Mengenal Sistem Pengapian Mobil, Bagaimana Cara Kerjanya?

sistem pengapian mobil

Sistem pengapian mobil bisa jadi berbeda tergantung dari pabrikannya. Hal ini sangat berpengaruh pada kinerja mobil agar bisa bertahan lama. 

Adanya sistem pengapian berkaitan erat dengan mesin mobil. Sistem ini mendukung mesin mobil dalam bekerja sebagaimana mestinya agar mobil bisa dipakai untuk berkendara dengan lancar.

Performa sistem pengapian juga sangat bergantung dari primanya sistem kelistrikan mobil.

Macam-macam sistem pengapian mobil

Setiap mobil memiliki metode pengapian yang berbeda, sesuai dengan pilihan pabrikan. Ada beberapa macam sistem pengapian mobil, yaitu:

Sistem pengapian konvensional

Jenis sistem ini melakukan rangkaian pengapian dengan cara mekanis, yaitu mengubah tegangan secara mekanis dengan memutuskan arus primer coil.

Pengapian konvensional merupakan model dasar untuk menciptakan sistem pengapian modern. 

Mobil yang masih menggunakan sistem pengapian konvensional sudah jarang ditemui. Karena, jenis ini kalah dalam segi efisiensi listrik dengan pengapian modern yang umum ditemukan pada mobil saat ini.

Sistem pengapian transistor

Sistem pengapian ini dilakukan menggunakan komponen elektronika dan beberapa komponen mekanis. Pengapian ini menggunakan transistor sebagai pemutus arus primer.

Secara prinsip, sistem ini mirip dengan sistem konvensional, perbedaannya terdapat pada output kumparan primer coil yang terhubung dengan transistor.

Ada dua macam pengapian transistor, yakni:

  1. Tipe semi transistor, yaitu menggunakan kontak poin sebagai pemutus arus basis pada kaki transistor
  2. Tipe fully transistor, yaitu menggunakan sinyal generator yang menggantikan kontak point yang bekerja secara magnetik.

Sistem pengapian Distributor Less Ignition (DLI)

Sistem ini tidak menggunakan komponen distributor tetapi menggunakan dual coil pack atau single coil pack. 

Pada sistem pengapian ini, 1 busi akan terikat dengan 1 coil. Pemutusan arus menggunakan igniter pada coil pack melalui perintah ECM dan bantuan beberapa sensor.

Fungsi sistem pengapian pada mobil

Sistem pengapian memiliki fungsi yang krusial sebagai komponen penunjang performa kendaraan, yaitu:

1. Menciptakan percikan api

Sistem pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin pada langkah akhir kompresi agar dapat menciptakan percikan api sehingga mesin bisa menghasilkan tenaga putarnya.

2. Mengatur waktu pengapian

Sistem pengapian juga berfungsi untuk mengatur waktu pengapian yang tepat di setiap silinder. Waktu pengapian dalam ruang bahan bakar harus diatur pada titik sebelum piston mencapai puncak pada saat kompresi.

3. Mengatur pembagian percikan

Fungsi berikutnya adalah mengatur pembagian percikan api ke setiap silinder mesin mobil

Sistem pengapian harus memastikan setiap silinder telah diberi percikan api tepat waktu sebelum piston mencapai TMA dalam langkah kompresi.

Urutan sistem pengapian mobil

Urutan pengapian mobil disebut juga dengan urutan kabel busi mesin mobil. Urutan ini merupakan tahapan pengaliran arus pada komponen busi mobil pada akhir kompresi. 

Adapun urutan sistem pengapian mobil dituangkan dalam bentuk penomoran silinder pada komponen engine

Urutan pengapian pada mesin 4 silinder adalah angka 1 – 3 – 4 – 2 atau 1 – 2 – 4 – 3. Sementara, untuk mesin 6 silinder adalah 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4.

Komponen sistem pengapian mobil

Setiap sistem pengapian mobil memiliki beberapa komponen di dalamnya. Berikut ini komponen pengapian mobil yang perlu diketahui.

1.   Baterai

Baterai yang biasanya digunakan adalah baterai standar 12V, baik basah maupun kering. Sistem pengapian membutuhkan daya baterai untuk melakukan proses pengapian pertama.

2.   Kunci pengapian

Kunci kontak telah banyak digantikan oleh teknologi canggih menggunakan tombol atau sidik jari. 

Dalam pengapian mobil tua, kunci kontak menjadi saklar pemutus dan penyambung aliran listrik dari baterai ke sistem pengapian.

3.   Kumparan pengapian (Ignition Coil)

Fungsinya adalah mengubah tegangan 12V dari baterai koil pengapian menjadi tegangan minimal 5 kV hingga 25 kV.

4.   Sekring (fuse)

Sekring adalah pelindung rangkaian yang mencegah kerusakan komponen akibat arus berlebihan.

5.   Kontak platina

Komponen ini berfungsi untuk memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan primer sehingga menciptakan induksi listrik pada lilitan sekunder.

6.   Kondensor

Kondensor bertindak sebagai pencegahan terjadinya loncatan bunga api listrik dari breaker point. Simak ulasan mengenai cara cek kondensor platina mobil di artikel Lifepal lainnya!

7.   Rotor

Rotor berfungsi untuk membagi arus listrik ke setiap busi.

8.   Kabel busi

Kabel busi adalah jembatan yang mengalirkan arus tegangan tinggi dari busi. Jumlah kabel busi harus sama dengan jumlah busi.

9.   Busi

Busi merupakan titik terakhir dari arus tegangan tinggi sebelum penyalaan terjadi di ruang bakar. Busi menjadi pemicu percikan api yang terjadi di antara elektroda.

Cara kerja sistem pengapian mobil

Sistem pengapian bekerja dengan memercikan api dalam bahan bakar pada saat mesin dihidupkan. 

Percikan api terbentuk dengan adanya sulutan energi listrik bertegangan tinggi melewati elektroda busi.

Celah pada elektroda busi menjadi tempat terbentuknya percikan api dengan membuat lompatan elektron. Percikan terjadi ketika mobil akan digunakan.

Cara kerja sistem pengapian mobil konvensional

Cara kerja sistem pengapian konvensional dimulai kunci kontak diputar ke posisi ON. Komponen ignition relay dan main relay akan aktif dan menciptakan aliran arus listrik menggunakan daya baterai. 

Arus dari relay mengalir menuju resistor dan kemudian masuk ke primer coil. Dalam ignition coil terdapat dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. 

Ketika kunci kontak posisi ON dan platina menutup, maka arus listrik mengalir ke kumparan primer ignition coil.

Kumparan yang ada pada ignition coil berbentuk lilitan kawat tembaga yang dapat menghasilkan medan magnet ketika dialiri arus listrik. 

Besaran medan magnet tergantung pada banyaknya lilitan dan besar arus yang mengalir.Dalam tahap ini, medan magnet sudah terbentuk pada lilitan primer ignition coil.

Tapi belum ada pemutusan arus karena platina belum bergerak sehingga tidak ada pergerakan medan magnet dan percikan api belum terbentuk.

Ketika kunci diputar ke posisi ST, maka motor starter mobil akan bekerja dan memicu poros engkol untuk berputar. 

Camshaft platina terhubung ke poros engkol mesin, sehingga ketika poros engkol berputar, camshaft juga berputar.

Pemutusan arus terjadi, ketika camshaft menyentuh platina sehingga platina kontak point tidak menempel. 

Rangkaian ini membuat arus primer coil akan terputus secara tiba-tiba dan menciptakan close wave yang bergerak ke lilitan sekunder. 

Tegangan pada lilitan sekunder menjadi naik hingga 20 KV dalam interval yang sangat singkat.

Cara kerja sistem pengapian mobil non-konvensional

Urutan sistem pengapian yang non konvensional, proses kerjanya terjadi pada saat bagian flywheel diputar oleh sistem starter. 

Ketika mesin mulai berputar, rangkaian akan ikut berputar mengikuti RPM mesin. Ketika platina terbuka, arus listrik yang melewati primer koil terputus dan bagian inti memercikan api pada busi.

Pentingnya asuransi kendaraan

Tips dari Lifepal! Kadang, hal sepele seperti memastikan kelayakan sistem pengapian, dapat mengakibatkan mobil mengalami arus pendek dan terbakar. 

Kalau sudah begini, perlu perbaikan yang memakan biaya cukup besar. Bukan hanya kerusakan pada sistem pengapian, kerusakan pada komponen lain di mesin mobil juga bisa saja terjadi secara tak terduga. 

Tentunya, untuk memperbaiki semua kerusakan, kamu perlu mempersiapkan dana yang cukup besar. 

Tapi, ada cara lain agar kamu bisa melakukan perbaikan mobil tanpa harus mengeluarkan uang dari kantong pribadi. Caranya dengan memanfaatkan asuransi mobil.

Dengan asuransi kendaraan, keuanganmu bisa lebih terjaga dan terlindungi. Asuransi akan menanggung biaya perbaikan yang diperlukan, sehingga kamu tidak harus menggunakan tabungan pribadimu.

Cari tahu premi asuransi mobil dengan kalkulator di bawah ini.

FAQ seputar sistem pengapian mobil

Urutan ini merupakan tahapan pengaliran arus pada komponen busi pada akhir kompresi. Urutan sistem pengapian mobil dituangkan dalam bentuk penomoran silinder pada komponen engine.

Urutan pengapian pada mesin 4 silinder adalah angka 1 – 3 – 4 – 2 atau 1 – 2 – 4 – 3. Sementara, untuk mesin 6 silinder adalah 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4.

Asuransi mobil all risk, sesuai dengan namanya, adalah jenis asuransi mobil yang menanggung segala bentuk risiko. Pertanggungan dari jenis asuransi ini lebih komprehensif, karena akan menanggung segala risiko kerusakan mulai dari ringan hingga berat. Bahkan, asuransi ini juga bisa menanggung risiko kehilangan mobil akibat pencurian.