, kini banyak orang mulai berinvestasi. Selain untuk mengamankan kekayaannya, juga dilakukan agar uangnya semakin beranak pinak.

Ditambah, kini udah banyak sekali instrumen yang menawarkan modal kecil, tapi bisa memberikan return besar.

Misalnya, reksadana. Dengan modal Rp 100 ribu, kamu bisa mendapatkan keuntungan hingga jutaan rupiah. Menyenangkan, bukan?

Meski begitu, kamu tentu tahu kalau investasi pasti ada risikonya. Semakin besar risiko, semakin tinggi pula return yang akan kamu dapatkan.

Karena itu, para pakar menyarankan kamu memilih instrumen yang sesuai dengan profil risikomu. Maksudnya, memilih yang risikonya bisa kamu terima.

Kamu juga harus mengetahui jenis apa saja yang menguntungkan sesuai dengan jangka waktunya.

Sekadar diketahui, dalam investasi itu ada tiga jangka waktu yaitu jangka panjang, jangka menengah dan juga jangka pendek.

Ketiga jangka waktu itu menawarkan return dan risiko yang berbeda pula. Untuk pemilihan jangka waktunya juga tergantung dengan tujuan investor, dan jangan sampai salah memilih instrumen kalau gak mau duitmu habis gitu aja.

Misalnya, jika ingin mengumpulkan uang untuk masa depan, berarti kamu disarankan untuk memilih investasi jangka panjang. Sementara itu, jika ingin punya uang di tahun depan buat jalan-jalan, kamu bisa membeli yang jangka pendek.

Pemilihan instrumennya juga harus tepat agar tujuan kamu berinvestasi tercapai. Pasalnya, kalau salah, bukannya untung tapi malah buntung.

Karena itu, MoneySmart ingin memberikan beberapa rekomendasi yang sesuai jangka waktu. Yuk, ikuti pemaparan Ayyi Achmad Hidayah, selaku Personal Finance Advisor berikut:

Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang adalah, waktunya lebih dari lima tahun. Jenis yang satu ini memang ditujukan buat mereka yang tujuan untuk masa depan, misalnya dana pensiun.

Buat kamu yang ingin mengalokasikan dana ke instrumen jangka panjang, ada dua yang direkomendasikan Ayyi, yaitu saham dan properti.

“Instrumen investasi jangka panjang yang paling menguntungkan itu saham jika dilihat dari sektor keuangan. Sedangkan kalau dari sektor riil-nya itu ya properti,” ungkap Ayyi.

“Kalau berani terjun ke saham, berarti udah tahu kalau investasi saham itu baru dapat dilihat keuntungan setelah beberapa tahun mendatang. Jadi, kalau mau dapat return besar, ya harus sabar dan menunggu di atas lima tahun,” sambungnya.

Lebih lanjut, pria yang pernah bekerja di sekuritas salah satu bank BUMN itu menjelaskan mengapa investasi properti senantiasa diminati.

“Sedangkan properti itu pasti udah pada tahu kalau harga tanah selalu naik setiap waktu. Karena lahan semakin sedikit, sementara peminatnya semakin banyak. Hal itulah yang membuat harga properti terus naik. Makanya, banyak orang yang saat dapat rezeki nyicil beli tanah sedikit demi sedikit karena tahu harganya akan naik di beberapa tahun ke depan,” imbuhnya.

Apalagi, kini kamu udah bisa investasi properti dengan modal kecil lewat skema crowdfunding yaitu metode yang tak perlu membeli properti secara utuh melainkan dengan cara patungan. Istilahnya kayak pemegang saham gitu.

Misalnya, harga properti Rp 1 miliar. Dengan berinvestasi minimal satu persen, berarti Rp 10 juta kamu udah bisa memiliki persentase kepemilikan propertinya. Keuntungannya didapatkan dari hasil sewa properti.

Enaknya lagi, kamu juga gak perlu repot tuh mikirin soal perizinan, tenant dan tetek bengek lainnya. Karena semuanya akan diurus perusahaan yang bertindak sebagai fasilitator.

Baca juga: Gaji Pas-pasan! Kamu Tetap Bisa Investasi Setiap Bulan dengan Lakukan Ini 

Investasi jangka menengah

Investasi jangka menengah
Investasi jangka menengah

Investasi jangka menengah adalah, yang dilakukan kurun waktu di bawah lima tahun. Umumnya sih satu hingga lima tahun.

“Instrumen investasi untuk jangka menengah yang tepat itu logam mulia dari sektor riil, dan obligasi kalau dari sektor keuangannya,” ungkapnya.

“Kamu bisa memanfaatkan program tabungan emas di Pegadaian jika ingin investasi emas. Modalnya juga gak gede, cuma beli 0,01 gram aja,” sambungnya.

Pria yang kerap menjadi pembicara di berbagai acara seminar keuangan ini juga memaparkan keuntungan dan kekurangan berinvestasi emas.

“Investasi emas itu gak perlu terlalu lama, karena produksi emas batangan semakin banyak tapi peminatnya berkurang, jadi bisa-bisa harga emas turun. Karena itu cukup lima tahun aja atau saat ingin menjualnya, cek terlebih dahulu berapa harga emas saat itu dan bandingkan dengan harga emas di beberapa bulan sebelumnya,” jelasnya.

Baca juga: Masih Takut Berinvestasi? Coba Baca 7 Buku yang Dibaca Miliarder Dunia

Investasi jangka pendek

Investasi jangka pendek
Investasi jangka pendek

Buat kamu yang ingin mengumpulkan uang di satu atau tahun mendatang, investasi jangka pendek merupakan pilihan tepat.

“Kamu bisa memilih instrumen investasi reksadana dan peer to peer lending. Selain modalnya kecil, keuntungan yang diberikan juga besar,” kata Ayyi.

“Enaknya dari dua instrumen investasi itu adalah, kamu gak perlu pusing mikirin pergerakan harga pasar. Pasalnya, dana yang kamu alokasikan akan dikelola oleh manager investasi yang memang udah ahli dibidangnya,” lanjutnya.

Ayyi kembali menjelaskan peer to peer lending sebagai investor yang memiliki return beragam.

“Sedangkan peer to peer lending itu kamu berlaku sebagai investor yang memberi pinjaman dana. Return-nya beragam, bahkan ada yang berani kasih 30 persen per tahun. Jadi, semakin besar imbal hasilnya, maka semakin besar juga risikonya,” tandasnya.

Itu dia rekomendasi instrumen investasi jangka panjang, menengah dan jangka pendek yang bisa kamu jadikan pilihan. Kalau udah kayak gini, gak perlu takut lagi untuk segera terjun berinvestasi, kan! (Editor: Chaerunnisa)