Patut Dicontoh, Ini 6 Orang Kaya di Indonesia yang Taat Bayar Pajak

Patut Dicontoh, Ini 6 Orang Kaya di Indonesia yang Taat Bayar Pajak

Belum lama ini, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberikan apresiasi kepada enam konglomerat di Indonesia. Hal itu disebabkan karena mereka sangat taat dalam urusan bayar pajak.

Para orang kaya itu dinilai telah membantu Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, dalam mencapai realisasi penerimaan Rp 418,73 triliun.

Penasaran dengan siapa saja mereka? Beberapa nama di bawah ini pasti familiar di telingamu.

1. Arifin Panigoro

Arifin Panigoro (Wikipedia).

Pria ini sempat keluar dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes, tapi akhirnya dia pun kembali lagi dan menduduki posisi ke 46. Total kekayaannya mencapai US$ 655 juta atau Rp 9,3 triliun.

Pembayar pajak terbesar di Indonesia ini adalah seorang pendiri perusahaan migas yang cukup terkenal yaitu, Medco Group.

Pria kelahiran Bandung, 1945 silam itu dikabarkan pernah bekerja sebagai teknisi instalator listrik yang sering blusukan dari rumah ke rumah, saat masih kuliah di ITB. Namun, setelah lulus dia memulai usahanya di bidang pemasangan pipa proyek hingga akhirnya mendirikan Medco.

Inspirasi Panigoro mendirikan Medco adalah karena peristiwa oil boom di tahun 1979 hingga 1980-an. Minyak bumi memang menjadi salah satu komoditas primadona di dunia.

Medco pun terus menggurita hingga saat ini, dan Arifin sudah menyerahkan kepemimpinan perusahaan ini pada adiknya, Hilmi.

2. Alexander Tedja

Alexander Tedja

Taipan properti ini juga dinobatkan sebagai salah satu orang kaya yang sangat taat bayar pajak. Dia merupakan pendiri dari Pakuwon Jati dan menduduki posisi 12 di jajaran orang terkaya di Indonesia.

Total kekayaannya pun mencapai US$ 1,6 miliar atau Rp 22 triliunan.

Crazy rich kelahiran Medan 1945 silam ini, telah mendirikan Tunjungan Plaza, Pakuwon Mall, Pakuwon Trade Center, hingga Royal Plaza. Sementara di Jakarta, Pakuwon Jati mendirikan Blok M Plaza, Gandaria City, hingga Kota Kasablanka.

Baca juga: Setara dengan Harga Mini Cooper, Segini Lho Total Biaya Kuliah Selama 4 Tahun di Jakarta

3. Budi Purnomo Hadisurjo

Optik Melawai

Pria yang satu ini adalah pendiri Optik Melawai. Budi pun masuk ke jajaran orang terkaya di Indonesia juga, dan total hartanya mencapai Rp 3,5 triliunan.

Proses bisnis Optik Melawai hingga jadi perusahaan optik terbesar di Indonesia ini terbilang unik. Tahun 1981, optik tersebut hadir pertama kali di daerah Melawai, Jakarta Selatan, sehingga diberi nama sesuai daerah tersebut. Kini, brand tersebut udah memiliki 300 gerai di banyak lokasi.

Diversifikasi produk yang mereka bikin gak tanggung-tanggung. Perusahaan optik tersebut mendirikan anak perusahaan bernama Visculo Optical Supply. Perusahaan tersebut dibangun sebagai grosirnya optik.

Alhasil, perusahaan ini pun sukses menjadi pemain terbesar di bidangnya.

4. Garibaldi Thohir

Garibaldi Thohir

Dia adalah kakak kandung dari Erick Thohir yang dulu menduduki posisi 16 orang terkaya di Indonesia. Namun saat ini, nama konglomerat yang rajin bayar pajak ini sepertinya terdepak dari posisi 20 besar.

Thohir bersaudara merupakan putra dari konglomerat Teddy Thohir yang sudah berjasa dalam membesarkan Astra. Namun Thohir memilih untuk berbisnis batubara pada saat itu.

Sebelum memegang saham Adaro, pria yang akrab disapa Boy ini mendirikan PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) dengan modal Rp 5 miliar. Kinerja WOM Finance pun melejit, di tahun 2003, BII menawarkan untuk membeli WOM Finance dengan harga US$ 150 juta. Dia pun melepasnya dan saat ini, Boy masih menguasai 30 persen saham perusahaan itu.

Keuntungan dari WOM Finance pun dia investasikan dengan membeli saham Adaro bersama Theodore Permadi Rachmat, Sandiaga Uno, dan mendiang Benny Subianto.

Pada tahun 2008, Adaro melantai di bursa saham dengan mengusung produk andalan yaitu batubara ramah lingkungan. Dan perusahaan ini makin sukses.

Alhasil, dia langsung memborong saham-saham di perusahaan yang dia pimpin agar eksistensinya sebagai pemilik makin kuat.

Baca juga: Siapin Bujet Rp 20 Jutaan! Kamu Bisa Melepas Penat di Pedalaman Tambrauw, Papua Barat

5. Raden Eddy Kusnadi Sariaatmadja

Raden Eddy Kusnadi Sariaatmadja

Pendiri Emtek Group ini sekarang menduduki posisi ke 15 orang terkaya di Indonesia. Hartanya mencapai US$ 1,3 miliar atau Rp 18 triliun.

Apa sih bisnisnya Emtek Group itu? Kamu tahu SCTV, Liputan6, Vidio.com, Indosiar? Perusahaan media itu ada di bawah Emtek Group. So, dia adalah seorang taipan media.

Sebelum turun ke dunia media, Eddy adalah pengusaha di bidang komputer yang menjual produk Compaq (Elang Mahkota Teknologi Komputer). Singkat cerita, di tahun 1997 nama perusahaannya berubah jadi Elang Mahkota Teknologi Indonesia atau Emtek.

Di situlah akhirnya dia membangun, PT Cipta Aneka Selaras. Lalu pada 2001, namanya pun berubah menjadi Surya Citra Media (SCM). Di tahun 2002, stasiun televisi yang dimodali oleh Peter Gontha, Henry Pribadi, Sudwikatmono, Aziz Mochtar, dan Halimah Bambang Trihatmodjo, dia akuisisi.

Dari situlah Eddy mulai serius ke media hingga sekarang.

6. Theodore Permadi Rachmat

Theodore Permadi Rachmat

Wah, pak TP Rachmat juga masuk ke jajaran orang kaya Indonesia yang rajin bayar pajak. Tentu kamu sudah tahu dong siapa beliau?

Mantan bos Astra Group ini, mengawali kariernya sebagai seorang sales. Namun berkat jerih payahnya, dia bisa merasakan menduduki kursi direktur.

Di bawah kepemimpinannya, Astra berkembang pesat. Anak perusahaannya pun kian bertambah di tahun 1989, alhasil Theodore Permadi Rachmat pun diangkat jadi komisaris di tahun 1998 hingga 2000.

Alhasil, dia pun memutuskan untuk mendirikan Triputra Group yang berfokus di bidang agrikultur, manufaktur, perdagangan dan pelayanan, pertambangan, hingga dana pensiun.

Dan saat ini, TP Rachmat tercatat sebagai orang terkaya di Indonesia urutan sembilan! Wow sudah masuk 10 besar ya. Jumlah kekayaannya pun naik hingga US$ 1,7 miliar atau Rp 24 triliun.

Itulah enam konglomerat Indonesia yang taat bayar pajak. Pada intinya, mereka bisa jadi contoh teladan buatmu juga yang mau berbisnis.

Kalau sudah kaya ya salah satu cara buat berkontribusi untuk negara dengan bayar pajak. Toh pajak sendiri adalah sumber pendapatan negara, kalau gak ada pajak apa kabar pembangunan infrastruktur kita. Setuju gak? (Editor: Winda Destiana Putri).