10 Sosok Bos di Balik Perusahaan Raksasa yang Sahamnya Disebut Blue Chip

pria menatap ke luar jendela dari ruangannya di gedung perkantoran

Saham perusahaan dengan kapitalisasi raksasa seringkali disebut dengan istilah saham blue chip. Nah yang namanya perusahaan besar, tentu saja dipimpin dan diawasi oleh sosok yang gak sembarangan.

Pada kesempatan kali ini kita akan mencari tahu siapa pimpinan, yang dalam hal ini adalah presiden direktur atau direktur utama dari sepuluh perusahaan raksasa di Indonesia. 

Kenapa presiden direktur dan bukan komisaris? Karena presiden direktur-lah yang bertugas untuk mengambil keputusan serta memimpin perusahaan ini. Lain halnya dengan komisaris yang tugasnya sebagai dewan pengawas direksi. 

Dengan mengetahui siapa mereka, maka kita pun memiliki bayangan seperti apa manajemen dari perusahaan ini. Gak cuma itu lho, kita juga bisa merasa lega apabila perusahaan ini memang dipimpin oleh orang-orang yang kompeten.

Penasaran dengan para petinggi di perusahaan-perusahaan raksasa ini? Yuk simak ulasannya.

1. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

anthoni salim
Dirut ICBP Anthoni Salim. (firstpacific.com)

ICBP seringkali disebut sebagai saham blue chip yang sangat tahan banting. Maklum saja, ini adalah saham perusahaan consumer goods yang produknya dicintai masyarakat, mungkin termasuk kamu.

Produk yang dimaksud adalah Indomie! Gak heran kalau market cap dari perusahaan ini mencapai Rp 137 triliunan.

Asal kamu tahu, Presiden Direktur ICBP adalah Anthony Salim yang gak lain adalah putra Sudono Salim (Liem Sioe Liong). Pria ini sempat masuk dalam jajaran tokoh pengusaha paling berpengaruh pada tahun 2005.

Salim Group yang didirikan ayahnya, banyak mempunyai hutang hingga senilai Rp 55 triliun saat krisis moneter 1998 pecah. Di situlah kiprah Anthony Salim mulai terlihat. 

Dia pun berupaya melunasi hutangnya dengan cara menjual beberapa perusahaan yang dimilikinya. Beberapa di antaranya adalah PT Indocement Tunggal Perkasa, PT BCA, dan PT Indomobil Sukses Internasional.

Akan tetapi, Anthony gak menjual ICBP dan PT Bogasari Flour Mills yang akhirnya jadi produsen mie instan dan tepung terigu terbesar.

2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Dirut BBNI Achmad Baiquni. (
Dirut BBNI Achmad Baiquni.

BUMN di bidang perbankan ini memiliki kode saham BBNI. Tentunya, saham bank BNI juga merupakan saham blue chip yang masuk ke indeks LQ45. 

Bicara soal direktur utama, BBNI masih dipimpin oleh Achmad Baiquni.

Pria yang sudah menjadi nahkoda BBNI sejak 2015 ini adalah jebolan Universitas Padjajaran. Dia juga memiliki gelar Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina.

Sejatinya, pria ini sudah lama berkarir di bank dengan kapitalisasi pasar Rp 136 triliunan ini. Di tahun 2009, saat menduduki posisi Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, BNI dikabarkan telah mengucurkan Kredit Usaha Rakyat sebesar Rp 26,1 miliar dengan tujuan untuk membentuk keseriusan bank memberdayakan ekonomi masyarakat di Aceh. 

3. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA)

Erwin Ciputra
Dirut TPIA Erwin Ciputra. (candra-asri.com)

Sebagian besar saham TPIA dipegang oleh konglomerat bernama Prajogo Pangestu. Secara garis besar, perusahaan ini adalah perusahaan pemasok petrokimia ke berbagai industri manufaktur.

Presiden Direktur TPIA adalah Erwin Ciputra. Jebolan Wharton School, University of Pennsylvania ini sudah memimpin perusahaan dengan market cap Rp 160 triliun ini, sejak 2007. Namun sebelum menduduki posisi sebagai presdir, Erwin adalah Direktur Keuangan TPIA.

Pria kelahiran 1974 silam ini punya karier yang cukup bergengsi di bidang keuangan. Dia pernah bekerja di JP Morgan, dan TIAA-CREF Asset Management yang berbasis di Amerika Serikat.  

4. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP)

mindaugas trumpaitis
Presdir HMSP Mindaugas Trumpaitis.

Perusahaan rokok yang berbasis di Surabaya ini, dimiliki oleh Keluarga Sampoerna. Namun di tahun 2005, kepemilikannya berpindah tangan ke Philip Morris International (PMI). 

Sekarang kapitalisasi pasar HMSP sendiri mencapai Rp 247 triliunan.

Presiden Direktur HMSP adalah Mindaugas Trumpaitis, seorang warga Lithuania kelahiran 1975 yang lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Klaipeda. Trumpaitis sudah bergabung di Philip Morris International sejak 1998 silam dan sempat menduduki posisi penting di beberapa perusahaan afiliasi PMI di dunia.

5. PT Astra International Tbk (ASII)

prijono sugiarto
Dirut ASII, Prijono Sugiarto

Saham raksasa otomotif yang satu ini seringkali menjadi penentu gerak IHSG. Hal itu disebabkan karena, saham mereka memang kerap dikoleksi oleh investor asing.

Sebagai perusahaan otomotif, ASII memiliki nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 267 triliunan.

Direktur Utama ASII adalah Prijono Sugiarto. Pria yang sudah memimpin ASII sejak 2010 ini, adalah Presiden Komisaris di PT United Tractors Tbk (UNTR) dan PT Astra Honda Motor.

Prijono menyandang gelar Dipl.-Ing. di bidang Teknik Mesin dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman, dan Dipl.-Wirtschaftsing. di bidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum. Di tahun 2014, dia menyabet gelar Asia Business Leader of The Year dari CNBC.

6. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

hermant bakshi
Presiden Direktur UNVR Hermant Bakshi. (Unilever.co.id)

Saham blue chip UNVR baru saja melakukan stock split di awal 2020, dari yang harganya Rp 42 ribu, kini jadi Rp 8 ribuan. Untuk market capnya, nilainya adalah Rp 320 triliun.

Perusahaan consumer goods ini dipimpin oleh Herman Bakshi, seorang warga keturunan India yang sudah bergabung di Hindustan Unilever Limited (HUL) sejak 1989 silam. Sarjana Teknik Kimia dari Indian Institute of Technology ini juga menyandang gelar MBA dari Indian Institute of Management di Ahmedabad.

Selama di HUL, Bakshi menjabat Direktur Eksekutif untuk Home and Personal Care Business, dan Direktur untuk Customer Development.

7. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

royke tumilaar
Dirut BMRI Royke Tumilaar.

Di tahun 2019, posisi Dirut BMRI yang dulu diduduki oleh Kartika Wirjoatmodjo ini resmi digantikan dengan Royke Tumilaar. Hal itu disebabkan karena Kartika ditunjuk menjadi Wakil Menteri BUMN. BMRI sendiri memiliki market cap senilai Rp 360 triliun. 

Royke adalah ekonom ternama yang memperoleh gelar Master of Business Finance di University of Technology Sydney. 

Di awal kariernya di dunia perbankan, Royke adalah analis kredit di Bank Dagang Negara. Usai krisis moneter 1998 pecah, Royke bergabung dengan Bank Mandiri yang terbentuk dari gabungan Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia. 

8. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)

ririek adriansyah
Dirut TLKM Ririek Adriansyah

Siapa yang gak kenal Telkomsel? Raksasa telekomunikasi ini juga merupakan salah satu BUMN. TLKM sejatinya gak cuma melantai di Bursa Efek Indonesia, melainkan juga di New York Stock Exchange. Nilai kapitalisasi pasar dari TLKM sendiri adalah Rp 384 triliun.

TLKM dipimpin oleh Ririek Adriansyah, seorang jebolan Fakultas Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung. Bisa dibilang, Ririek sendiri sudah berkarier di TLKM sejak tahun 1990, namun di tahun 2008, dia baru menduduki posisi direksi di BUMN ini. 

Tepat pada 2008 silam, Ririek menduduki posisi Direktur International Carrier Service PT Telin. Lalu, di tahun 2010 dia menjabat sebagai direktur marketing di perusahaan yang sama. Sebelum akhirnya menjabat sebagai Dirut TLKM, Ririek menduduki posisi Direktur Wholesale & International Service sejak tahun 2011 hingga 2014. 

9. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

sunarso
Dirut BBRI Sunarso.

Saham BBRI juga kerap dikoleksi investor, karena bank yang satu ini adalah bank BUMN dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar yaitu Rp 566 triliun! 

Usai Suprajarto mundur dari posisi dirut, maka Sunarso pun ditunjuk untuk memimpin bank plat merah ini. Siapakah sosok Sunarso?

Pria yang memulai kariernya sebagai analis kredit Bank Dagang Indonesia ini adalah Sarjana Pertanian Agronomi IPB, yang meraih gelar Master of Business Administration di Universitas Indonesia. Sebelum menjabat sebagai Dirut BRI, Sunarso adalah Dirut PT Pegadaian Persero.

Di bawah kepemimpinannya, Pegadaian telah berhasil menerima segelintir penghargaan bergengsi. Di antaranya adalah penghargaan pada ajang BUMN Marketeers Award 2018 yang diprakarsai oleh MarkPlus Inc. 

10. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

jahja setiaatmadja
Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaatmadja.

Bank dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 835 triliun ini dibeli oleh keluarga Hartono dari Salim Group. Saat ini, keluarga Hartono juga merupakan keluarga terkaya di Indonesia.

Perusahaan ini dipimpin oleh seorang bernama Jahja Setiaatmadja. Figur yang lahir dari keluarga tak mampu ini, adalah seorang Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. 

Sebelum di BCA, Jahja ternyata pernah bekerja di PT Kalbe Farma dan Indomobil. Di tahun 1990, Jahja dipindahkan ke BCA yang saat itu masih berada di bawah naungan Salim Group. 

Sewaktu BCA sedang terpuruk akibat krisis 1998, Jahja dipercaya menjabat Direktur tahun 1999 saat BCA berada di bawah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Posisi sebagai direktur terus diembannya hingga ia dipercaya menjadi Wakil Presiden Direktur BCA, lalu Presiden Direktur BCA sejak 2011.

Selama di BCA, Jahja membangun kembali BCA yang sempat kolaps. Beberapa perubahan diperkenalkannya, mulai dari peluncuran mesin ATM hingga penggunaan kartu debit.

Itulah deretan bos dari perusahaan yang sahamnya dikategorikan sebagai saham blue chip. Setelah tahu siapa sosok nahkoda di balik perusahaan ini, tertarikkah kamu membeli saham mereka? 

Gak usah khawatir deh, blue chip tentu baik dikoleksi sebagai investasi jangka panjang. (Editor: Ruben Setiawan)