13 Alasan yang Sering Diutarakan Milenial Saat Resign dan Pindah Kerja

Resign kerja

Buat para milenial, resign kerja dan berpindah-pindah kantor bukanlah sebuah pilihan yang diinginkan. Lagipula, siapa juga yang mau?

Namun, pada kenyataannya banyak dari kalangan anak 1980 dan 1990-an itu terpaksa resign karena merasa kurang cocok dengan perusahaan atau jabatan yang diemban. Kira-kira, apa aja sih yang menjadi alasan kaum milenial sering berpindah tempat kerja?

Terdapat beberapa generasi yang termasuk dalam angkatan kerja di Indonesia, yakni Generasi Baby Boomers yang lahir sebelum tahun 1961, Generasi X yang lahir di rentang tahun 1961 sampai 1980.

Sementara itu, Generasi Y atau yang kita kenal dengan Milenial di rentang tahun 1981 hingga 1994 dan yang terakhir, Generasi Z di mana rentang lahirnya di tahun 1995 sampai 2010.

Uniknya, sekitar 80 juta penduduk Indonesia termasuk dalam generasi Y, artinya 1 dari 3 orang merupakan seorang milenial.

Dengan beragam latar belakang itu, terdapat karakteristik tersendiri yang membentuk sifat setiap generasinya dalam dunia kerja. Untuk generasi milenial, ciri khas yang sering ditemui antara lain kreatif, inovatif, butuh apresiasi dan cepat beradaptasi dengan hal baru.

Tapi, bukan cuma sifat positifnya aja yang bisa dilihat, ada sedikit sisi negatifnya juga. Yaitu, gampang terbawa perasaan alias baper dan sering pindah-pindah perusahaan.

Kalau kamu gimana, apakah termasuk salah satunya? Untuk mengetahuinya, inilah lima alasan milenial suka resign kerja dan pindah-pindah perusahaan:

1. Alasan pindah kerja karena cepat bosan

Generasi milenial emang terkenal dengan tingkat aktivitas serta kreativitasnya yang cukup tinggi. Karena itu, kalau mereka mendapatkan lingkungan kerja dengan budaya yang konvensional pasti bakal menemui kendala untuk bisa produktif.

Sebenarnya rasa cepat bosan itu merupakan hal manusiawi yang dirasakan setiap pekerja, dan bisa diatasi dengan cara hang out bersama teman atau menggunakan jatah cuti guna pergi traveling sejenak ke pantai.                      

2. Job desk gak sesuai

Sebelum melamar ke sebuah perusahaan, tentu kita memilih lowongan pekerjaan yang sesuai keahlian dan kemauan. Semua itu dilakukan agar nantinya kita bisa bekerja efisien dan produktif.

Sayangnya, masih ada beberapa perusahaan yang suka melimpahkan satu dua jenis pekerjaan kepada pekerja lainnya, padahal itu bukan merupakan tanggung jawabnya.

Umumnya hal seperti ini dialami pekerja di perusahaan rintisan yang masih memiliki beragam keterbatasan.

Yang bisa dilakukan adalah, kamu bertanya sampai mendapatkan jawaban jelas apakah di kemudian hari kamu gak tertutup kemungkinan mengerjakan pekerjaan di luar job desk yang dimiliki kepada tim HRD atau pihak atasan langsung.

Baca juga: Istri Andre Taulany, Sosialita Papan Atas yang Senang Tampil Glamor dan Berkelas!

3. Rebutan posisi

Menampilkan produktivitas kerja yang baik kepada atasan merupakan hal positif. Apalagi, kalau pencapaian kerja kita sudah melampaui target yang ditentukan pimpinan. Pasti nama kita akan menjadi aset berharga untuk suatu perusahaan.

Yang menjadi permasalahan adalah, ketika kamu harus bersaing dengan teman atau kolega sendiri yang udah dikenal baik secara personal.

Untuk yang udah punya banyak pengalaman mungkin hal semacam ini udah biasa. Tapi, bagi para milenial atau fresh graduate yang baru pertama kali bekerja, butuh proses penyesuaian.

Butuh waktu emang untuk membiasakan hal seperti itu. Tapi, sebaiknya kamu harus bisa membedakan mana yang dunia kerja dan mana yang dunia pertemanan, itu namanya profesionalitas.

4. Karena gaji gak naik-naik

Alasan yang satu ini udah jadi langganan mengapa seorang milenial memilih mencari termpat kerja yang baru. Gak ada salahnya juga mengambil keputusan tersebut kalau emang ada rezeki yang lebih baik di luar sana.

Sebelum memutuskan keluar kerja, cobalah meminta kenaikan gaji kepada pihak terkait. Pasalnya, di beberapa perusahaan ada yang gak menawarkan kenaikan gaji sampai pekerja itu meminta negosiasi sendiri.

Bila performa kerja kamu bagus, kenapa harus takut untuk meminta?

5. Mau cari tantangan baru

Namanya juga anak muda, pasti mereka menginginkan suasana atau tantangan yang baru dari apa yang udah pernah dikerjakan sebelumnya. Ditambah lagi, jika kondisi tempat kerja yang sebelumnya cuma gitu-gitu aja alias gak berkembang.

6. Hubungan kerja sama atasan atau rekan kerja gak lagi mesra 

Jangan kamu pikir di perusahaan tidak ada drama-drama kehidupannya ya. Justru di kantor juga banyak intrik yang sering terjadi, entah berantem sama rekan kerja atau gak sejalan dengan manajemen. 

Nah kondisi seperti ini emang gak enak banget, karena bakal merembet ke kinerja kita di kantor. Itu sebabnya, pertikaian ini sering dijadikan sebagai alasan pindah kerja para milenial. 

7. Jenjang karier yang gak jelas lagi

Orang kerja tentu saja selain mengejar gaji, mereka juga ingin mengejar karier. Setiap pekerja pasti memiliki targetnya masing-masing, dalam berapa tahun ke depan posisi apa yang ingin mereka raih. Target itulah yang memotivasi mereka untuk bekerja lebih giat lagi dan bertahan di satu perusahaan itu. 

Tapi lain halnya kalau mereka merasa sudah tidak dihargai lagi di perusahaan, meski kerja sudah begitu giat. Tidak ada reward yang didapat, apalagi kenaikan pangkat. Dalam waktu dekat, pekerja yang mengalami hal ini bakalan pindah ke perusahaan lainnya. 

8. Ikut pasangan 

Alasan pindah kerja berikutnya yang sering diutarakan adalah ikut pasangan, entah itu suami atau istri. Hal ini wajar karena kalangan milenial sudah berada di tahap fase menjalani kehidupan dengan pasangan. 

Tentu saja, semua orang ingin tinggal bersama dengan pasangannya di satu rumah. Jadi jika kasusnya berjauhan kota, salah satu pihak entah itu suami atau istri bakal mengalah untuk resign dari pekerjaannya dan menyusul pasangannya. 

9. Dapat tawaran menarik dari perusahaan lain 

Kalau dapat penawaran menarik apalagi soal kerjaan, pasti para milenial gak bakal menolaknya! Tawaran menarik itu biasanya berkaitan dengan gaji atau posisi, atau beban kerja baru. 

Penawaran kerja itu sekarang bisa didapatkan dari mana saja, apalagi di era keterbukaan informasi ini. Banyak para pencari tenaga kerja berburu kandidat terbaik di media sosial, seperti LinkedIn. Jadi jangan heran kalau kamu tiba-tiba ditelepon oleh perusahaan meskipun kamu gak pernah memasukkan lamaran. 

10. Ingin pulang ke kampung halaman 

Banyak milenial khususnya dari desa-desa yang merantau ke kota-kota besar untuk mendapatkan pekerjaan. Tapi namanya juga perantau pasti ada kalanya kangen dengan rumah. 

Sayangnya nih beberapa orang ada yang sulit mengobati rasa rindu tersebut. Alhasil, baru beberapa tahun bahkan bulan bekerja, mereka memilih untuk resign dan ingin bekerja di kampung halaman. 

11. Pindah tempat tinggal 

Pindah tempat tinggal juga sering diutarakan sebagai alasan pindah kerja. Kalau alasannya terkait dengan domisili sih, kayaknya kantor bakal memaklumi. Karena gak mungkin dong kamu tetap bekerja di perusahaan tersebut yang berada di Jakarta, tapi rumah pindah ke Bandung, misalnya. 

Meskipun bisa saja menyewa kos-kosan, tapi ada beberapa orang yang tidak bisa tinggal berjauhan dengan keluarganya, karena berbagai alasan. 

12. Melanjutkan pendidikan

Melanjutkan pendidikan juga jadi alasan pindah kerja yang sering kita dengar. Maklum aja, banyak perusahaan yang tidak memiliki waktu yang fleksibel untuk karyawannya yang sedang kuliah. 

Oleh sebabnya, banyak milenial yang memilih untuk pindah kerja yang lebih fleksibel, agar bisa berkuliah, namun juga tidak meninggalkan dunia kerja. 

13. Mau ganti bidang pekerjaan

Ganti bidang pekerjaan bukanlah hal yang baru di kalangan milenial. Hal ini sebagai upaya mencari pekerjaan mana yang terbaik dan menurut mereka paling pas untuk masa depannya. Karena hal inilah banyak yang menyebut kalangan milenial sebagai generasi kutu loncat. Kalau kamu melihat rekan kerjamu beralasan pindah kerja karena pengin ganti profesi jangan kaget ya. 

Itulah 13 alasan mengapa kaum milenial suka resign kerja dan pindah-pindah perusahaan. Buat kamu yang lagi mencari kantor baru, sebaiknya pikirkan masak-masak apakah keputusan itu udah tepat, apa aja keuntungan dan kekurangan yang didapat. Dan, pastikan kamu udah dapat kerja sebelum memilih keluar. Tetap semangat!