Sempat Dilarang Jadi Desainer, Begini Lika-liku Karier Robby Tumewu

Robby Tumewu (Instagram)

Aktor senior Robby Tumewu meninggal dunia pada usia 65 tahun, Senin (14/1/2019). Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, aktor sekaligus perancang busana kondang ini memang sudah lama menderita stroke sejak 2010.

Sebagai seorang selebriti, Robby sempat tenar di era 1990-an. Penampilannya yang kocak memang nyaris gak terlupakan. Generasi zaman old pasti paham deh bagaimana lawakan-lawakan almarhum.

Meski piawai melawak, siapa sangka kalau pria kelahiran 4 Desember 1953 tersebut sama sekali gak punya darah seni. Tapi, dia justru bisa sukses dalam dunia tersebut.

Penasaran dengan perjalanan karier dan sepak terjang Robby Tumewu? Simak ulasannya di bawah sini yuk:

Putra karyawan pabrik senjata

Robby Tumewu (Okz)

Berdasarkan informasi dari Wikipedia, ayahanda Robby merupakan seorang karyawan PT Pindad Persero yang bermarkas di Bandung. Sementara itu, ibunya adalah seorang guru Bahasa Jerman.

Namun, Robby kecil memang sudah menunjukkan passion-nya di bidang desain. Terutama desain busana.

Dia gemar menggambar hingga membuat sketsa busana. Selain itu, Robby juga hobi nyanyi hingga main drama.

Ingin berkarier di dunia fesyen, tapi dilarang

Robby Tumewu
Robby Tumewu

Kepiawaian Robby Tumewu merancang busana memang sempat membuatnya terinspirasi berkarier di dunia mode.

Akan tetapi, sang bunda, yaitu Emmy Tumewu justru melarangnya. Pasalnya, Emmy ingin melihat Robby sukses di dunia perhotelan.

Robby pun menyetujui permintaan sang bunda, dan melanjutkan studinya di bidang perhotelan. Alhasil, dia menjadi trainee di Hyatt Hotel tahun 1974 sebelum akhirnya benar-benar terjun ke dunia fesyen.

Pria yang sempat dua kali kena serangan stroke itupun menggelar fashion show bersama temannya dengan modal pas-pasan.

Di tahun 1976, dia juga berhasil jadi asisten perancang Henry Passage hingga memberanikan buka bisnis kecil-kecilan di bidang fesyen.

Hijrah ke Jakarta dan memulai profesi baru

Robby Tumewu (Instagram)
Robby Tumewu (Instagram)

Setelah pindah ke Jakarta, dia mulai mencicipi kesuksesan dalam usahanya di dunia mode. Dia akhirnya mendapat kepercayaan, dan kehormatan menjadi wakil Indonesia dalam berbagai event, dan peragaan busana di manca negara.

Di samping itu, Robby Tumewu juga aktif di Teater Koma. Dan, tanpa disadari, teater itulah yang akhirnya menjadi batu loncatan Robby untuk berkarier di dunia akting.

Diajak main serial bersama Boim

Robby Tumewu (Kpl)
Robby Tumewu (Kpl)

Salah satu orang yang cukup berpengaruh pada kesuksesan Robby di dunia akting adalah pelawak Harry de Fretes atau yang kerap disapa Boim. Dia yang mengajak Robby bergabung di Lenong Rumpi pada tahun 1991.

Berawal dari serial Lenong Rumpi, Robby Tumewu jadi tenar. Dia pun sering muncul di televisi, dan membintangi serial komedi lain.

Sebut saja seperti Keluarga Van Danoe, Flamboyan 108, Cepot dan Copet Kepepet, Oke-Oke Bos, dan Kecil-kecil Jadi Manten. Dari situlah nama Robby makin dikenal masyarakat di Indonesia.

Tampil di film layar lebar tahun 2000-an

Robby Tumewu (IG Bektum)
Robby Tumewu (IG Bektum)

Karier Robby Tumewu di dunia akting semakin cemerlang memasuki tahun 2000. Gak cuma sinetron saja yang dibintanginya, melainkan juga film layar lebar di bioskop.

Beberapa film yang dibintangi sahabat Becky Tumewu itu antara lain, Ca Bau Kan (2002), Belahan Jiwa (2005), Gie (2005), Tri Mas Getir (2008), Laskar Pelangi, dan masih banyak lagi.

Kondisi finansialnya ikut berantakan

Robby Tumewu saat terbaring sakit stroke (Instagram)
Robby Tumewu saat terbaring sakit stroke (Instagram)

Saat jatuh sakit, kepopuleran Robby Tumewu semakin sirna seiring dengan berjalannya waktu. Sempat tersiar kabar di media yang mengungkapkan bahwa Robby terpaksa jual rumah di Cilandak, Jakarta Selatan, untuk biaya berobat.

Bisa dibilang, Robby yang wafat di usia 65 tahun ini memang hidup sendiri. Dia dirawat oleh asistennya yang bernama Sri, mengingat keluarganya banyak yang tinggal di luar negeri.

Seperti itulah perjalanan karier Robby Tumewu dari yang dulu dilarang jadi desainer fesyen, hingga sukses menjadi selebriti.

Pada intinya, kisah beliau mengajari masa depan kita ada di tangan diri sendiri. Terlepas dari rintangan apa yang ada di depan, tapi kalau memang kita niat, pasti bisa menjadi apa yang kita inginkan.

Selain itu, kisah perjalanan hidup Robby juga mengingatkan kita pentingnya asuransi kesehatan dan dana darurat untuk biaya pengobatan.

Kalau sampai hunian harus dijual, gak kebayang tentunya di mana kita akan bertahan hidup di masa yang akan datang. (Editor: Chaerunnisa)