Prestasi Shin Tae-yong, Calon Pelatih Timnas yang Dipersiapkan Bawa Indonesia Juara Piala Dunia

Shin Tae-yong, Calon Pelatih Timnas Indonesia (Shutterstock)

Shin Tae-yong disebut-sebut menjadi kandidat terkuat pelatih Tim Nasional (Timnas) senior sepak bola Indonesia yang akan datang. Dirinya bakal menggantikan Simon McMenemy yang baru saja dipecat oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Nantinya pelatih Timnas senior juga akan mengawal Timnas U-20 Indonesia menuju Piala Dunia U-20 2021 yang sedianya akan digelar di Indonesia. Prestasinya yang sukses membawa Timnas Korea Selatan ke panggung Piala Dunia membuat Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan kepincut.

Pria yang kerap disapa Iwan Bule ini bahkan terang-terangan mengaku akan berdiskusi lebih intens dengan Shin Tae-yong disela pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 antara Indonesia lawan Malaysia, di Kuala Lumpur 19 November 2019 mendatang.

Sebenarnya apa saja prestasi Shin Tae-yong hingga digadang-gadang bakal mendatangkan kesuksesan bagi persepakbolaan Indonesia? Karir manajerialnya memang terbilang mengkilap.

Bawa Korea Selatan ke Pentas Dunia

PSSI Ajukan Diri Tuan Tuan Rumah Piala Dunia (Shutterstock)
Piala Dunia (Shutterstock)

Pria kelahiran 11 Oktober 1970 ini mengawali kesuksesannya sebagai pelatih dengan menukangi Seongnam Ilhwa Chunma. Ia berhasil membawa tim besutannya menjadi juara Liga Champions Asia 2010.

Di kompetisi paling elite Asia itu, Shing Tae-yong, menyumbang gelar kedua buat klub yang sekarang bernama Seongnam FC itu di Liga Champions Asia. Sebagai juara Liga Champions Asia, Seongnam lantas berhak bermain di Piala Dunia Antar Klub 2010.

Hasilnya Seongnam di bawah Shing Tae-yong mampu menembus peringkat keempat. Di bawah Inter, TP Mazembe, dan Internacional. Shing Tae-yong juga pernah tercatat sebagai pelatih Timnas U-23 Korea Selatan.

Ketika itu catatan prestasinya adalah membawa Korea Selatan melangkah sampai perempat final Olimpiade 2016 Rio de Janeiro. Sebuah prestasi yang tidak bisa dianggap remeh.

Namun prestasi terbaiknya adalah ketika meloloskan Korea Selatan ke Piala Dunia 2018. Saat itu dalam kualifikasi yang tinggal menyisakan beberapa pertandingan, Shin Tae-yong, menggantikan Uli Stielike yang dipecat. Akhirnya Korea Selatan mampu lolos ke Piala Dunia 2018.

Di Piala Dunia 2018, Korea Selatan pimpinannya tanpa disangka sukses mengalahkan juara bertahan, Jerman. Meski akhirnya gagal membawa juara, namun kiprahnya banyak mendapat apresiasi dari masyarakat negeri ginseng dan dunia.

Siap Tolak Tawaran Mewah Klub Asia

Klub Kaya Asia (Shutterstock).
Klub Kaya Asia (Shutterstock)

Kabarnya, demi mendengarkan tawaran dari Timnas Indonesia dirinya siap menunda tawaran lain dari klub-klub bergengsi di Asia. Seperti dikutip dari Sportal Korea, Shin Tae-yong juga sedang dilirik oleh sejumlah klub Jepang dan China.

“Pelatih Shin Tae-yong sudah bernegosiasi dengan sejumlah klub di J-League dan Liga Super China. Tetapi ia memutuskan untuk mendengarkan tawaran dari PSSI,” kata jurnalis Sportal Korea, Seo Jae-won.

Selain itu, tarif gaji yang dipatok oleh Shin Tae-yong juga disebut sesuai dengan bujet yang dimiliki PSSI. Namun, untuk mendapatkan jasa pelatih berusia 50 tahun itu, PSSI tampaknya harus bersaing dengan tawaran dari peminat lain.

Hasil presentasi dan penilaian PSSI pada 19 November 2019 nanti akan menjadi kunci kepastian kontrak pria bekebangsaan Korea Selatan tersebut. Dirinya juga akan bersaing dengan pelatih berkebangsaan Spanyol Luis Milla Aspas, yang sebelumnya juga sempat melatih Timnas Indonesia.

Dua kandidat ini mengerucut jadi komoditas panas untuk mengisi kursi pelatih Timnas Indonesia. Namun nama terakhir menjadi yang paling mungkin untuk timnas Indonesia karena beberapa kelebihan dan prestasinya seperti diungkapkan diatas.

Shin Tae-yong juga dinilai punya pengalaman memimpin tim nasional di ajang sekelas Piala Dunia.

Karir Sebagai Pesepakbola

Pesepak Bola Berbakat (Shutterstock)
Pesepak Bola Berbakat (Shutterstock)

Selain sukses menjadi pelatih, Shin Tae-Yong juga pernah menjadi pemain sepak bola Korea Selatan dan klub di negaranya. Dirinya bahkan pernah memperkuat klub Queensland Roar dalam kompetisi A-League Australia pada 2005.

Ia pensiun karena masalah pergelangan kaki. Lantas Ia menerima peran asisten pelatih di klub, membantu Miron Bleiberg karena keterampilannya membaca permainan. Dirinya mendapatkan julukan ‘Asian Mourinho’ menurut John Duerden.

Sebelum pindah ke Queensland Roar, dia pernah bergabung dengan klub K-League Seongnam Ilhwa Chunma. Sebelum akhirnya pada 2008 hingga 2012 menjadi manajer. Ia mencatatkan 296 penampilan dan mencetak 76 gol ketika membela Seongnam Ilhwa Chunma.

Sebuah torehan yang bagus dan menasbihkan dirinya menjadi salah satu legenda klub sukses Korea Selatan tersebut. Sementara di Timnas Korea Selatan Dia pernah memperkuat pasukan negeri ginseng dari mulai kelompok umum 17 tahun hingga Timnas senior. Total Ia mencatatkan 34 caps dan membuat 7 buah gol bagi negaranya.